Bab 11

5K 168 6
                                    

HEPPY READING

Sepanjang perjalanan membelah jalanan jakarta ke Bandung yang begitu padat, gara-gara tadi anisa melakukan kesalahan yang membuat Gus farhan marah besar kepadanya, cara menyetir Gus farhan dengan satu tangan, tangan satunya ia memijit keningnya.

"Turunin aku disini Gus. "

Ucapan anisa membuat Gus farhan menoleh, menatap tajam anisa. "Kamu gila ya Hm? Ini jalan tol."Pekik Gus farhan kesabarannya setipis tisu.

"Aku mau turun disini!!!"

"Gak, saya nggak mau. " Tolak Gus farhan tegas.

"Kenapa sih Gus, Gus gak pernah menghargai perasaan aku, aku istri Gus, bukan teman Gus. "

Gus farhan memukul kuat setir mobil nya. "Kamu lupa kalau kita nikah kare_."

"Aku tau Gus, kalau kita menikah tanpa cinta, dan terpaksa, itu kan yang kamu mau ucap kan. " Pekik anisa yang kesal dengan sikap semena Gus farhan yang selalu membahas itu, kapan sih hati Gus farhan terbuka untuk nya, susah banget untuk membuka hati Gus farhan untuk nya.

Gus farhan yang tersentak dengan ucapan anisa terdiam.

"Seandainya, aku bisa menolak perjodohan ini, aku tolak Gus, kalau hati Gus aja untuk orang lain, rasanya gak kuat tau Gus punya pasangan yang belum usai dengan masa lalunya. " Lirik anisa melihat jendela sembari menghapus air matanya kasar, ia mengeluarkan rasa sedih pedih di hatinya yang satu bulan menikah dengan Gus farhan yang belum selesai dengan wanita yang masih Gus farhan cintai.

"Aku minta pisah Gus. "

Duarrr..

Seperti ada bom di kepalanya, Gus farhan menggeleng kepalanya cepat. "Gak saya gak mau. "

"Gak ada cara lain, untuk kamu bersatu Gus, dengan wanita yang Gus cintai. "

****

"Assalamu'alaikum, bun"

Akhirnya lamanya di perjalanan sampai juga di rumahnya, rasa rindu dengan sesuana rumah nya yang masih sama, anisa melangkah kan kakinya kedalam rumah.

"Waalaikumsalam." Ucap dinda di pintu kamar nya, membabalakan matanya terkejut melihat anak semata wayang nya pulang. "Anisa."

Dinda memeluk anisa erat, anisa pun membalasnya melepaskan rasa rindu, lamanya satu bulan mereka tidak bertemu.

"Kamu sama siapa nak? " Dinda melepaskan pelukan nya.

"Itu Gus farhan. "

"Bun." Gus farhan baru masuk setelah memakirkan mobilnya dan membawa beberapa kue mereka beli di jalan. Gus farhan menyalami tangan dinda.

"Bun aku kekamar dulu. " Pamit anisa. "Gus tas aku. " Anisa mengambil tas gendong nya yang di bawa Gus farhan, dan berlalu meninggal kan dinda dan Gus farhan.

Sesampainya di kamar nya anisa tersenyum lebar, ia menghempaskan badanya kekasur yang satu bulan penuh ia tinggal, rasanya kagen.

Saat ia mau memejamkan matanya, ia buka lagi mendengar suara pintu di buka, anisa berubah posisinya menjadi duduk. Menatap orang itu menautkan alisnya.

Gus farhan menghampiri anisa. "Saya mau keluar bentar. " Pamit Gus farhan.

"Mau kemana? Ini udah tegah malam loh.. Gus. " Mau kemana Gus farhan malam-nalam seperti ini keluar.

My Husband My GusDonde viven las historias. Descúbrelo ahora