Takdir Cinta [32]

113 7 0
                                    

Hai, akhirnya bisa kembali update lagi.

Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya.



Selamat Membaca

Dev masih memeluk erat tubuh Naya dan sesekali jemarinya membelai pelan rambut Naya yang saat ini kepalanya sedang bersandar di dadanya."Kapan ya bisa setiap hari begini?" Ujar Dev mengecup pelan kening wanita yang saat ini juga memeluk erat tubuhnya.

"Kamu tahu gak Nay? Aku selalu merindukan kamu saat di malam- malam sunyi yang selalu aku lewati dalam kesendirian malam." Ungkapnya sedikit melirik wanita yang ada di pangkuannya.

Saat ini mereka sedang duduk di sofa,punggung Dev bertumpu di sofa ruangannya sehingga mereka berdua terlihat begitu intim. Apalagi posisi Naya duduk di pangkuan Dev dan menempelkan seluruh tubuhnya di atas tubuh pria itu. Seolah-olah bahwa dunia adalah milik mereka berdua.

Naya hanya tersenyum pelan tanpa berniat membalas apapun yang di katakan Dev padanya, wanita itu merasa bahwa ia baru saja menemukan tempat ternyaman dalam hidupnya saat kepalanya bersandar di dada Dev dan memeluk erat tubuh pria seraya memejamkan matanya sesaat sebelum bunyi telepon yang berasal dari meja kerjanya.

"Aku harus keluar dulu? Kayaknya ada telpon yang berasal dari meja ku deh." Pamitnya pada Dev yang saat ini masih terdiam tak bergeming memeluknya, seraya bangkit dari pangkuan pria di bawahnya.

Naya sedikit kesulitan melepas pelukan erat jemari Dev di pinggangnya, sehingga membuat dia sedang mengupayakan berbagai cara untuk lepas dari genggaman pria di bawahnya."Dev, lepasin? Ada telepon ... Aku harus angkat dulu?" Naya kembali memberi tahu kepada pria di bawahnya ini untuk sesegera mungkin melepas pelukannya. Bukanya melepas, pria itu semakin mengeratkan pelukannya di tubuhnya hingga dia semakin tak bisa bergerak sedikit pun.

"Dev?" Pekik Naya yang mulai meradang saat bunyi panggilan telepon itu terdengar hingga berkali- kali.

"Biarin saja lah? Nanti si penelpon itu pasti telpon balik kok kalau merasa urusannya begitu penting dengan mu." Balas Dev asal lalu menyerukan wajahnya di leher Naya dan menghirup banyak-banyak aroma yang mampu membuat jiwanya lebih tenang.

Naya memutar bola matanya malas dan menghembuskan nafasnya dengan kasar untuk menghilangkan rasa jengkel dan marah pada pria yang hingga saat ini masih belum juga melepaskan pelukannya.

"Dev?" Peringat Naya lagi saat bunyi telepon itu kembali berbunyi.

"5 menit lagi sayang? Aku janji setelah itu aku lepaskan tubuhmu, dan setelah itu juga kamu bebas melakukan apapun dengan pria mana pun yang kamu mau." jawab Dev memelas sedikit melonggarkan pelukannya yang sejak tadi begitu erat.

Tak ingin membuang waktu lama- lama, Naya sedikit berontak saat merasa ada sedikit kelonggaran pelukan Dev. Tetapi pria itu langsung bergerak cepat menarik Naya kembali ke dalam pelukannya, namun saat itu juga Naya langsung menendang lutut Dev secara pelan tetapi terasa begitu menyakitkan oleh Dev, sehingga membuat dia berteriak kesakitan memegang lututnya yang terkenal ujung lancip sepatu high heels yang di gunakan oleh Naya.

Dengan terpaksa Naya langsung berlari keluar dari ruangan Dev saat pria itu masih meringis kesakitan. Ada rasa kasihan dan bersalah secara bersamaan, tetapi tak ada cara lain selain melakukan hal itu untuk melepas dari jeratan Dev di saat tak tepat. Sehingga membuat dia terpaksa menendang lutut pria itu.

*****

Selang dua jam berlalu setelah kejadian itu, Naya terlihat begitu sibuk dengan mencatat beberapa berkas yang akan di gunakan untuk meeting nanti siang  tepatnya jam 10 nanti bersama pengusaha yang berasal dari thailand. Benar saja tadi dia melakukan hal tepat saat bunyi telepon tersebut, ternyata berasal dari salah satu klien yang akan berkerja sama dengan pak Keenan.

Takdir Cinta [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang