2. Mama

676 67 7
                                    

Yibo berlari menuju kamar yang sebutkan oleh Pak Yu. Bagi Yibo ayahnya adalah manusia sempurna yang di kirim tuhan untuknya. Pak Wang telah menjadi orang tua tunggal sejak Yibo berumur 6 tahun.

Jika ada yang bertanya kemana perempuan yang seharusnya d panggil ibu. Entah. Yibo tak tahu jawabannya. Bukan, dia tak ingin tahu lebih tepatnya.

Segar masih di ingatan laki-laki 18 tahun itu kejadian 12 tahun lalu.

Sore itu Yibo bersama Bibi Yu. Bibi Yu adalah istri dari Pak Yu, keluarga mereka sangat dekat dengan keluarga Wang. Hal inilah yang menyebabkan Yibo kecil banyak menghabiskan waktu abersama Bibi Yu.

Orang tuanya selalu sibuk mengurus perusahaan. Sedangkan gegenya disekolahkan di sekolah asrama saat itu. Gegenya juga bukan orang yang suka menghabiskan waktu bersama Yibo. Usia yang terpaut jauh merupakan salah satu sebabnya. Yibo lahir saat gegenya berusia 9 tahun. Alasan terbesar mereka tidak dekat karena gegenya terbiasa hidup seperti orang tuanya, masing-masing.

Keluarga ini hanya akan berkumpul di hari libur, biasanya 1 atau 2 kali dalam setahun. Yibo kecil di asuh oleh Bibi Yu sehingga dia lebih mengenal bagaimana keseharian dari Wang Yibo.

Bibi Yu memahami kesibukan dari keluarga ini, namun tetap saja dia merasa hal ini pasti berat bagi Yibo. Anak kecil seumurnya pasti ingin makan di meja yang sama, pergi ke taman bermain dengan keluarga, merayakan hari raya bersama, tahun baru bersama atau hanya mengobrol tentang hari ini bersama orang tua.

Tapi hidup setiap orang memang tak akan sama. Yibo di minta untuk paham sedari kecil. Bahwa dia adalah anak dari Tuan dan Nyonya Wang yang suatu hari nanti akan memikul beban besar. Dia harus mandiri dari kecil dan belajar memahami keadaan.

Yibo kecil anak yang ceria, dia banyak bermain dengan Bibi Yu dan pelayan lain di rumahnya. Keceriaan seorang Wang Yibo terenggut di sore naas itu.

Sore itu hujan cukup deras. Sebuah mobil hitam berhenti di halaman rumahnya. Dari kursi depan keluar wanita cantik menuju ke dalam rumah.

"Mama"

Yibo kecil yang melihat langsung berlari ingin memeluk sang ibu. Dia sudah membentangkan tangan ingin di gendong dan di peluk oleh wanita di depannya. Tangan kecil itu bukannya di sambut melainkan di tepis oleh Nyonya Wang. Perempuan itu berjalan lurus menaiki tangga menuju kamar tidurnya di lantai 2.

Yibo kecil tak tau kenapa ibunya melewatinya begitu saja. Dia mulai menangis, Bibi Yu kemudian datang memeluknya.

"Bi, apa aku berbuat nakal?", air matanya turun begitu saja.

" Tidak tuan, mungkin Nyonya sedang lelah dan ingin segera istirahat".

Tangisannya tak berbenti "Bibi tidak mengatakan pada mama nilai berhitungku turun dari yang sebelumnya kan?"

Bibi Yu menepuk pelan punggung tuan muda ini. "Bibi Yu tidak berani tuan dan bukankah itu rahasia kita".

Dua manusia ini masih saling berpelukan dan Bibi Yu mencoba terus menenangkan tuan mudanya.

Dari tangga terdengar langkah kaki dan barang yang di seret menuju kebawah. Bibi Yu melihat Nyonya Wang menyeret kopernya menuju pintu keluar. Pelukannya dengan tuan muda di lepas, dia membawa Yibo mendekati wanita yang sudah sampai di pintu keluar.

Bibi Yu takut-takut bertanya. " Nyonya, maafkan saya. Tapi kenapa anda membawa koper? "

Nyonya Wang berhenti, dia memandang Bibi Yu kemudian lama memandang Yibo kecil di sebelahnya. Dia tak berniat menjawab. Setelah di rasa cukup berdiam dia kembali menyeret koper menuju halaman rumah.

Yibo kecil bingung dengan keadaan di depannya. Dia berlari menuju sang ibu. Dia ingin bertanya apakah ibunya pergi liburan atau ada pekerjaan di luar negeri. "Mama akan ke mana? "

Nyonya Wang berhenti " Lepas".

Bibi Yu mengejar tuan muda yang sekarang di bawah guyuran hujan. "Ayo masuk dulu tuan, nyonya hanya pergi sebentar. Dia akan pulang kembali. Tuan bisa sakit berlama-lama di bawah air hujan"

Bibi Yu membawa Yibo kecil di gendongannya menuju ke dalam rumah.

"Jangan berbohong padanya, katakan aku tak akan kembali" Itu suara Nyonya Wang. Terdengar dengan jelas oleh Bibi Yu maupun Yibo Kecil.

Nyonya Wang memasukkan kopernya ke bagasi dan masuk ke dalam mobil.

Yibo kecil tak begitu paham maksud ibunya dengan kata tak akan kembali. Namun teman di sekolahnya pernah mengatakan bahwa ibunya tak akan kembali. Ibunya pergi jauh ke surga dan tak akan kembali ke rumah mereka.

Apakah ibu temannya sama seperti ibunya. Apakah dia pergi ke surga dan tak akan pulang ke rumah.

Yibo melompat turun dari gendongan Bibi Yu menuju ibunya.

"Ma jangan pergi ke surga, kita bisa pergi bersama nanti".

Perempuan itu jelas telah masuk ke dalam mobil. Sehingga tak ada balasan dari yang Yibo katakan.

Yibo kecil melihat seorang laki-laki masuk ke dalam mobil setelah menutup bagasi. Dia sempat menatap Yibo dan tersenyum, tapi senyum ini tak seperti yang biasa Yibo lihat.

Tak lama mobil pun bergerak meninggalkan halaman rumah keluarga Wang. Menyisakan Yibo kecil yang bingung dan masih menangis di bawah guyuran hujan.

Bibi Yu kembali ke kesadarannya, bergegas menuju Yibo kecil dan menggendongnya. Bibi Yu berteriak setelah sampai di dalam rumah.

"Cepat hubungi Tuan Wang, katakan Nyonya pergi dari tumah"

Salah satu pelayan berlari menuju telepon dan menghubungi Tuan Wang.

Yibo kecil langsung di bawa Bibi Yu menuju kamar mandi untuk memandikannya. Tuan muda mudah terserang demam jika berlama di bawah air hujan.

            ------------------------------------

Tuan Wang yang mendengar kabar itu langsung menuju bandara. Satu hal yang dia takutkan, Yibo melihat kepergian dari ibunya dan perempuan itu mengatakan sesuatu padanya.

Perempuan itu lebih menyukai putra sulungnya dari pada Wang Yibo.

Tuan Wang tak pernah tahu jika sang istri benar-benar pergi kali ini. Dia telah berkali-kali mengancam akan pergi namun selama ini di tahan oleh Tuan Wang. Tuan Wang paham betul Yibo kecil sangat menyayangi ibunya.

Lama berperang dengan pikirannya akhirnya Tuan Wang telah sampai di China. Pak Yu sudah menunggu untuk membawa Tuan Wang kembali ke rumah.

Sesampai di rumah, keadaan rumah itu sepi. Meski ada banyak pelayan tapi tak terdengar suara tertawa atau percakapan dari penghuninya. Tuan Wang langsung menuju kamar Yibo kecil.

Tok.. Tok.. Tok..

"Yibo, apakah ayah boleh masuk? "

Tak ada sahutan dari pemilik kamar.

Bibi Yu akhirnya menghampiri Tuan Wang. "Tuan Muda saat ini sedang demam, saat saya tinggalkan dia sedang tidur".

Mendengar penjelasan itu akhirnya Tuan Wang membuka pintu, sebelum masuk Tuan Wang mengucapkan terima kasih kepada Bibi Yu telah menjaga Yibo.

Di dalam kamar Yibo kecil sedang tertidur dengan damai. Demamnya semakin tinggi, meski dia sudah meminum obat yang diresepkan dokter.

Tuan Wang meletakkan tangannya di dahi Yibo kecil. Tangannya merasakan panasnya tubuh Wang Yibo. Lama dia menatap wajah anak bungsunya ini.

" Nak, sekarang hanya ada ayah, gege dan Yibo. Maafkan ayah selama ini, mari kita saling menjaga dan menyayangi. Ayah berjanji akan lebih banyak waktu bersama mu"

Tanpa di sadari air mata mulai menetes dari manik laki-laki yang baru saja berjanji itu.

-TBC

About Time (YiZhan) Where stories live. Discover now