18. Bagian Perjalanan Kita

313 41 0
                                    

" Zhan, gege lulus di Columbia University dengan jurusan Psikologi."

Xiao Zhan berteriak senang hingga mengejutkan temannya yang sedang menyuap makanan ke mulutnya. Makanan itu kembali jatuh ke piring makan. "Xiao Zhan, kenapa berteriak?." Jing Lin mengambil tissue kemudian mengelap saus yang memercik di sekitar meja.

Xiao Zhan memukul-mukul lengan Jing Lin senang. " Kekasihku diterima di Columbia University" dia mengatakannya dengan suara yang lantang yang menyebabkan semua tatapan orang di kantin tertujul kepada laki-laki itu.

Jing Lin menutup mulut Xiao Zhan, tapi sudah terlambat. Apa yang dikatakannya sudah terdengar oleh seisi kantin. Jing Lin menarik Xiao Zhan dari sana, meninggalkan makan siang mereka yang belum habis. Xiao Zhan yang menyadari kesalahannya mengikuti Jing Lin. Mereka menuju bangku di taman sekolah.

" Kau berpacaran dan dengan anak kuliahan?" Jing Lin memijit kepalanya. " Kau tak pernah memberitahuku. Siapa orangnya dan mulai kapan?."

Xiao Zhan berusaha menyimpan hubungannya dengan Yibo tapi akhirnya menceritakan perjalanan hubungan mereka, Wang Yibo ke Amerika karena pengobatan Ayahnya dan pernyataan cinta namun tidak bagian ciuman di depan sekolah. Jika Jing Lin tau maka dia akan di beri nasehat tujuh hari tujuh malam.

" Jadi kau berpacaran dengan Yibo Gege dan setelah itu dia meninggalkanmu begitu saja?"

" Dia pergi untuk pengobatan ayahnya. Dia berjanji akan pulang setiap libur panjang." Xiao Zhan memperbaiki kalimat Jing Lin.

Jing Lin tercengang, temannya terdengar sangat polos mempercayai begitu saja. " Zhan, kau percaya padanya?"

Xiao Zhan mantap mengangguk. Dia tak pernah meragukan Yibo, selama mengenal laki-laki itu dia selalu jujur dan apa adanya. Tak ada kalimatnya yang tidak bisa di percaya. Yibo juga memperlakukannya sebaik mungkin. Sebaik Yuwen bersikap padanya.

Jing Lin menghela nafas. " Jika dia melukai hatimu katakan padaku, akan ku ganti dengan mematahkan satu kakinya. Apa lagi jika dia selingkuh darimu, akan ku potong miliknya."

" Hey, hentikan. Dia tak akan melakukannya."

Dua teman baik itu masih mengobrol dan pembahasan mereka berputar tentang Yibo. Jing Lin saat ini hanya bisa mendukung keputusan teman baiknya. Dia ingat pertemuannya dengan Yibo tak terlihat baik, jika diingat lagi sepertinya laki-laki itu cemburu kepadanya.

----------------

Xiao Zhan tengah duduk tenang di dalam mobil menuju rumahnya. Yuwen memperkerjakan supir baru untuk mengantar jemput kemanapun adiknya pergi. Laki-Laki itu di sibukkan dengan ujian masuk universitas dan mengurus perusahaan. Paman Liu masih membantunya meski masalah yang kemarin terjadi telah selesai.

Xiao Zhan tampak sibuk mengetik sesuatu di ponsel miliknya.

" Selamat Ge, aku senang dan bangga padamu. Kau sangat keren. Maafkan aku karena baru membalas pesanmu."

Setelah mengirim pesan, Xiao Zhan kembali menyimpan ponselnya ke dalam tas. Bermain ponsel di dalam mobil membuat kepalanya sedikit pusing. Terasa tidak nyaman. Lagi pula di sana masih tengah malam. Wang Yibo pasti tertidur lelap saat ini.

Xiao Zhan melihat keluar jendela mobil. Bunga di sepanjang jalan sudah bermekaran dengan baik. Musim semi kali ini jauh lebih indah dan sedih bersamaan. Hatinya terpaut ribuan kilometer terhadap orang di seberang benua sana. Waktu pun tak berpihak pada mereka, saat matahari menyengat kulit di tempat dia berada sedang di tempat kekasihnya bulan sedang memberi cahaya temaram. Sangat tidak adil bagi pasangan yang baru bersama.

Drttttttt

Xiao Zhan mengecek ponselnya, Yibo mengirim balasan.

" Terimakasih kekasih kecilku."

About Time (YiZhan) Where stories live. Discover now