Bab 4

6.3K 188 6
                                    

Heppy Reading

"Gus pelan-pelan, sakit. " Ringis anisa.

"Iya ini udah pelan. " Ujar Gus farhan.

"Ahkghh.. Sakit, di bilangin pelan-pelan. " Teriak anisa memerintahkan Gus farhan untuk pelan-pelan dan anisa pun mengigit bahu Gus farhan.

"Kamu diam dulu,ini saya mau keluarin. "

"Di keluarin nya pelan-pelan aja Gus." Pinta anisa.

Gus farhan menghela napasnya pasrah, karena bahunya menjadi sasaran anisa.

Dan Gus farhan sangat telitih mengeluarkan beling di telapak kaki anisa, dan ia pun berban kaki anisa dengan rapih.

"Makanya kalau, pengang gelas hati-hati. " Peringat Gus farhan.

Anisa mengerucut kan bibir nya sebal. "Licin gue, gelasnya.

*****

Selesai menghabiskan makanan nya gus farhan membereskan sisa makanan nya dan pergi ke kamar anisa sembari membawakan anisa makanan.

Clekkk

Gus farhan membuka pintu kamar melihat anisa yang sudah tertidur di kasur dengan posisi miring ke kanan.

Perlahan gus farhan menghampiri anisa yang pulas dengan tidur nya, mungkin saja epek kecapean, dan duduk di sisi ranjang ia mengulurkan tangan nya untuk membelai pipi anisa lembut.

"Astaghfirullah, " Gus farhan tersadar apa yang ia lakukan, gus farhan memejamkan matanya yang menahan sesuatu.

"Saya gak boleh melakukan nya, sebelum saya cinta sama dia, " Ujar gus farhan menahan hasrat nya untuk tidak menyentuh anisa,meskipun anisa istri nya tapi ia nggak mau melakukan itu tanpa cinta.

"Anisa bangun, makan dulu. " Gus farhan menggoyang kan bahu anisa.

Anisa mengernyit terduduk.

Gus farhan memberikan makanan yang tadi ia bawa kedepan anisa.

"Sarapan dulu. "

Anisa menggaguk memakan bawaan Gus farhan dengan lahap.

******

Anisa dan Gus farhan duduk di meja makan bersebelahan, anisa membantu dinda menata makanan di meja makan, untuk mereka makan.

"Nis itu suami kamu ambil kan makanan nya ." Suruh dinda yang meliat anisa hanya diam.

"Ih apaan si bun kan gus farhan punya tangan yah tinggal ambil aja. " Ujar anisa mengerucut kan bibir nya kesal.

Masih pagi sudah membuat mood anisa tidak bersahabat.

Dan gus farhan hanya tersenyum kencut, dan gus farhan angkat bicara.

"Gak apa-apa bun saya ambil sendiri aja" Ucap gus farhan angkat pembicaraan dengan senyuman nya, ia nggak mau momen pagi ini menjadi kacau,

"Gak nak kamu duduk aja , anisa ambilakan suami kamu makan. " Ucap dinda kesal.

Dengan senang hati anisa ambikan gus farhan makanan yang ada di meja makan, dan di berikan ke gus farhan.

"Ini gus makan. "ucap anisa males.

Dan gus farhan mengambil makana yang udah di ambilkan anisa dan tersenyum.

" Terimakasih, "

*****

Selesai makan mereka berkumpul di ruangan keluarga. Mengobrol biasa disana antara menatu dan martua.

"Bun farhan mau ajak anisa pindah, apakah oleh." Ucap gus farhan meminta ijin untuk membawa anisa untuk ke rumah ny,ia takut orang tua anisa tidak mengijinkan dirinya membawa anisa.

"Boleh farhan , anisa sekarang istri kamu dan ia sekarang sudah tanggung jawab kamu, anisa harus ikut kamu kalau kamu mau tinggal di mana anisa harus ikut kamu mau susah pun anisa harus setia sama kamu ikut susah sama kamu, " Ujar dinda, soal berrumah tangga itu sulit banyak sekali tantangan yang mereka akan lewati.

Sebagai istri yang sholehah dan setia ia harus ikut susah bersama sang suami dan selalu ada untuk suaminya.dan sebagai istri baik ia harus taat kepada suaminya.

"Terima kasih bun. " gus farhan tersenyum tipis.

"Tapi anisa pengen tinggal bersama bunda, " Ujar anisa yang matanya udah berkaca kaca sembari mengegam kedua tangan dinda.

"Dengerin bunda, kamu sekarang sudah menjadi istri, dan kamu harus ikut bersama suami kamu, dan kamu harus ikut susah dan senang nya bersama suami kamu, sekarang kamu tanggungjawab farhan nis, mau yah, " Bujuk dinda menatap sendu anisa, memang hati nya belum sanggup untuk melepaskan putri nya satu satu itu.

Anisa memeluk tubuh dinda dengan erat dan menagis di pelukan dinda dan dinda membales pelukan anisa dan mengelus punggung anisa lembut .

"Dan kamu harus ingat, nasehat bunda kalau kamu di sana ."dinda mengingat kan anisa , bagaimana manjadi menjadi istri solehah dan taat kepada suami.

"Gus, saya gak mau tinggal dirumah Gus, saya mau disini. "

"Saya gak bisa, kita harus pindah, saya harus mengurus pesantren. " Ujar Gus farhan gak bisa tinggal di rumah anisa karena ia harus mengurus pesantren nya.

"Bun, aku gak mau tingali bunda. " Rengek anisa memeluk bunda nya.

"Kamu harus ikut suami kamu nak. "

"Tapi bun. "

"Gak ada tapi-tapian, kamu harus ikut suami kamu nak. "

Anisa menghela napasnya pasrah, lalu mengangguk mau ikut pindah dengan suaminya.

Bersambung...

Apa kabar kalau ada kata kata maupun tulusan yang salah mohon maaf dan memahlumi

Dan yang udah membaca cerita ini dan kasih vote dan komentar,saya sangat sangat berterima kasih

😉🙃🙏🙏🙏🙏

My Husband My GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang