17. Demi Yang Di Cinta

347 41 2
                                    

Kehidupan di New York sedikit berbeda dari Shanghai. Namun masih ada beberapa hal yang sama seperti kesibukan orang-orang dan banyaknya bangunan tinggi.
Yibo cukup bisa menyesuaikan diri dengan hiruk pikuk kota New York. Dia, Tuan Wang dan Wang Feng pernah beberapa kali ke sini. Untuk urusan bisnis atau liburan. Mereka selalu menyisakan waktu kosong di hari natal atau tahun baru imlek untuk pergi liburan.

Jika keluarga lainnya liburan ke rumah nenek dan kakeknya maka mereka berbeda. Bukan tidak ingin berkunjung, hanya saja keduanya telah lama meninggal. Kakek dan nenek dari pihak mamanya sudah memutuskan hubungan. Kedua orang tua itu masih hidup, tapi mereka tak pernah bertemu lagi semenjak sang mama meninggalkan rumah.

Wang Yibo sudah bahagia dengan gege dan ayahnya sebagai keluarga. Selain mereka ada Pak Yu, istrinya dan Jian yang selalu bersama mereka. Memiliki orang-orang yang tulus bersamamu sudah lebih dari cukup. Sekarang ada satu orang yang menjadi keluarga bagi Yibo, Xiao Zhan. Jika Yuwen mengizinkan dia ingin hidup bersama laki-laki muda itu.

Yuwen mungkin akan menjadi anggota keluarga lainnya, calon kakak ipar.

Wang Yibo mengetuk kepalanya. " Berhenti memikirkan hal bodoh, Xiao Zhan baru 16 tahun."

Wang Yibo sekarang sedang berkendara menuju rumah sakit. Menggunakan mobil yang baru di beli oleh gegenya. Di sebelahnya ada Jian yang sedang tertidur. Laki-laki yang lebih muda itu kelelahan setelah berjaga semalaman di rumah sakit. Jian sebenarnya laki-laki yang lemah secara fisik. Dia mudah sakit jika terlalu lelah.

Mereka kembali ke apartemen mengambil map penting yang berisi data ayah Wang Yibo dan ayah Jian selama di rawat di Shanghai. Dokter yang merawat dua orang laki-laki paruh baya itu membutuhkan data pembanding untuk melihat kemajuan perkembangan keduanya.

Wang Yibo memarkirkan mobil di parkiran rumah sakit. Dia berniat membangunkan Jian namun pemuda itu telah perlahan membuka matanya. Menyadari mobil yang tadi bergerak telah berhenti. Yibo memilih keluar dari mobil diikuti Jian. Laki-laki yang lebih muda berjalan agak cepat menyesuaikan langkah kaki Yibo kemudian mengambil tempat di sebelahnya.

" Masih mengantuk?" Wang Yibo menoleh ke sebelah kirinya. Jian nampak masih sedikit menguap. " Tidurlah nanti di atas, besok hari pertama mu sekolah. Fang Ge akan menemanimu membeli peralatan sekolah sore nanti."

Jian mengangguk malas. Dia bukannya tak bersemangat, tentu saja dia senang bisa kembali bersekolah. Tapi badannya saat ini terasa lemas. Tak ada makanan yang enak menurutnya, terkadang Wang Feng akan mengomel ketika dia tak mau makan. Satu hal yang paling dia takutkan. Bahasa Inggris.

Bahasa Inggrisnya sangat buruk. Memang seharusnya dia belajar bahasa Inggris dengan baik di sekolah. Sekarang dia menyesalinya. Dia tak pernah menganggap belajar bahasa Inggris penting. Siapa yang menyangka sekarang dia harus berada tempat dimana bahasa Inggris di gunakan. Dia tak pernah berpikir sampai ke sini.

Jian menyembunyikan hal ini dari Yibo dan Wang Feng. Mereka sudah cukup kerepotan mengurus banyak hal. Dia akan mencoba belajar sendiri, berbekal beberapa kosa kata yang dia pelajari sepertinya akan membantu.

Wang Yibo memperhatikan Jian yang terlihat menunduk. Laki-laki yang lebih muda itu banyak diam akhir-akhir ini.

" Ceritakan masalahmu."

Jian mengangkat kepalanya menatap Yibo. Yibo selalu tau jika dia berbohong. Otak kecilnya sedang memikirkan kebohongan yang tak akan terbaca oleh Yibo. "Hanya tak enak badan ge."

Wang Yibo memandang tajam ke arah Jian. Anak yang lebih mudah terlihat ketakutan. Yibo memiliki aura yang mendominasi, Jian selalu menurut jika Yibo mulai melihatnya tajam.
" Jangan beri tahu Feng ge ya, berjanjilah ge."

About Time (YiZhan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang