Bab 7

5.2K 180 0
                                    

Ayo absen dulu bestie di keranjang ini🗑 sebanyak-banyaknya.

Kangen gak sama cerita ini?

Jangan lupa vote dan komen.

Kalau masih ada typo bantu tandai aja

HEPPY READING

Drttt.... Drttt....

"Assalamu'alaikum sayang. " Salam dari serbang sana dengan nada bahagia.

Anisa yang mengangkat panggilan di ponsel gus farhan, terkejut. "Oh ini toh yang berhasil membuat gus farhan jatuh cinta, cantik. " Batin anisa yang melihat PP foto yang di sana tertera naila❤.

Saat anisa mau menjawab salam dari naila, ponsel itu di rebut sang pemilik.

Gus farhan menatap tajam anisa yang sudah lancang mengambil dan pengangkat panggilan di ponselnya.

"Lancang sekali kamu. " Ucap gus farhan geram.

Anisa menunduk kepalanya takut. "Maaf gus. " Anisa menahan air mata yang mau tumpah.

Gus farhan mengangkat dagu anisa agar menatap nya.

"Jangan pernah kamu menyentuh barang-barang saya, mengerti. "Gus farhan menegaskan anisa.

"Iya Gus, sekali lagi aku minta maaf. " Anisa membalikkan wajahnya kearah lain dan berlalu dari sana.

****

"Anisa."

Anisa di kejutkan dengan sebuah tangan yang menyentuh bahunya, ia menoleh sebelahnya tersenyum.

"Umi, kenapa umi? "

Patimah menggeleng kecil tersenyum. "Kamu lagi bikin apa? "

Anisa menatap sebuah adonan yang sedang adonkan."Ini umi, anisa mau bikin kue brownies. "Ujar anisa.

Patimah mengusap bahu anisa lembut. " Kamu bisa bikin kue? "

"Alhamdulillah bisa umi, aku belajar dari bunda. "

Anisa bisa membuat kue brownies dari bunda, yang kebetulan bundanya mempunyai toko kue.

Gus farhan melewati anisa dan patimah, dan ia menuangkan air, sembari menatap mereka yang sedang bikin kue."Kalian bikin apa?" Gus farhan membuka suara.

Mereka mendongak menatap Gus farhan tersenyum. "Ini anisa mau bikin kue brownies katanya. " Bukan anisa yang menjawab melainkan patimah.

"Gus farhan mau coba. " Anisa menawarkan kue brownies yang sudah jadi.

"Boleh."

Anisa pun menyajikan kue brownies inu di piring kecil.

Gus farhan terdiam merasakan kue brownies itu yang rasanya berbeda. "Rasanya tidak kalah enak dengan di kafe. "

"Kenapa Gus? " Tanyanya yang melihat expresi wajah Gus farhan berubah saat dia makan. "Gak enak ya. "

Gus farhan menatap anisa sendu, yang memasang wajah sedih. "Enak."

My Husband My GusNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ