Takdir Cinta [9]

308 16 1
                                    

Jangan lupa vote dan komen sebagai bentuk dukungan buat saya untuk kembali semangat buat update part ini






Naya langsung tersadar saat ada sebuah panggilan telepon masuk melalui ponselnya, dengan cepat wanita itu memutus tatapan Dev yang saat ini masih menatap wajahnya dengan tatapan penuh rindu lalu ia berangsur pergi untuk mengangkat panggilan itu yang ternyata berasal dari tetangga rumahnya.

"Halo mbak?" Sapa Naya lalu mendengar suara yang terdengar panik dari seberang membuat hati Naya semakin tak karuan.

"Apa..... panas dara semakin tinggi, kok bisa. Padahal kan kemarin sudah di beri obat penurun panas dan nyeri dari dokter." Saat ini Naya terlihat begitu panik, apalagi setelah mendapat kabar bahwa panas dara semakin tinggi. Wanita itu semakin kalut dan hanya mendengar penjelasan dari seseorang di seberang sana.

"Iya mbak? Terima kasih, saya janji setelah ini saya akan pamit izin pulang terlebih dahulu untuk membawa dara ke rumah sakit." ucapnya kemudian Setelah itu Naya langsung menutup panggilan itu dan berbalik melihat Dev yang saat ini sibuk menatap para pekerja di atas sana yang bekerja mengerjakan proyek.

"Ada apa?" Tanya Dev saat melihat ekspresi khawatir yang tercetak jelas di wajah wanita itu. Naya mendekat kepadanya, seperti ingin mengutarakan suatu hal kepadanya. 

"Gini pak? Apa saya boleh izin pulang sekarang, karena ada hal penting yang membuat saya harus segera sampai di rumah secepatnya." Ada rasa getar di nadanya saat ia mengucapkan hal itu pada Dev, karena ia pikir izin sama pria di depannya ini sama saja karena saat ini Dev juga sudah menjadi atasanya sama seperti Keenan. Sehingga mau tak mau ia harus pamit kepada pria di depannya ini yang masih duduk di posisi sama sebelum ia menerima telepon dari tetangganya yang tak lain adalah mamanya Deo teman dekat dara saat di rumahnya.

Tanpa berpikir panjang lagi, Dev langsung beranjak berdiri berjalan mendahului Naya yang masih terdiam menunggu jawaban atas permintaan izinnya yang masih belum di jawab,"Ayo aku antar?" Ajak Dev dan pria itu kini menoleh ke belakang saat tak ada reaksi dari wanita di belakangnya."Jangan banyak berfikir? Katanya saat ini urusan di rumah mu lebih penting?"

"Gak usah pak? Maaf, saya bisa naik taksi untuk sampai ke rumah." Tolaknya halus dengan nada yang begitu formal.

Setelah itu Naya langsung berjalan cepat, namun suara Dev membuat Naya menghentikan langkahnya."Di daerah sini tak ada taksi yang beroperasi. Apalagi daerah ini termasuk daerah yang bisa di bilang daerah terpencil. Buktinya bisa kamu lihat gimana keadaan yang sebenarnya." Jelas Dev menggerakan tanganya ke segala arah untuk menunjukan kebenaran yang ada di sekitar bahwa memang daerah ini tak begitu banyak orang berlalu lalang di sekitar sehingga tak akan mungkin ada taksi yang beroperasi karena tak akan mendapatkan penumpang.

Sebenarnya proyek ini di bangun buat tempat industri otomotif atas nama kerja sama Naren's Group dengan FlamGo Group . Saat Dev berkeliling ke semua penjuru untuk melihat keadaan proyek hingga batas tanah yang sudah di beli oleh perusahaan membuat Dev berfikir dan akan langsung mendiskusikan hal ini kepada kak Keenan yang saat ini sedang sibuk dengan kliennya.

Dev berlari cepat saat melihat Naya tak begitu memperdulikan ucapannya. Dengan sedikit kesusahan karena melewati lahan tanah yang tak merata karena ada beberapa bahan proyek membuat Dev sedikit berhati- hati karena takut ia salah langkah dan akhirnya terjatuh karena tersandung beberapa material bangunan yang mulai berserakan.

Sesampainya di dalam mobil dengan cepat Dev starter mobil hingga suara deru mobil miliknya menyala. Namun di depan sana sudah tak terlihat wanita itu berada. Kemana dia, kok sudah tak terlihat? Ada rasa sedikit kecewa karena wanita itu tak begitu memperdulikan tawarannya, padahal kan dia memberi tawaran itu secara baik-baik tanpa ada rasa untung di balik tawaran itu.

Takdir Cinta [SELESAI]Where stories live. Discover now