1. Rivalitas

1.6K 90 4
                                    

Pemuda 18 tahun itu duduk di bangku depan sekolahnya seorang diri. Sudah lebih dari 30 menit dia menunggu mobil untuk menjemputnya. Tak pernah paman tua itu terlambat menjemput tuan muda keluarga wang ini.

Yibo mendengus kesal sembari mengecek telepon genggamnya. Dia sudah menelpon supirnya lebih dari 10 kali dan dia tetap tak mengangkat panggilan.

"Menyebalkan"
Yibo benci menunggu, mungkin semua orang juga membencinya. Tapi dia benar-benar membenci hal ini.

"Aku akan meminta jemput saja dengan gege" Yibo bersiap menelepon kakak laki-lakinya

Setelah mencoba 3 kali tetap tak ada jawaban. Hari ini sepertinya hari sialnya, kenapa semua orang tidak mengangkat teleponnya.

Di tengah kesibukannya dengan handphone d tangan seseorang mulai duduk d sebelahnya.

Yibo yang sadar hal itu segera melihat orang di samping. Ada seorang anak laki-laki, anak sekolahan seperti dirinya tapi mereka bukan dari sekolah yang sama karena seragam mereka berbeda.

'Dia tampan, sedikit manis, hidungnya mancung, tahi lalat d bawah bibir, dia putih dan sepertinya kulitnya halus'

"Astaga apa yang kupikirkan", dia menjawab sendiri isi kepalanya sambil menggeleng.

Anak laki-laki itu seperti sadar dia dipandang oleh orang disebelahnya.
" Maaf ge, apakah kau mengenalku? "

'Astaga, memalukan'. Pikiran wang yibo membenarkan hal ini.
"Akh tidak, apakah mau berkenalan? ". Sepertinya pikiran dan mulutnya tidak sejalan saat ini. Buru-buru dia menutup mulutnya, tapi kalimat itu sudah sampai di telinga anak laki-laki lainnya.

Anak laki-laki itu kemudian berdiri. Mengulurkan tangannya.
" Xiao Zhan, gege bisa memanggilku Zhan"

Refleks Yibo juga berdiri untuk menyambut tangan yang kini terulur di udara. "Wang Yibo, kau bisa memanggilku Yibo ge"

"Manis"

"Apa?, aku laki-laki dan tampan".

" Maaf ge, maksudku cara mu bicara terlihat manis"

"Hey, aku tidak suka di panggil manis. Kurasa itu lebih cocok untuk dirimu".

Xiao Zhan buru-buru melepas tangan mereka. Dia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Telinganya mulai merah setelah mendengar yibo memanggilnya manis. Meski sudah sering dia mendengar dari banyak orang yang mengatakan dia anak laki-laki yang manis tapi tak pernah membuatnya semalu ini.

" Aku tidak", dia berusaha mengusir rasa gugupnya.

Wang Yibo ingin menjawab kembali, namun Xiao Zhan buru-buru meninggalkannya seorang diri.

Xiao Zhan kini sudah berdiri di hadapan seorang anak laki-laki.

"Ge, aku tidak bisa menghubungimu"

Anak laki-laki di depannya mengeluarkan telepon genggam dari saku celana sekolahnya.

"Ah maaf Zhan, hp gege sepertinya mati. Kau belum lama menunggu? "

"Belum ge, aku baru saja sampai", jawabnya

Laki-laki tersebut mengelus kepala Xiao Zhan. Hal itu tak luput dari pandangan Yibo.

Yibo berguman melihat kejadian itu " Apa-apaan lelaki itu, tapi mereka seperti sepasang kakasih". Suasana hatinya makin buruk saat ini.

Menarik tangan Xiao Zhan, laki-laki itu membawanya menjauh. Sementara yang di tarik mengikut saja. Xiao Zhan bahkan melupakan keberadaan Yibo yang masih berdiri di tempat tadi.

Yibo yang melihat Xiao Zhan di tarik memasuki mobil berwarna hitam yang tak jauh terparkir dari tempat mereka berdiri tak tau apa yang harus di lakukan. Laki-laki yang bersama Xiao Zhan terlihat familiar.

Hingga mereka menaiki mobil dan perlahan mobil itu menjauh Yibo masih berpikir.

"Aku tahu, dia Li Yuwen. Mereka sepertinya berkencan". Hatinya tidak nyaman mengucapkan hal itu.

Li Yuwen merupakan teman seangkatan Yibo namun mereka tidak sekelas. Yuwen laki-laki yang tampan, baik, berbakat dan yang paling penting cerdas. Dia dan Yibo selalu berebut untuk menjadi peringkat pertama di sekolah.

Menjadi rival abadi selama hampir 3 tahun mereka masuk sekolah ini. Yibo sebenarnya tak pernah memperdulikan hal ini. Tapi setiap hari ada saja pembicaraan dari teman-teman sekolahnya tentang rivalitas mereka.

"Yibo putra kedua Wang Corp, Yuwen putra pertama Li Group"

"Yibo semester kemarin peringkat pertama, Yuwen semester ini peringkat pertama"

"Yibo ketua tim renang, Yuwen ketua tim basket"
Inilah beberapa pembicaraan seisi sekolah mengenai mereka. 

Banyak perbandingan yang teman-teman mereka buat. Dua laki-laki ini menjadi bahan gosip baik anak perempuan maupun laki-laki. Mereka hampir mirip dalam segala hal. Bahkan mereka juga tipe orang yang tidak suka banyak bicara.

Yibo tak pernah menyapa Yuwen secara langsung karena baginya itu bukan hal yang penting dia lakukan. Hal itu juga berlaku bagi Yuwen, dia seperti tak ingin berteman dengan Yibo.

Hal ini semakin menguatkan gosip yang beredar bahwa mereka memang benar-benar rival abadi. Sulit bagi teman-teman mereka mengabaikan fakta-fakta yang ada. Karena setiap Yuwen melakukan sesuatu yang hebat maka Yibo akan melakukan hal hebat lainnya. Kejadian ini juga berlaku sebaliknya.

Bukan hanya dari kepintaran dan bakat yang luar biasa tapi juga dari segi ketampanan dan fisik. Mereka seperti mendapat anugerah wajah yang tampan dan badan yang bagus. Tentu hal ini menjadi bahan rivalitas lainnya yang menarik untuk di bicarakan.

Yibo tak pernah menyangka seumur hidupnya dia akan menjadi bahan perbincangan teman-teman sekolahnya bertahun-tahun karena seorang Li Yuwen.

Ada hal yang paling gila terjadi 1 tahun yang lalu. Gadis paling cantik di sekolah pernah di tolak oleh mereka berdua. Berita ini benar-benar menghebohkan, banyak yang berspekulasi bahwa kriteria pacar mereka sangat tinggi. Namun hampir tiga tahun catatan percintaan Yibo dan Yuwen benar-benar bersih. Sepertinya mereka memang di minta untuk fokus sebagai penerus keluarga masing-masing.

Meski mereka di anggap rival oleh teman sekolahnya tapi tak ada satupun hal yang benar-benar terhubung di antara mereka. Mereka hidup di dunia masing-masing. Tak pernah peduli satu sama lain.

Hal itu dulu, sekarang mereka terhubung karena seorang anak laki-laki.

"Xiao Zhan", Yibo menyebut nama anak laki-laki yang baru di kenalnya 5 menit yang lalu.

"Aku ingin bertemu lagi dengannya, tapi sepertinya tak akan mudah", Yibo kembali mendengus.

Mengingat bagaimana Xiao Zhan tersenyum memanggil Yuwen dengan panggilan gege. Lalu Yuwen yang mengusap kepala Xiao Zhan dengan lembut membuat hati Yibo terusik.

Dia kembali bicara sendiri " Apa hubungan mereka?, bagaimana jika benar-benar berkencan? "
"Tidak, tidak. Yuwen seperti biksu yang tidak tertarik soal percintaan. Pasti hanya kenalan. Tapi apa-apaan tadi mengusap kepala dan tatapan teduh itu"
Dia bertanya dan menjawab sendiri pertanyaannya.

Sebuah mobil hitam kini telah terparkir di depan Yibo. Pengemudi keluar dari pintu mengemudi dan berdiri di depan Wang Yibo.

"Tua muda"
Lelaki paruh baya itu memanggil anak laki-laki di depannya yang masih asik berbicara sendiri.

"Tuan muda"

Yibo akhirnya menatap ke orang di depannya. "Pak Yu, kenapa baru sampai?"

" Maaf tuan muda saya baru mengantarkan Tuan Wang ke rumah sakit"

Yibo terkejut, " Antarkan aku ke rumah sakit", dia berlari ke mobil dan segera masuk.

Pak Yu segera menyusul. Mobil tersebut melaju di jalan menuju rumah sakit tempat Tuan Wang sedang di rawat.

-TBC

About Time (YiZhan) Место, где живут истории. Откройте их для себя