24. Namanya Maxime

289 28 2
                                    

Yuwen akhirnya tahu kemana harus bertanya tentang laki-laki yang tadi pagi menerima dua tendangan maut darinya setelah Xiao Zhan memberi tahu jika dia menelpon Wang Feng untuk menolongnya keluar dari bar. Yuwen menyimpulkan jika Wang Feng pasti mengenal laki-laki itu. Yuwen masih menimbang untuk menelpon Wang Feng mengingat kejahatan besar yang telah dilakukannya pada orang yang Wang Feng kenal.

Yuwen selama ini menaruh rasa hormat pada pria itu. Dia bukan hanya dewasa dalam usia namun juga dewasa dalam sikap. Yuwen tau jika marahnya orang yang bersikap dewasa pasti lebih menakutkan dari pada orang lainnya. Berbagai kata-kata menyakitkan dan menusuk dari Wang Feng sudah tergambar di pikiran Yuwen. Jika Wang Feng memarahinya maka dia tak akan menjawab satu katapun. Nyalinya menciut walau hanya memikirkannya.

Yuwen tau dirinya adalah laki-laki dewasa yang berusia 21 tahun. Dia tak punya pilihan selain bertanggung jawab dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukannya. Semakin lama menundanya hanya akan memperumit masalah. Dengan sisa-sisa keberanian yang masih ada Yuwen menelpon Wang Feng.

Panggilan telah di angkat tapi tak ada suara dari pemilik ponsel. Jantung Yuwen berpacu dalam rasa cemas dan takut. " Ge. Kau boleh mengatakan apapun padaku, memakai, mengumpat atau memukulku balik. Tapi tolong beritahu di mana kenalanmu dirawat. Aku ingin menemuinya." Dia berbicara dalam satu tarikan nafas demi menghapus rasa gugupnya.

Wang Feng menghela nafas. " Kau akan memukulnya kembali?" Tidak terdengar seperti pertanyaan tapi lebih bisa di sebut sindiran.

Yuwen tau jika Wang Feng sedang marah tapi pria itu masih menahannya dengan baik. " Tidak ge. Aku mengaku salah, biarkan aku menjumpainya. Aku harus melihat keadaannya."

Wang Feng kembali menghela nafas. " Dia di rumah sakit terdekat hotelmu, kamar nomor 107."

Yuwen merasa lega ternyata kakak laki-laki Yibo masih berbaik hati padanya. " Terimakasih ge."

"Ya" Wang Feng akhirnya mengakhiri panggilan mereka. Dia sebenarnya cukup kesal dengan sikap sembrono kakak laki-laki Xiao Zhan dan perasaan bersalah pada temannya juga menghantui karena dirinya Max sampai berakhir di rumah sakit.

Setelah panggilan dengan Wang Feng berakhir Yuwen menghubungi sekretarisnya mengatakan dia akan terlamat ke kantor. Hari ini jadwalnya tak begitu padat jadi dia harus ke rumah sakit terlebih dahulu. Memastikan setidaknya laki-laki itu tak akan kehilangan masa depan karena ulahnya. Dia tak ingin selalu di ikuti bayangan penyesalan karena tak menyelesaikan sesuatu lebih cepat seperti kasus Xiao Zhan. Jika dari awal dia jujur pada Xiao Zhan maka tak akan ada Wang Yibo di antara mereka. Yibo adalah orang baru yang langsung menempati ruang terbaik di hati Xiao Zhan. Membahasnya hanya memperjelas kalau semuanya sudah terlambat.

Diperjalanan Yuwen singgah membeli seikat besar bunga mawar merah. Sekantong besar yang berisi buah apel, jeruk dan anggur. Dia juga membeli tonik untuk vitalitas, sekiranya bisa membantu jika memang ada sedikit masalah pada organ kebanggaan laki-laki itu. Dia menemukan nomor kamar laki-laki itu di rawat. Sudah lebih dari 5 menit Yuwen hanya mematung di depan pintu kamar. Dia masih belum berani mengetuk apalagi masuk.

Laki-laki itu orang yang baru dikenalnya, dia tak tau reaksi seperti apa yang akan dia tunjukkan ketika melihat wajahnya. Namun dia memutuskan untuk kemudian mengetuk mengingat tangannya sudah pegal membawa banyak barang.

Tok

Tok

Yuwen kemudian masuk. Laki-laki itu tampak berbaring dengan mata tertutup, nafasnya turun naik dengan teratur. Ketukan di pintu seperti tak cukup untuk bisa membangunkannya. Yuwen memilih mengantar barang-barang yang di bawahnya ke meja kecil di sudut ruangan. Lalu dia mengambil kursi dan duduk di sebelah laki-laki yang tengah terbaring.

About Time (YiZhan) Where stories live. Discover now