78. Went according to plan

42.7K 7.3K 2.4K
                                    

🔥 chapter ini hanya terdiri dari 1500 kata. Kalian bisa meluncur ke KaryaKarsa untuk membaca versi panjangnya. Di KaryaKarsa terdiri lebih dari 4900 kata. Ada beberapa dialog yang tidak tertuang disini. Meski demikian, sudah Author pastikan tidak akan mengubah alur selanjutnya ☺️

Kenapa sih gak up disini aja!? Kenapa harus di up di KaryaKarsa?? Ya gpp lah ya kalau author pengen di apresiasi dalam bentuk cuan 🥹 dan alasan lain tentu saja karena mengandung mature content 21+ 🫣

🔥 Akun KaryaKarsa : NinsJo
Author TIDAK MEMAKSA kalian ya ☺️
Bagi kalian yang keberatan, dimohon untuk tidak berkomentar buruk. Hanya 4500 rupiah untuk kalian yang penasaran dengan chapter 78 versi panjangnya.

https://karyakarsa.com/NinsJo/chapter-78-went-according-to-plan


Selamat membaca!

Kaisar Arslan berada disalah satu ruangan. Sebuah meja besar berbentuk persegi panjang memenuhi ruangan, dan Kaisar Arslan duduk disalah satu bangku yang mengelilingi meja tersebut. Kaisar Arslan menunggu kedatangan Raja Genio seraya menatap satu persatu lukisan yang terpajang di dinding.

Kaisar Arslan tidak sendiri di dalam ruang tersebut. Panglima Harry berdiri tidak jauh di belakangnya dan prajurit Kerajaan Siria dan juga prajurit Kerajaan Nosea tampak berjaga dibeberapa sisi ruangan.

Satu-satunya pintu disana terbuka, memperlihatkan sosok Raja Genio diikuti beberapa prajurit melangkah masuk ke dalam ruangan. Kaisar Arslan tidak bereaksi apapun kecuali melirik singkat pemimpin Kerajaan Nosea tersebut.

Raja Genio mengambil tempat duduk di seberang Kaisar Arslan tanpa menunjukkan sikap hormat sebagaimana mestinya. "Apa perjalananmu kemari menyenangkan?" Raja Genio terlebih dahulu bersuara, tidak mengindahkan kesopanannya.

"Sebaliknya. Aku merasa gelisah di sepanjang perjalanan karena terus memikirkan calon permaisuriku yang ditawan oleh don juan sepertimu," Kaisar Arslan berkata dengan datar namun sama sekali tidak membual apalagi melebih-lebihkan perkataannya.

Raja Genio terkekeh kecil. "Calon permaisurimu memiliki pesona yang sulit untuk diabaikan. Aku menyukai pembawaan Ziana yang tenang dan tidak gentar sedikitpun meski dia sedang berada di kandang musuh. Ziana adalah wanita yang sempurna. Tangguh, berani, memiliki paras yang indah dan dia wanita yang.....panas."

Kaisar Arslan menatap tajam Raja Genio cukup lama sambil menelaah maksud kata 'panas' yang barusan diucapkan pria itu. Apakah 'panas' yang dimaksud sama halnya dengan menggoda atau menggairahkan? "Aku tidak menoleransi ada pria lain yang memuji wanitaku, apalagi berani tertarik padanya," ucap Kaisar Arslan penuh penekanan.

"Sepertinya kau tipe pria yang posesif," cibir Raja Genio. "Salahkan wanitamu kenapa harus memiliki daya tarik sekuat itu." Lanjutnya.

Raja Genio lantas memberi isyarat pada Marco untuk mendekat.

Marco meletakkan selembar kertas ke hadapan Kaisar Arslan. Kertas tersebut berisi pernyataan bahwa Kerajaan Nosea tidak lagi menjadi bagian Kekaisaran Siriande, pemindahan kepemilikan salah satu wilayah yang saat ini di bawah naungan Kerajaan Siria dan penyerahan 20 peti emas.

"Aku ingin melihat Ziana terlebih dahulu," Kaisar Arslan berkata dengan tenang, begitu pula dengan pembawaannya yang penuh ketenangan.

The Amazing FateWhere stories live. Discover now