Takdir Cinta [48]

164 7 0
                                    

Akhirnya bisa kembali update.

Meski saat-saat ini sedang sibuk merevisi cerita pertama aku.

Jadi jangan lupa vote dan komen di cerita ini supaya saya bisa membagi waktu untuk mengupdate kelanjutan cerita ini di antara sibuknya merevisi cerita saya yang pertama.

Semoga part ini bisa menghibur kalian semua.

Selamat membaca

Sejak saat itu hidup Dev terasa suram tak ada lagi memiliki semangat hidup sama sekali. Yang hanya bisa dilakukan setiap harinya hanyalah duduk termenung, merenung dan berdiam diri tanpa mengatakan apapun sepanjang hari.

Makan pun kalau mamanya tak menangis, mulutnya tak akan terbuka menerima suapan mamanya. Sedangkan papanya di buat kebingungan seolah-olah menemui jalan buntu karena tak memiliki pilihan lain selain menemui Naya supaya bersedia menghibur Dev. Tetapi di sisi lain alam bawah sadarnya melarangnya karena cara itu bukanlah yang terbaik untuk Dev.

Mengingat Dev menjadi seperti ini juga karena Naya menjenguknya di rumah sakit. Dengan perasaan putus asanya papanya Dev bangkit dari duduknya dan memukul kepalanya keras supaya bisa berfikir lebih baik lagi demi kesembuhan putra semata wayangnya.

Terlihat papanya Dev berjalan menghampiri Dev yang masih duduk termenung di taman samping rumahnya dengan tatapan kosongnya.

"Dev? Sampai kapan kamu seperti ini." Ucap papanya lirih menatap iba putranya.

"Kamu tau sendiri kan... Hari pernikahan Naya semakin dekat, apa kamu gak memikirkan sesuatu untuk sekedar berjuang demi wanita yang kamu cintai itu dan juga Dara cucu papa." Ungkapnya."Jangan berdiam diri, melamun setiap hari seperti pengecut yang gak mau tanggung jawab anaknya sendiri... Dan ingat, sebentar lagi putrimu itu akan memanggil pria lain sebagai ayahnya, tetapi pria itu bukan kamu." Tegas papanya marah pada Dev yang tak pernah berjuang mendapatkan putrinya kembali bersamanya.

"Buat apa aku berjuang kalau ujung-ujungnya membuat Naya menderita, dan itu semua karena mama Pah!" Balasnya."Padahal dulu kami sudah pernah menjalin hubungan kembali...  tetapi karena mama, Naya lebih memilih pergi meninggalkan ku." Lanjutnya lagi dengan sendu mengingat dimana hubungan mereka kembali kandas setelah perjuangannya mengambil hatinya, meski saat itu Naya masih menjalin hubungan bersama kak keenan.

"Lalu kenapa kamu masih seperti ini kalau kamu sudah merelakannya bersanding dengan pria lain... Sudah lupakan saja dan kembali fokus ke masa depanmu lagi." Kesal papanya.

"Aku belum bisa melupakannya pah dan tak akan pernah bisa merelakannya dengan pria lain." Ungkapnya menatap papanya yang langsung melotot tak jelas setelah mendengar jawaban dari Dev.

"Papa gak nyangka putra papa gak punya pendirian yang kuat seperti ini, apakah ini pantas menjadi penerus perusahan papa suatu hari nanti." Tukas papanya lalu melangkah pergi meninggalkan Dev."Terserah kamu saja, papa gak mau ikut campur urusan mu yang penting tadi papa sudah memberimu saran untuk kembali berjuang." Ujarnya lagi sebelum benar-benar pergi meninggalkan taman di samping rumahnya.

Setelah kepergian papanya, Dev merenung memikirkan semua yang di katakan papanya tadi. Dia tak boleh berdiam diri seperti ini terus dan harus berjuang lagi dari awal untuk kembali memenangkan hatinya Naya yang sebentar lagi akan menikah dengan pria itu.

Dev bangkit dari duduknya berjalan ke arah kamarnya untuk mengambil sesuatu di sana.

*****

Dev menatap rumah sederhana di depannya dengan senyum yang mengembang di wajahnya. Rasanya dia begitu rindu dengan semua kenangan yang pernah di laluinya bersama gadis kecilnya.

Takdir Cinta [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang