Takdir Cinta [38]

127 6 1
                                    

"Aku mencintaimu dan aku tak ingin berpisah lagi dari mu Nay?" Ucapnya lagi menatap lekat kedua mata yang sudah berkaca."Cukup sekali dan aku tak ingin mengulangi hal yang sama seperti dulu." Ungkapan perasaan Dev benar-benar tulus, pria itu mengungkapkan semua perasaannya seolah-olah dia berpikir bahwa cepat atau lambat dirinya akan pergi meninggalkannya lagi seperti dulu.

Padahal kan dia juga mencintainya dan akan selamanya selalu mencintai pria di depannya, tetapi sikap mamanya kemarin di rumahnya membuat dia di landa rasa bimbang. Entahlah apa yang harus dia lakukan nanti?

Jemari Dev bergerak pelan membelai wajahnya, raut wajah Dev menatap penuh harap, bahkan ekspresinya seolah-olah mengatakan bahwa apa yang di katakan adalah kejujuran yang benar adanya."Kamu percaya kan sama aku?" Naya mengangguk pelan membalas tatapan teduh yang saat ini masih terlihat takut kehilangannya.

"Aku percaya kok."

Dev tersenyum lega."Aku gak ingin kehilangan kamu lagi! Aku harap suatu hari kalau kita ada masalah kecil maupun besar kita selesaikan dengan kepala dingin dan cari jalan keluar bersama untuk menyelesaikan masalah itu dan tak ada lagi perpisahan sebagai cara untuk menyelesaikan masalah kita." Dev memejamkan kedua matanya sesaat merasakan sesak dalam dadanya saat mengingat betapa hancurnya hidupnya tanpa ada Naya di sampingnya.

"Sebegitu takutnya kah kamu kehilangan aku?" Kekeh Naya dengan mengusap kedua matanya yang mulai tampak berkaca. Sebelum Dev menyadari bahwa di telah meneteskan air mata di depannya.

Dia begitu takjub dan merasa sebagai wanita yang beruntung karena telah di cintai dan di sayangi pria seperti Dev yang memiliki segalanya dalam hidupnya, tetapi kenapa pria itu malah memilih wanita seperti aku yang tak memiliki apa-apa dalam hidupnya. Mungkin karena itulah mamanya tak begitu menyukaiku setelah apa yang aku lakukan pada Dev, padahal saat itu hati dan pikiranku begitu kalut dan hancur, sehingga membuat ku tak bisa berfikir jernih dan memilih jalan sala yang membuat dirinya harus menerima segala sesuatu yang selalu buruk di mata orang lain.

"Bukan takut saja Nay? Sikap kamu sejak kemarin ke aku membuat aku merasa ada hal salah dan aku takut kejadian 4 tahun yang lalu terulang kembali pada hubungan kita dan lagi-lagi aku kehilangan kamu dan dara .... Aku gak mau itu terjadi, kalian adalah separuh hidupku, aku tak bisa hidup tanpa kalian, jika saja kamu kembali memilih pergi dari hidupku saat ada masalah yang tak ingin kita cari bersama jalan keluarnya." Naya terdiam mencerna apa yang di katakan Dev padanya. Apa yang di katakan Dev memang benar, tadi malam dia hampir saja menyerah atas semua yang baru saja mereka mulai untuk kembali memulai hubungan mereka yang sedang di rajutnya untuk menatap masa depan cerah di masa mendatang untuk keluarga kecilnya, namun perkataan demi perkataan mantan ibu mertuanya yang di lontarkan untuknya membuat Naya hampir saja menyerah.

Dan untunglah tawa gadis kecilnya itu kembali menerbitkan harapan baru bahwa saat ini yang harus di pikirkannya bukanlah dirinya saja melainkan gadis kecilnya yang butuh segalanya tentang sosok ayahnya di masa mendatang.

"Apa yang sedang terjadi kemarin di rumah ku sehingga membuat perubahan sikapmu berubah kepadaku." Tanyanya mendekatkan jarak tubuhnya sehingga terlihat lebih dekat.

Naya meneguk ludahnya cepat, kedua matanya tak berani menatap kedua mata Dev yang menatapnya lekat dengan jarak sedekat ini."Apa yang di katakan mama padamu. Apa semua ini mengenai dara? Sehingga membuatmu mendiamkan ku"

Deg!

Naya masih terdiam tak bergeming, dia begitu terkejut dan tak bisa berfikir untuk menjawab alasan yang masuk akal. Ingin sekali menjawabnya jujur, tetapi dia tak ingin menjadi batu penghalang di antara ibu dan anak hanya karena dirinya. Dia bingung, pikirannya buntu dan tak ada yang bisa di lakukannya sekarang, lalu tatap matanya kembali menatap Dev yang masih betah menatap wajahnya dengan jarak sedekat ini.

Takdir Cinta [SELESAI]Where stories live. Discover now