57. Whatever that is

53.6K 10.1K 5.4K
                                    

Terima kasih untuk yang sudah vote, komen dan spam next dichapter sebelumnya 💕

Jangan lupa vote dan ramein komen.

> super duper panjang, 2600 kata untuk chapter ini.

SELAMAT MEMBACA!



Putri Davira merebahkan diri ke ranjang. Ranjang tempat tidur Raja Isaac tentunya, karena saat ini ia berada di peraduan yang ditempati Raja Isaac selama berkunjung di Kerajaan Siria.

"Saya usai dari peraduan Yang Mulia Kaisar. Tapi prajurit yang berjaga berkata jika Yang Mulia Kaisar sedang tidak berada di peraduannya." Tutur Putri Davira, bercerita.

"Yang Mulia Kaisar sedang meninggalkan istana. Aku mengetahuinya dari prajurit yang diutus kemari oleh Yang Mulia Kaisar. Karena beliau memiliki kepentingan, pembicaraan kami diundur nanti malam." Ujar Raja Isaac menyampaikan.

"Pantas saja." Putri Davira sedikit kesal karena sejak pagi hingga sekarang terhitung sudah tiga kali ia mendatangi peraduan Kaisar Arslan. Namun prajurit berkata jika Kaisar Arslan sedang tidak ingin diganggu. Dan sekarang hari sudah sore, ia kembali mendatangi peraduan Kaisar Arslan tapi beliau justru pergi keluar istana.

"Kemarin kau sudah mengobrol berdua dengan Yang Mulia Kaisar, bukan? Apa obrolan kalian mengarah ke hal-hal yang lebih sensitif? Misalnya saja membahas kedekatan kalian di masa lalu." Raja Isaac yang kini duduk di atas ranjang dengan punggung bersandar di kepala ranjang, meletakkan buku yang sebelumnya menjadi perhatiannya, memilih berbincang dengan Putri Davira.

"Saya dan Yang Mulia Kaisar hanya mengobrol ringan." Putri Davira memilih tidak menceritakan pembicaraannya dengan Kaisar Arslan. Terutama perkataan Kaisar Arslan yang tidak lagi tertarik padanya. Ia masih belum menyerah karena ia yakin, Kaisar Arslan pasti akan tertarik lagi padanya.

"Kau harus memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin, Davira. Siapa tau nasibmu sedang beruntung, Yang Mulia Kaisar tertarik padamu kemudian menerimamu sebagai calon permaisuri."

"Di masa lalu, Yang Mulia Kaisar mengabaikan saya begitu saja karena beliau bertunangan dengan Putri Calista. Dan sekarang, akan saya pastikan jika ketertarikan Yang Mulia Kaisar pada saya akan kembali lagi seperti dulu. Saya akan berusaha membuat Yang Mulia Kaisar tidak bisa menolak pesona saya." Putri Davira mengucapkan kalimat panjang barusan dengan pandangan terarah ke langit-langit kamar.

Putri Davira telah mencari tahu informasi mengenai Ziana. Ternyata wanita itu adik dari Jenderal Leon, Jenderal tertinggi di Kekaisaran Siriande dan juga berasal dari keluarga Vinegrast, keluarga salah satu bangsawan di Kerajaan Siria. Meski berasal dari keluarga bangsawan, status Ziana tetaplah lebih rendah dibanding dirinya yang sedari lahir sudah menjadi seorang Putri Kerajaan. Beraninya wanita rendah itu melawan perkataannya dan justru seolah menantangnya!

Ziana menjadi pengawal pribadi Kaisar belum lama ini. Sepertinya dugaannya benar, status prajurit digunakan sebagai kedok. Padahal Ziana hanya berniat menggoda Kaisar Arslan. Kuat dugaan Ziana juga menggunakan ilmu hitam untuk memikat Kaisar Arslan. Bagaimana Putri Davira tidak berpikir demikian, sosok Agung seperti Kaisar Arslan mencemaskan keadaan seseorang yang hanya berstatus sebagai pengawal pribadi. Pasti Ziana telah memanipulasi pikiran Kaisar Arslan dengan menggunakan ilmu hitam.

"Bagus. Gunakan segenap kemampuanmu untuk memikat hati beliau." Raja Isaac tentu saja menaruh harapan besar pada Putri Davira. Andai Putri Davira berhasil menjadi calon permaisuri, itu merupakan hal yang sangat membanggakan serta juga akan menguntungkan bagi Kerajaan Nymaras.

The Amazing FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang