19. Looks like a women

66.4K 10K 1.4K
                                    

Vote dulu yuk sebelum baca. Vote gak butuh waktu lama. Gak lebih dari 5 detik kok, bukan hal sulit...jadi jangan hanya menikmatinya tapi hargai juga jerih payah penulisnya ya ☺️
Dan jangan lupa ramein komen 😙



"Dia mirip sekali dengan perempuan. Bahkan dia lebih menawan dari perempuan asli yang pernah kutemui." Gumam Kaisar Arslan yang tentunya juga didengar oleh Leon.

Leon mengikuti arah pandang Kaisar Arslan yaitu menatap sosok Zion yang kini berjalan menuju tempat tujuannya.

"Pakaian itu sangat pas ditubuhnya. Lalu dadanya....," Kedua tangan Arslan tanpa sadar menyentuh dadanya sendiri, "Apa yang ia gunakan sebagai ganjalan...? Itu terlihat nyata."

Arslan bersungguh-sungguh dengan perkataannya. Lelaki itu memang memukau dengan penampilannya saat ini. Struktur wajah Zion semakin sempurna setelah diberikan polesan. Dan sudah ia katakan bukan, jika postur tubuh Zion mirip sekali dengan perempuan? Pakaiam yang dikenakan Zion saat ini juga tampak memeluk tubuhnya dengan sempurna. Kenapa lelaki itu memiliki keindahan fisik bak malaikat yang turun dari langit?

"Benar, Yang Mulia. Saya juga berpikir demikian." Sebenarnya, Leon hanya menanggapi perkataan melantur Kaisar Arslan dengan asal.

Leon sendiri juga mengakui kecantikan Zion. Tapi meski bagaimanapun, Zion adalah seorang lelaki dan ia tidak mungkin terpesona pada seorang lelaki. Tampaknya Kaisar Arslan sedang kurang sehat karena terpesona pada seorang lelaki.

Arslan lantas tertawa dalam hati. Ia sudah sinting karena mengagumi pengawalnya sendiri. Tepatnya, pengawalnya yang berjenis kelamin lelaki.

*****

"Kenapa terlambat? Padahal yang lain sudah diperintahkan untuk masuk." Ujar seseorang setelah Ziana mengaku jika ia adalah salah satu anak buah Madam Rose yang datang terlambat.

"Aku ketiduran di kereta kuda." Balas Ziana asal-asalan. Ia berkata dengan suara aslinya. Rasanya cukup melegakan bisa bersuara tanpa nada yang diberat-beratkan seperti saat ia menyamar sebagai lelaki.

"Ikut aku." Pria itu memerintah Ziana untuk mengikutinya masuk ke salah satu ruangan.

Ziana mengedarkan pandangan begitu masuk ke dalam. Manusia yang berada dalam ruangan tersebut duduk dibawah dengan beralaskan karpet, perempuan tunasusila duduk disamping pria-pria tersebut. Sebuah meja berbentuk persegi panjang berada ditengah-tengah mereka, di atas meja tersedia beberapa kudapan, cangkir, teko dan beberapa botol yang sepertinya berisi arak.

Pria yang mengantarnya kemari berbicara sopan pada satu manusia yang ada disana, pria itu berkata jika dirinya datang terlambat.

"Kau boleh keluar." Ujar Rhodes pada anak buahnya.

"Baik, Tuan Rhodes." Pria tersebut keluar dari ruangan.

"Kemarilah, duduk disampingku." Perintah pria yang barusan dipanggil Rhodes tersebut.

Pun Ziana mematuhinya, duduk dalam posisi bersimpuh di dekat pria bernama Rhodes tersebut. Pandangannya melirik pada manusia lain disana. Para perempuan tunasusila melayani pria-pria di dekat mereka. Entah itu menuangkan arak ke dalam cangkir, menyuapkan kudapan, dan ada pula perempuan yang bergelayut manja pada majikan mereka seperti monyet.

The Amazing FateWhere stories live. Discover now