Bab 2

8.1K 235 0
                                    

Sebelum baca yuk absen dulu di keranjang ini🗑 sebanyak mungkin

Dan jangan lupa vote dan komen

Kalau ada typo bantu di tandai aja

Terimakasih

HEPPY READING

DI kediaman rumah anisa yang sudah rapih dan sedang menunggu keluarga yang akan di jodoh kan dengan anisa.

Anisa yang masih di dalam kamar merasa gelisah, ia terpaksa menerima ke inginan omahnya dengan laki-laki pilihan opah omahnya.

Tok... Tok... Tok...

Anisa menoleh menatap pintu kamar nya berkata. "Masuk."

"Nak, mereka sudah sampai. " Ucap dinda bundanya anisa menghampiri anisa yang masih duduk di kursi meja rias.

"Iya bun. " Anisa berdiri.

Mereka pun menuruni anak tangga beriringan. Dan anisa lihat ada seorang laki-laki yang sama menatap nya, dengan tatapan dingin.

Anisa menatap laki-laki itu seperti pernah melihat nya. Mungkin hanya kebetulan melihat dia dari jalan, ia hiraukan. Dan ia pun menghampiri dua paruh baya yang sudah ia anggap orang tuanya sendiri.

"Anisa kamu tambah cantik aja. " Patimah mengelus lembut puncak kepala anisa.

Anisa yang dapat pujian dari patimah menunduk malu. "Bisa aja umi, umi juga cantik. "

Anisa menatap laki-laki itu lagi mengerutkan kening nya. "Seperti nya saya pernah lihat kamu. "

"Hmm, memang kamu pernah melihat saya, apa kamu lupa kita ketemu di kafe. "

"Ah, saya ingat, kamu yang membalikkan HP saya waktu ketingga di kafe. " Anisa mengingat yang ponsel nya ketinggal di kafe dan dia yang membalikkan ponsel nya.

"Sudah lama tidak ketemu, tapi kalian masih akrab aja ya. " Ujar ahmad melihat anaknya dan anisa mengobrol. "Kalian sudah ketemu. "

"Tidak sengaja ketemu bi. " Dingin gus farhan.

"Kamu ini far, udah kenal dari kecil juga, masih aja dingin. " Omel patimah yang kesal dengan anaknya yang selalu dingin dengan orang.

Dua keluarga pun membicarakan tanggal pernikahan anisa dan gus farhan.

Gus farhan menatap sebuah orang, dan ia pun membuka pembicaraan. "Abi, umi semuanya, farhan boleh gak ajak anisa bicara berdua dulu. " Ijin Gus farhan yang ingin bicara sesuatu dengan anisa.

"Saya Gus. " Cicit anisa menunjuk dirinya sendiri.

"Siapa lagi, disinikan yang nama anisa cuma kamu. " Ucap Gus farhan memutar bola matanya males.

"Silahkan far. "

Anisa berdiri. "Kita bicaranya di taman belakang aja Gus. "

Gus farhan pun berdehem mengikuti anisa ketaman belakang rumah nya.

Mereka duduk di ayunan bersebelahan. "Gus mau bilang apa. "

My Husband My GusWhere stories live. Discover now