Takdir Cinta [45]

122 7 0
                                    

Akhirnya bisa kembali update setelah hampir semingguan lebih gak sempat untuk menulis.

Jadi, jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya.

Terima kasih

Dev duduk diam menatap papanya dengan tatapan kosong. Saat ini mereka sedang berada di ruangan kerja yang berada di rumahnya. Sejak tadi mereka berdua berdiam diri tak ada percakapan apapun, sehingga membuat ruangan itu terasa hening dan mati seperti tak ada penghuninya.

Dev memendarkan tatapannya, saat terdengar suara helaan nafas sang papa yang terasa berat sekali. Tetapi pria itu masih enggan bicara, dia mengira papanya terbang ke Indonesia mungkin karena aduan mamanya yang membuat papanya langsung ke sini untuk menemuinya.

"Apa ini putra yang selalu papa banggakan?" Gumam papanya pelan pada dirinya sendiri tanpa menatap ke arah Dev yang masih terdiam mematung tak bergeming.

"Padahal, selama ini papa merasa lega karena miliki putra seperti kamu." Ungkapnya berjalan pelan menatap nanar Dev yang masih terdiam."Apakah ini balasan yang kamu berikan kepada papa?" Lanjutnya dengan suara yang di buat setajam mungkin.

Hingga tatapan Dev langsung bergerak menatap ke arah papanya dengan tatapan tak berdaya."Aku hanya ingin Naya dan putriku ada di samping ku Pa, karena bagiku mereka adalah penyemangat hidupku." Gumamnya lirih tak berdaya sama sekali."Dulu,memang aku berusaha melupakan Naya sedalam mungkin... Namun saat aku tahu, bahwa selama ini aku telah memiliki seorang putri yang sangat menggemaskan membuatku tak bisa lagi berpaling dari mereka berdua dan mama lah yang menghancurkan kehidupan Dev Pa!" Tekannya lalu menutup rapat kedua matanya berusaha menahan air matanya keluar yang sejak tadi saling berdesakan di pelupuk matanya.

"Ini kali ke berapa, kamu hancur hanya karena seorang wanita?" Tekan sang papa menatap nanar ke arah Dev yang merasa sayu.

Dev sejenak berfikir, memang dia di saat menjalin bersama seorang wanita dia akan sangat mencintai wanitanya tetapi saat hubungan di atas tanduk, dia juga yang akan tersakiti dan tak bisa bangkit melupakan wanita itu. Tetapi selama ini yang paling menyakitkan adalah berpisah sama Naya membuat dia tak lagi bisa melakukan apapun dalam hidupnya, baginya Naya adalah seluruh jiwanya. Bahkan separuh nafasnya ada di wanita itu, sehingga membuat dia tak lagi bisa melakukan apapun tanpa ada wanita itu di sampingnya.

"Tapi Naya yang lebih berharga dari lainya Pa!" Ungkapnya menahan kesedihan saat dia mengingat beberapa moment penting bersama wanita itu."Entahlah? Dev begitu mencintainya lebih dari apapun."

"Karena itulah kamu rela meninggalkan perusahaan sehingga membuat perusahaan itu terbengkalai tanpa sosok pemimpin." Sentak papanya, Dev langsung terdiam."Padahal, papa begitu percaya denganmu untuk meneruskan perusahaan di sini Dev." Papanya mendongakkan wajahnya keatas lalu menghela nafas untuk menetralkan emosinya yang saat ini sedang mengebu-ngebu, tetapi baginya saat ini bukanlah yang tepat untuk menuntaskan seluruh emosinya kepada Dev yang terlihat begitu terluka.

Papanya mendekat kembali kearahnya dan duduk di sampingnya."Kalau Naya adalah seluruh jiwamu... Berjuanglah untuknya dan setelahnya kamu harus kembali fokus mengurus perusahaan."Dev langsung menoleh ke arah papanya yang saat ini tengah menepuk-nepuk pundaknya pelan untuk memberi sebuah semangat baru yang seolah-olah menerbitkan secercah harapan baru untuk hubungannya dengan Naya.

Senyum di wajahnya langsung terukir lebar menatap sang papa dengan wajah penuh binar."Yang benar Pa? Dev kira, papa ke sini hanya karena aduan mama."

Papanya mengangguk tersenyum menatapnya."Memang papa ke sini karena aduan mama kamu? Tentang hubungan baru mu bersama Naya dan putrinya, bahkan mama mu juga menceritakan semua tentang Almara sahabat kecilnya itu... Tapi dari semua yang papa dengar, papa tahu dimana letak kebahagiaanmu sekarang... Yaitu bersamanya." Jelasnya mampu membuat Dev meneteskan air matanya penuh haru.

Takdir Cinta [SELESAI]Where stories live. Discover now