6. Berakhirnya Rivalitas

510 64 1
                                    

"Gege", Xiao Zhan terlihat kaget ketika Li Yuwen berteriak.

" Ya, aku gege mu. Ayo pulang", jawabnya dia berniat membawa Xiao Zhan dari sana.

Wang Yibo masih terdiam mencerna apa yang baru saja dia dengar. Bukankah Li Yuwen baru saja memanggil Xiao Zhan dengan Li Zhan. Marganya Li, bukankah marganya Xiao. Kenapa sekarang bisa berubah.

"Tunggu, kenapa kau memanggilnya Li Zhan", tanya Wang Yibo.

Li Yuwen yang sedari awal tidak menghiraukan keberadaan Yibo mau tidak mau melihat ke arah sumber suara.

" Kenapa, apa salah aku memanggil adikku" Jawabnya.

"APAAA" Wang Yibo terkejut mendengar pernyataan Li Yuwen. Jadi mereka bersaudara.
'Syukurlah mereka bukan pasangan', batinnya

Tapi Wang Yibo masih belum puas dengan yang di katakan Li Yuwen. Masih ada yang mengganjal di hatinya.
"Bukankah marganya Xiao, Xiao Zhan." Tanya Wang Yibo.

Li Yuwen terlihat tidak suka dengan kalimat yang barusan Yibo ucapkan. Kini dia beralih melihat ke arah adiknya, mengabaikan laki-laki Wang tersebut.
"Zhan, kau bahkan memberi tahu nama lain mu pada orang yang baru kau jumpai", Li Yuwen mengusap tengkuknya karena tak biasanya Xiao Zhan bersikap seperti ini. Anak ini tidak suka berbaur dengan orang yang baru di kenal.

Bukan hanya menyebutkan nama lainnya tapi juga sekarang menghabiskan makanan bersama.

Xiao Zhan merasa jika dua orang ini meributkan hal yang tidak penting. Dan alasan keributan yang tidak penting ini adalah dirinya. Gegenya tidak pernah bereaksi berlebihan jika dia melakukan sesuatu. Semuanya di percayakan kepada Xiao Zhan. Bukankah dia hanya berteman dengan Wang Yibo. Harusnya itu hal yang bagus, adek kecilnya sekarang bisa memiliki teman yang lebih tua dan juga tampan.

Dia terkekeh sendiri mengingat apa yang di pikirkannya. Kini dia mencoba menengahi suasana tak bersahabat antara dua laki-laki itu.

"Ge, duduk dlu. Di sini", Xiao Zhan menarik tangan Yuwen membawanya duduk di kursi kosong di sebelahnya.

Mereka sekarang duduk bertiga dan berada di meja yang sama. Dua anak laki-laki itu hanya diam, ada suasana canggung yang menggantung di antara mereka. Xiao Zhan bisa melihat keadaan itu dengan jelas.

"Apa Yuwen ge dan Yibo ge tidak berteman baik? ", tanya Xiao Zhan.

" Tidak", keduanya menjawab serempak.

'Akh, mereka menggemaskan', Xiao Zhan terkekeh.
" Lalu kenapa terlihat canggung? " Tanya nya.

Dua anak laki-laki itu terdiam, bagaimana harus menjawab pertanyaan Xiao Zhan. Mereka hanya saling kenal nama dan pernah berpapasan atau di acara yang sama sesekali. Selebihnya bisa di sebut seperti orang asing. Apa gunanya mencari tau informasi satu sama lain kalau mereka saling tidak peduli.

Isi pemikiran Li Yuwen dan Wang Yibo sekarang hampir sama. Tapi ini bukan hal yang bisa mereka ungkapkan secara gamblang kepada Xiao Zhan. Cukup buat seakan mereka saling kenal. Itu tidak berlebihan sepertinya, dari pada Xiao Zhan mencari tahu dan mulai mendengar gosip-gosip aneh seputar mereka.

Wang Yibo akhirnya mencoba memulai berbicara, dia harus sedikit memberi muka kepada calon kakak ipar. " Zhan, kami tidak begitu dekat. Hanya saling menyapa sekali-kali. Kau tau, murid di sekolah ini cukup banyak dan kami juga tak sekelas."

Xiao Zhan mengangguk.

Yuwen dan Yibo bernafas lega.

"Kalau begitu ayo berteman akrab" Jawab Xiao Zhan.

"APAAAAA".....

Kedua laki-laki seusia itu terkejut atas saran Xiao Zhan. Bukankah cukup memalukan untuk berteman setelah mereka berada di tingkat konsumsi gosio teratas di sekolah. Tiga tahun menjadi perbincangan sudah cukup merepotkan.

Xiao Zhan masih mengamati wajah serius dari dua orang di depannya.
" Jangan terlalu berpikir ge, bukankah baik untuk berteman. Kita bisa pergi liburan atau menonton film bertiga. Akhir pekan ini ada film bagus, aku ingin pergi."

"Kenapa harus membawa dia, kita biasanya pergi berdua" Li Yuwen menjawab.

"Berdua denganmu membosankan ge, kau selalu tertidur setelah 10 menit film di mulai", gerutu Xiao Zhan.

Wang yibo, 'Menggerutu saja terlihat imut'.

" Berhenti menatap adikku seperti Yibo", Li Yuwen menegur laki-laki Wang tersebut.

Yibo, 'astaga, dia kakak ipar yang sulit'.

"Jangan berpikir yang tidak-tidak tentang adikku" Tambah Li Yuwen.

Yibo, 'dia memang selalu menyebalkan'.

Li Yuwen menatap tajam Wang Yibo, laki-laki Wang itu membalas tatapan yang sama persis. Mereka meninggalkan Xiao Zhan yang bingung dengan sikap keduanya.

"Hey,,, aku masih di sini". Xiao Zhan memutus tatapan tajam mereka.

Li Yuwen menatap adik kecilnya. Dia tak bisa menghentikan Xiao Zhan berteman dengan Wang Yibo. Meskipun dia tak mengenal baik seorang Wang Yibo, tapi laki-laki itu tak memiliki rekor buruk dalam hal apapun. Dia anak yang pintar, rajin, berbakat, dan tampan. Meski dia terlihat dingin dan tak banyak bicara. Tapi tak pernah menyakiti orang secara langsung.

Alasan lainnya, bagaimana dia mengabaikan apa yang adiknya mau. Ya, Li Yuwen sangat memanjakan Xiao Zhan, mereka tinggal berdua semenjak orang tua mereka meninggal 3 tahun lalu. Hanya Xiao Zhan yang dia punya saat ini.

Xiao Zhan juga tak pernah meminta sesuatu selama ini, dia membeli barang dari hasil menjual desain bajunya. Dia juga bisa melakukan banyak hal sendiri. Karena hal itu dia ingin selalu memanjakan adik kecilnya.

Berteman dengan Wang Yibo mungkin tak berpengaruh buruk bagi Xiao Zhan. Dia cukup mengingatkan Wang Yibo agar jangan berbuat hal aneh pada adiknya. Tapi sepertinya Xiao Zhan bisa memukul pemuda itu sendiri jika dia melakukan sesuatu.

" Sabtu kita menonton, kalau kau tidak bisa katakan sekarang Yibo", aja Yuwen

" Bisa, aku bisa. ", jawabnya cepat.

" Kita bertemu di gedung bioskop. Aku yang akan mengabari mu tempat dan waktunya". Balas Yuwen.

Xiao Zhan menyela. " Biar aku saja ge"

Li Yuwen " Zhan..... "

" Gege yang mengabari." Xiao Zhan tau gegenya tidak mau di bantah.

Meskipun Yuwen memperbolehkan mereka berteman tapi dia tak bisa langsung mempercai Wang Yibo. Dia seperti permainan catur yang penuh perhitungan. Salah dalam melangkah maka bidakmu akan di makan.

Wang Yibo, " Kau perlu nomorku untuk mengabarinya"

" Aku punya nomormu. " Jawab Li Yuwen

Li Yuwen berdiri dari kursinya, menoleh ke adiknya di sebelah.

" Ayo pulang, gege antar. Sore ini gege ada janji dengan direktur Han memeriksa berkas perusahaaan. " Ajaknya kepada sang adik.

Xiao Zhan ikut berdiri. " Yibo ge, kami pulang dulu. Sampai bertemu hari sabtu".

" Baik Zhan. " Jawab Wang Yibo.

Dua orang kakak beradik itu berjalan meninggalkan Wang Yibo yang masih terduduk di kursinya.

Hari ini begitu banyak hal mengejutkan bagi Wang Yibo. Fakta bahwa Xiao Zhan dan Li Yuwen bersaudara.

Wang Yibo, " Kenapa marga Xiao Zhan ada 2. Jadi dia bermarga Li atau Xiao. Tapi tidak sopan jika aku kembali mengungkitnya. "

Yibo akhirnya juga berdiri untuk pergi meninggalkan kantin sekolah. Hari ini dia sangat bahagia bertemu kembali dengan Xiao Zhan. Mereka juga ada janji menonton hari sabtu walau harus bertiga dengan Yuwen.

----------------------------------------

Kabar mengenai dua rival abadi sekolah duduk di satu meja dan menikmati makanan menjadi berita hangat.

Hari itu forum sekolah di isi dengan foto tiga orang. Headline berita juga sangat unik.

"RIVALITAS WANG YIBO DAN LI YUWEN BERAKHIR. MEREKA DI TUNDUKKAN SEORANG PEMUDA MANIS".

Semua ingin tau tentang Xiao Zhan, bagaimana dia bisa membuat dua laki-laki itu duduk di meja yang sama dan mengangguk dengan perkataannya.

-TBC

About Time (YiZhan) Where stories live. Discover now