52. It seems like

57.2K 10.6K 2.9K
                                    

Selamat malam! Up agak malem karena baru kelar ketik....

Terima kasih untuk yang sudah vote, komen dan spam next dichapter sebelumnya 💕

Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥

SELAMAT MEMBACA!



Langkah kaki Ziana terasa berat ketika mengekori Kaisar Arslan yang mengarah ke peraduan. Sekarang apalagi? Apakah dirinya akan disuruh mandi seperti kemarin? Ziana tidak masalah sekalipun harus mandi 5 jam lamanya. Namun tidak bisakah beliau tidak menebarkan aura mencekam seperti ini?

Kecemburuan serta sikap posesif Kaisar Arslan membuat Ziana frustasi. Pria itu adalah penguasa tertinggi di Kekaisaran, beliau terlalu sering menyelewengkan kekuasan jika menyangkut tentangnya. Menyebalkan.

Kaisar Arslan menghentikan langkah di ambang pintu, menoleh pada Ziana yang justru mengambil tempat di sebelah prajurit yang berjaga di depan peraduannya. "Masuk, Ziana. Ada banyak hal yang perlu kita bicarakan." Suara rendah Kaisar Arslan terdengar dalam.

Sebelum mematuhi perintah Kaisar Arslan, Ziana menghembuskan napas secara kasar. Ia sungguh malas berhadapan dengan Kaisar Arslan yang sedang cemburu. Setelah masuk dan menutup pintu kembali. Ziana membawa langkahnya untuk mendekat pada Kaisar Arslan yang kini sedang duduk di bangku yang berada di tengah ruangan tersebut.

Sebelum memusatkan perhatian sepenuhnya pada Ziana, Kaisar Arslan menuangkan air putih ke dalam cangkir, kemudian meminumnya untuk membasahi kerongkongannya yang terasa kering. "Jelaskan." Ucapnya singkat namun memiliki makna yang sangat luas.

"Saya hanya tidak sengaja bertemu Yang Mulia Raja Dimitri. Selanjutnya kami mengobrol." Jujur Ziana, berkata dalam posisi berdiri tegap.

"Mengobrol berdua di dalam pavilliun?" Kaisar Arslan tentu saja melihat Raja Dimitri dan Ziana keluar dari dalam pavilliun.

Kaisar Arslan padahal sudah memberi peringatan baik pada Ziana atau Raja Dimitri. Tapi keduanya justru mengabaikan peringatannya. Terlebih lagi, Raja Dimitri sepertinya sengaja menyamar demi bertemu dengan Ziana.

Benar bahwa Raja Dimitri dan Ziana masih memiliki hubungan keterikatan. Tidak ada yang salah dengan kebersamaan mereka berdua. Namun tidak bagi Kaisar Arslan. Mereka berdua tidak boleh bertemu secara diam-diam di belakangnya! Mereka berdua tidak boleh mengobrol bersama! Mereka berdua juga tidak boleh saling berinterksi non verbal!

"Kami memang hanya mengobrol, Yang Mulia." Ziana mencoba mengabaikan aura horor yang ditebarkan Kaisar Arslan. Ini jauh lebih buruk karena Kaisar Arslan berprasangka bahwa ia bertemu dengan Raja Dimitri secara sengaja.

"Oh ya?"

"Saya tidak berbohong."

Kaisar Arslan memicingkan mata. "Kau pergi tanpa pamit padaku. Lalu aku harus percaya dengan penjelasanmu?"

"Saya berkata jujur, Yang Mulia. Tadi saya sempat berjumpa dengan Lara, mantan pelayan pribadi saya sebelumnya. Tapi ketika akan kembali, saya tidak sengaja bertemu dengan Yang Mulia Raja Dimitri. Lalu beliau mengajak saya untuk mengobrol." Ziana tidak mengatakan kebohongan karena itulah kebenarannya.

"Bahkan kau selalu menolak saat aku melakukan lebih dari sekedar menciummu. Tapi kau malah membiarkan pria lain menciummu." Ujar Kaisar Arslan membahas apa yang disaksikan oleh mata kepalanya sendiri, yaitu Raja Dimitri mencium Ziana.

The Amazing FateWhere stories live. Discover now