Bab 12

4.6K 149 4
                                    

Assalamu'alaikum

Apa kabar?

Absen dulu yuk disini 🗑

Jangan lupa vote dan komen

Kalau ada typo bantu ditandai aja

Mohon dukungannya

Terimakasih

HEPPY READING

Cklek..

Pintu kamar terbuka mendapatkan anisa yang membawa secangkir teh di tangan nya, menghampiri gus farhan yang sedang memakai jam tangan. "Gus ini tehnya, aku taro di meja." Anisa menaruh cangkir teh itu di meja, lalu beralih mengambil hagdayer untuk mengeringkan rambut nya  yang basah.

Anisa duduk di kursi rias sambil mengeringkan rambutnya yang basah
Dengan hagdayer.

"Anisa."

Anisa tersentak kaget dengan sebuah tangan yang di bahunya. Anisa mendongak menatap gus farhan sendu.

"Kenapa gus? "

"Terimakasih, untuk semalam. " Ucap gus farhan tepat di telinga anisa.

Anisa menunduk malu, mengingat kejadian semalam, yang gus farhan meminta haknya kepada anisa.

"Maaf, saya belum bisa mencintai kamu, tapi saya akan berusaha agar bisa mencintai kamu. " Tutur gus farhan lembut, ia bisa berharap kedepan nya bisa mencintai anisa, dan melupakan Masa lalunya.

****

Anisa sedang membantu dinda di dapur membungkus nasi kekotak nasi untuk santunan anak yatim, yang setiap hari jumat rutin membagi santunan anak yatim.

Bagi mereka rezeki yang setiap mereka dapatkan ada hak anak yatim dan yang tidak mampu.

Sedangkan gus farhan dan andi membawa kotak nasi ke depan rumahnya.

"Nis, kamu kedepan aja, ini juga mau selesai. " Pinta dinda menyuruh anisa untuk menghampiri gus farhan dan andi didepan rumah.

"Iya mah. " Anisa berlalu dari sana, untuk menghampiri dan membantu gus farhan dan andi yang sedang membagikan makanan keorang yang datang.

"Yah, gus aku bantu. "

****

Siang ini mereka lagi di perjalanan pulang ke rumah gus farhan, sebenarnya anisa masih kagen dengan kedua orang tuanya, mereka menginap di rumah orang tua anisa selama 3 hari, tadinya mereka mau menginap nya minggu, karena ada acara di pesantren mereka berdua harus pulang.

Drttttt..... Drtttt....

Anisa menatap gus farhan sendu, saat ia mendengar ada suara panggilan di henpon gus farhan, tapi gus farhan selalu menolak panggilan itu.

"Kenapa di tolak gus? Takut penting gus, angkat aja panggilan nya. " Tegur anisa bingung.

Gus farhan melirik anisa sekilas. "Gak penting nis. "

My Husband My GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang