18. Deviance

64.9K 10.5K 1.4K
                                    

Jangan lupa Vote dan Komen 👻



Ziana yang berkeinginan masuk ke dalam kamar tidak sengaja melihat sosok Haris. Kebetulan Haris usai berjaga dilantai tiga dan ingin kembali ke barak karena jam tugasnya telah selesai.

"Kau benar-benar beruntung bisa menjadi pengawal pribadi dan menempati kamar dilantai yang sama dengan Yang Mulia." Ujar Haris begitu masuk ke dalam kamar Zion.

"Tapi keberuntunganmu sepadan dengan kemampuan yang kau miliki. Hampir semua prajurit membicarakanmu, tentang kesigapanmu mengamankan Yang Mulia saat terjadi serangan, dan saat kau beradu pedang dengan Jenderal Leonard." Lanjut Haris.

"Oh ya...? Aku tidak menyangka, dalam waktu singkat aku menjadi terkenal." Balas Ziana seraya tertawa kecil.

"Padahal sejak awal pertemuan kita, aku tidak berpikir kau memiliki kemampuan layaknya prajurit. Tubuhmu sangat kecil dan terlihat mudah diremukkan. Ternyata dugaanku salah." Celetuk Haris berseloroh.

"Haris, aku penasaran ingin bertanya sesuatu. Rasanya hanya kau orang yang bisa mengobati penasaranku." Ujar Ziana mengalihkan pembahasan.

Pun Haris duduk dikursi yang berada disana, "Apa yang ingin kau tanyakan?" Tanyanya pada sosok Zion yang kini duduk ditepi ranjang.

"Siapa saja keluarga kerajaan yang tinggal di istana?" Ziana ingin mengetahui tentang semua hal yang berkaitan dengan kerajaan ini.

"Hanya beberapa saudara dari ayahanda Yang Mulia. Yang Mulia sendiri memiliki dua kakak dan satu adik tiri, semuanya perempuan. Tapi mereka telah menikah dan tidak tinggal di istana ini." Haris sendiri sudah mengetahui jika Zion tidak berasal dari Kerajaan Siria. Oleh sebab itu ia tidak keberatan menjawab pertanyaan Zion.

"Apa Yang Mulia tidak memiliki selir?" Tanya Ziana kemudian. Ia telah mendengar jika Kaisar Arslan belum memiliki permaisuri. Namun siapa tahu jika Kaisar Arslan sama halnya dengan Raja Dimitri yang memiliki banyak selir.

"Tidak." Singkat Haris.

Ziana mengernyitkan dahi, "Tidak? Bukankah seks dan kekuasaan sama pentingnya, bak dua sisi mata uang bagi seorang laki-laki, apalagi bagi pria yang berkedudukan tinggi seperti Kaisar." Ujar Ziana mengemukakan pendapatnya setelah mengetahui kenyataan jika Kaisar Arslan tidak memiliki selir, cukup aneh bagi Ziana.

Haris berkata dengan pelan, "Bahkan tanpa dimintapun, banyak perempuan yang sangat bersedia untuk naik ke ranjang Yang Mulia tanpa dijadikan selir. Yang Mulia memiliki alasan tersendiri kenapa tidak mengangkat satupun perempuan sebagai selir, Yang Mulia membenci segala sesuatu yang berhubungan dengan kata selir."

"Kenapa bisa begitu?"

Haris bangkit dari posisinya, "Aku perlu ke kamar mandi dulu." Pun ia membawa langkahnya ke kamar mandi untuk buang air kecil.

"Membenci segala sesuatu yang berhubungan dengan kata selir." Ziana mengulangi perkataan Haris. Benar-benar aneh!

"Sampai dimana pembicaraan kita tadi?" Ucap Haris begitu pintu kamar mandi terbuka.

"Alasan Yang Mulia tidak memiliki selir."

"Yang Mulia tidak memiliki selir karena...," Perkataan Haris terputus setelah mendengar suara ketukan dipintu.

The Amazing FateWhere stories live. Discover now