4. Menggoda Wang Yibo

573 64 4
                                    

Pagi ini Tuan Wang sudah kembali ke rumah. Dokter sudah memperbolehkannya pulang. Tuan Wang kembali ke rumah bersama putra sulungnya Wang Feng.

Matahari belum terbit mereka sudah keluar dari rumah sakit. Ini adalah permintaan Tuan Wang, dia sudah sangat bosan memandang dinding kamar rumah sakit. Wang Feng menemani sang ayah tadi malam setelah menyelesaikan tumpukan kertas di meja kerjanya.

Sampai di dalam rumah Tuan Wang tak menemukan putra bungsunya. Harusnya sekarang si bungsu duduk di meja makan untuk menyantap sarapan.
"Feng, tolong panggilkan adik mu. Kita sarapan bersama"

"Biar aku yang menemani Yibo, ayah istirahat saja di kamar". Feng mengajak ayahnya menuju kamar tidur.

Tuan Wang memutar arahnya menuju ruang makan dan duduk di sana. " Aku lapar, makanan di rumah sakit terasa mengerikan".

Tak ada pilihan lain, Wang Feng akhirnya berjalan menuju kamar Yibo mengajak adiknya segera sarapan. "Hm, memang keras kepala".

Tok...  Tok... Tok...

"Yibo, ayo makan. Ayah sudah menunggu"

Pintu yang barusan di ketuk akhirnya di buka menampilkan remaja tampan dengan tas di tangannya. "Baik ge". Dia mengikuti langkah kakaknya menuju Tuan Wang kini duduk.

Yibo mengambil kursi di sebelah ayahnya. Sebelum mengambil roti di depannya dia melihat kondisi ayahnya.
" Bukannya kalian terlalu pagi kembali ke rumah?,
Apa ayah kembali memaksa dokter Guang agar di izinkan pulang?"

Wang Feng di sebelahnya mengangguk. "Kau sangat tau bagaimana ayah, matahari bahkan belum muncul dia sudah merengek untuk pulang".

" Siapa yang merengek?, dokter Guang telah mengatakan kalau aku merasa baik maka boleh pulang", Tuan Wang membela diri.

Perbincangan anak dan ayah itu masih berlanjut sambil menyantap sarapan pagi. Tak lama, muncul seorang anak laki-laki dari pintu depan dengan suara yang cukup besar untuk di dengar seluruh penghuni rumah.

"Yibo ge, aku sudah menghubungi Xiao Zhan mu".

Yang di panggil akhirnya terbatuk " Ukhuuuk" Wang Yibo buru-buru meneguk air yang di beri sang ayah.

Jian yang sudah paham bahwa di sana sudah ada Wang Feng dan Tuan Wang berniat segera pergi.
" Maaf Tuan Wang dan Feng ge, saya permisi dulu".

Belum sempat dia berbalik Tuan Wang sudah memanggil " Ayo duduk di sini, dia menepuk kursi di sebelah kirinya".

' mati aku', batinnya menolak. Bagaimana tidak, Yibo kini memandang dengan tajam dan aura cukup menyeramkan.

Wang Feng mengulang kembali perkataan ayahnya. "Duduklah Jian".

Tak ada pilihan, Jian akhirnya duduk di sebelah Tuan Wang dengan Yibo di hadapannya. Mata itu masih setia menatapnya 'mati kau hari ini'.

Tuan Wang yang melihat aura tak bersahabat dari Wang Yibo mulai mencairkan suasana. Bukankah ini kesempatan bagus untuk menggoda si bungsu.

" Jadi Xiao Zhan ini siapanya Yibo?  Kekasih atau seseorang yang di sukai? ". Tuan Wang bertanya kepada Jian dengan tersenyum.

Orang yang tengah di bicarakan buru-buru menyangkal. " Tidak ada pacaran atau suka".

Wang Feng paham betul jika ayah kini tengah menggoda adiknya. Bukannya di pihak Yibo, Wang Feng ikut membantu menggoda si bungsu.

"Akhirnya adik kecilku mengenal cinta, aku iri", dia terkekeh pelan mengatakannya.

" Berhenti bicara omong kosong ge"

" Apa kau malu? ".

" Tidak"

About Time (YiZhan) Where stories live. Discover now