Bab 8

5.2K 184 2
                                    

Kalau masih ada typo bantu di tandai aja.

Jangan lupa vote dan komen.

Mohon dukungannya

HEPPY READING.

DI dalam kamar anisa duduk di sisi ranjang, sedangkan Gus farhan sedang memakai baju kaos hitam, sangat cocok untuk tubuh nya.

Gus farhan menghampiri anisa. "Kamu mau nitip apa, saya mau keluar. "

Anisa menggeleng. "Engga Gus. "

"Yaudah kalau begitu. " Membalikkan badanya berjalan, tapi lengan nya di tahan anisa, gus farhan menoleh mengangkat alisnya satu. "Kenapa? Berubah pikiran. "

Anisa menggeleng kepalanya kecil,mengulurkan tangan nya, gus farhan yang melihat itu mengernyit mengeluarkan dompet nya. Anisa yang melihat gus farhan mengeluarkan beberapa uang menghela napas panjang, mengambil tangan gus farhan dan mengecup nya.

"Salim gus. "

"Ini ambil buat kamu. " Ujar gus farhan memberikan beberapa uang berwarna merah untuk anisa.

Anisa menggeleng. "Gak usah gus, aku masih punya uang. " Tolak anisa.

"Ambil, uang kamu simpan saja, sekarang kamu sudah tanggungjawab saya. " Memberikan uang itu di tangan anisa dan berlalu dari sana.

****

Clekkk..

Anisa yang mendengar pintu kamar di buka menoleh ternya suaminya pulang dengan baju basah memang di luar sedang hujan deras, gus farhan menghampiri anisa memberikan sesuatu di kresek merah.

"Ini ambilah, saya membelikan kamu martabak manis. " Setelah mengucapkan itu gus farhan masuk kekamar mandi.

Anisa yang melihat martabak berbinar, turun dari ranjang berlari ke sopa dan menaro martabak itu di meja ia duduk di bawah, membuka bungkus martabak itu. Martabak sepesial.

Pintu kamar mandi di buka menunjukkan gus farhan yang sudah menganti baju basahnya, duduk disopa sembari mengusap rambut nya dengan handuk.

"Gus mau. " Anisa menyodorkan sepotong martabak di depan gus farhan. "Enak tau gus. " Binar anisa.

Gus farhan mengigit martabak yang di tangan anisa.

"Ini gus makan lagi. " Anisa bahagia suaminya makan martabak itu yang ada ditangannya.

Dan gus farhan pun memakan martabak itu. "Jangan geer dulu, tangan saya lagi mengering kan rambut saya. "

Anisa tersenyum lebar. "Gak apa-apa gus, yang penting gus mau makan bersama aku. "

****

Azan subuh sudah berkumandang, gus farhan terbangun dari tidurnya, rasa pening di kepalanya seperti membuat kamarnya berputar.

"Anisa." Panggil gus farhan menggoyang kan bahu anisa.

Anisa mengernyit mengucek matanya. "Kenapa gus. " Ucap anisa dengan suara beratnya has bangun tidur.

My Husband My GusWhere stories live. Discover now