50. Say

59.6K 10.7K 3.5K
                                    

SELAMAT MALAM!

Terima kasih untuk yang sudah vote, komen dan spam next dichapter sebelumnya 💕

Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen 🔥

SELAMAT MEMBACA!



Raja Dimitri menatap lekat wajah perempuan tersebut. "Selir Ziana?" Nada bicaranya terdengar skeptis. Meski pertemuan mereka tergolong singkat, ia tidak mungkin salah mengenali selirnya.

Ziana membawa langkahnya untuk mendekat pada Raja Dimitri. Lantas menundukkan kepala seolah menyesal telah melakukan kebohongan. "Yang Mulia Raja Dimitri, saya meminta maaf yang sebesar-besarnya karena selama ini telah berbohong pada Anda. Saya...," Perkataan Ziana mengambang begitu saja, matanya melebar setelah Raja Dimitri berdiri dari posisinya dan tiba-tiba.....

Memeluknya!

*****

Sontak Kaisar Arslan menarik lengan Ziana, membuat pelukan keduanya terurai. "Keluarlah. Aku ingin berbicara berdua dengan Raja Dimitri." Meski perkataannya ditujukan pada Ziana, tatapan tajamnya terus terarah pada Raja Dimitri.

Nada bicara Kaisar Arslan terdengar dalam dengan aksen diseret. Membuat siapa saja yang mendengarnya paham jika Kaisar Arslan sedang marah. Tanpa permisi Ziana segera membawa langkahnya untuk keluar. Aura disana terkesan mencekam, beruntung Kaisar Arslan mengusirnya keluar.

Jenderal Leon yang berada di depan peraduan Kaisar Arslan, melirik kedatangan Ziana yang sekarang berdiri di dekatnya. Adik palsunya itu telah melepaskan kain di wajahnya. "Kenapa kau keluar?"

"Yang Mulia memerintah saya untuk keluar." Jujur, saat ini Ziana masih syok dengan perilaku Raja Dimitri yang tiba-tiba memeluknya. Apa maksud beliau bertindak demikian? Tidak mungkin merindukannya, bukan? Pertemuannya dengan Raja Dimitri saja dapat dihitung dengan jari. Jadi tidak ada alasan untuk beliau merindukannya.

"Apa yang terjadi? Ekspresimu terlihat serius sekali." Jenderal Leon berkomentar karena ia terbiasa melihat ekspresi wajah Ziana yang terkesan menyebalkan.

"Yang Mulia Kaisar berubah horor setelah Yang Mulia Raja Dimitri memeluk saya." Celetuk Ziana menanggapi, berkata jujur.

Kembali ke situasi di dalam peraduan. Tatapan Kaisar Arslan terhadap Raja Dimitri tidak berubah, terlihat tajam dan menusuk. Ekspresi wajahnya juga lebih kaku berkali-kali lipat dari biasanya.

Sedangkan Raja Dimitri duduk dihadapan Kaisar Arslan dengan sikap tenangnya. Ia tidak bodoh untuk menyimpulkan apa maksud dari kemarahan yang menguar dari Kaisar Arslan. "Jadi Anda tertarik pada selir Ziana?" Tukasnya.

"Mencintainya." Singkat Kaisar Arslan meluruskan.

Mendengar ungkapan perasaan Kaisar Arslan pada selir Ziana, membuat Raja Dimitri sempat tercenung beberapa saat. Lantas menuangkan teh ke dalam cangkir, lalu meminumnya. Ada banyak pertanyaan yang berkecamuk dalam benaknya. Yang jelas, ia masih merasa syok mendapatkan kenyataan bahwa selir Ziana masih hidup.

"Apakah saya salah jika menuduh Anda telah merencanakan ini semua? Konspirasi mengenai kematian selir Ziana agar dia dapat pergi dari saya?" Ujar Raja Dimitri.

The Amazing FateWhere stories live. Discover now