Takdir Cinta [Prolog]

785 40 2
                                    

Suara tangisan bayi terdengar begitu nyaring hingga membuat seorang wanita yang sejak tadi duduk terdiam di kursi khusus setelah melahirkan itu melamun menatap kosong jendela kamarnya yang mulai rapuh di makan usia seperti hatinya saat ini.

Tatap kedua mata Naya kini langsung menatap nanar bayi merah yang baru saja di lahirkannya ke dunia. Bayi itu menangis saat seseorang yang bernama mbok jinah sedang memakaikan pakaian bayi secara perlahan karena beliau baru saja memandikannya. Setelah selesai memakaikan pakaian hingga membedong bayi yang masih berumur satu hari, mbok jinah langsung menatap bayi mungil penuh perhatian pada anaknya yang saat ini sedang menatap lekat ke arah mbok jinah seperti bayi yang sudah berumur sekitar 3 bulanan padalah baru kemarin di lahirkan.

"Anak tantik dah mandi, baunya udah wangi dan mau pergi alan-alan?" Ucap mbok jinah dengan menirukan suara balita yang belum lancar bicara.

"Udah selesai mbok?" Suara ibunya membuat mbok jinah langsung beralih menatap ibunya yang saat ini sudah berada di depan pintu kamarnya yang terbuka dengan raut wajah sumringah saat menatap cucunya yang saat ini masih membuka kedua matanya.

"Sudah toh, mbok gemas dengan cucumu ti. Kok bisa-bisanya bayi yang baru lahir kemarin bisa merespon ucapan yang mbok ucapkan." Balasnya sambil menggeleng- gelengkan kepalanya pelan menatap anaknya saat ini.

Setelah memberikan Dara pada ibunya, mbok jinah menghampiri Naya yang saat ini bersandar di kursi tak jauh dari ranjang kamarnya,"Jangan banyak pikiran? Sekarang yang harus kamu fokuskan adalah merawat Dara putrimu dengan penuh kasih sayang, dan ingat kamu adalah orang tua tunggal yang harus bisa berperan sebagai ibu sekaligus ayah untuk putri kecilmu." Naya menganggukan kepalanya pelan menatap mbok jinah setelah selesai memberi wejangan padanya.

"Iya mbok? Doain Naya ya, supaya mampu melewati semua ini dengan lapang dada." Jawabnya membuat tangan mbok jinah terulur mengelus puncak kepalanya dengan pelan dan penuh perhatian."Selalu itu? Mbok selalu doain yang terbaik buat kamu supaya mampu melewati masa-masa pelik kamu saat itu. Dan mbok bangga sama kamu, karena kamu bisa atasi semua masalah kamu sendirian tanpa seorang suami yang mendampingimu." Ucap mbok jinah lalu pergi meninggalkan Naya karena ia harus pergi untuk memandikan bayi di kampung ini yang lahir sekitar beberapa hari yang lalu.

Naya menghembuskan nafasnya pelan saat melihat kepergian mbok jinah. Semua yang di katakan mbok jinah ada benarnya, ia harus bisa segera bangkit demi putrinya. Baginya kebahagian Dara adalah hal penting baginya karena ia tak ingin membuat anaknya menderita seperti hidupnya saat ini setelah melalui semua yang pernah di laluinya.

Dan Naya bertekad akan mengubah semua kehidupannya demi membuat kebahagiaan putrinya Adara Syerandra.

Takdir Cinta [SELESAI]Where stories live. Discover now