Takdir Cinta [27]

130 8 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya.

Mobil sport milik Dev memasuki pekarangan rumah yang terdapat taman kecil berhiaskan berbagai bunga dan lampu hias di sepanjang pelataran panjang rumah bergaya modern klasik berwarna putih.

Dev turun dari mobilnya lalu berlari kecil memutari mobil miliknya dan berhenti tepat di pintu mobil samping kemudi, pintu mobil itu terbuka secara perlahan dan memperlihatkan sosok wanita paruh baya yang masih begitu menampakan wajah kecantikannya.

"Terima kasih sayang?"

Dev tersenyum, lalu berjalan sedikit cepat untuk mensejajarkan langkah kaki mamanya dan berjalan saling beriringan menuju beberapa anak tangga penghubung rumah mewah itu. Namun kedua matanya menangkap beberapa orang yang saat ini sudah menunggu kedatangan mereka di depan pintu dengan senyuman yang mengembang sempurna di wajah mereka semua.

"Selamat malam Om.... Tante?"Sapa Dev sedikit membungkukkan tubuh jangkungnya lalu menyalami satu per satu di antara mereka, kecuali seorang wanita jenjang yang sejak tadi menatapnya dengan senyuman manis yang terukir indah di bibir wanita itu.

"Malam Ra?" Sapa Dev menatapnya dengan senyuman samar dan kaku.

Sejak Almara menciumnya tempo hari saat di kantor, wanita itu tak berani memunculkan batang hidungnya di hadapannya, tetapi sesekali ia berkunjung ke rumahnya dan menemui mamanya saat dia tak berada di rumah.

"Malam?" Balas singkat wanita itu, dan entah apa yang di pikirkannya, secara tiba-tiba almara langsung berjalan mendekat memeluk erat sebelah lengannya dan menggeret tubuhnya masuk ke dalam rumahnya yang terlihat begitu elegan dan mewah. Bahkan ia tak bisa mengungkapkan seperti apa kemewahan rumah itu.

"Sejak kapan kamu tinggal di rumah ini?" Tanya Dev setelah mereka berdua bungkam dan tak ada yang berani memulai pembicaraan di antara mereka berdua.

Sejenak wanita itu berfikir lalu kembali menatap wajahnya dari samping."Sejak papa memutuskan kami pindah ke Jakarta lagi, karena pekerjaan di Aussie sudah selesai dan beliau menginginkan aku berkarir di Jakarta setelah lulus s2 di sana." Jelasnya membuat Dev mengangguk mengerti, lalu berjalan beriringan menuju ruang makan yang sudah tersaji begitu banyak makanan di atas meja persegi panjang.

Dev duduk tepat di samping Almara yang saat ini sedang sibuk menyiapkan makanan di piring miliknya, dengan cekatan dan telaten wanita itu ternyata masih ingat semua makanan favoritnya, bahkan hampi semua makanan favoritnya tersaji di atas meja makan di depannya.

"Jangan banyak-banyak Ra? Aku gak serakus itu!" Peringat Dev membuat wanita itu langsung menoleh ke arahnya dengan senyuman kikuknya.

"Gak apalah Dev? Biar kamu kenyang." Dev melotot saat mendengar ucapan dari papanya almara yaitu om firman.

"Bukan gitu om? Nanti kalau tak habis kan mubazir, sayang sekali dengan makanan yang gak mampu saya habiskan." Jelas Dev menjelaskan bahwa ia tak akan mampu menghabiskan semua makanan yang di ambilkan almara ke dalam piringnya.

Terlihat pria paruh baya itu terkekeh."Kamu sih, belum coba masakan almara.... Nanti giliran tau rasanya pasti akan nambah." Jelasnya seraya memasukan makanan ke dalam mulutnya.

"Dari pada ribut di ruang makan, lebih baik kamu makan dan cicipin apa yang di sediakan Almara khusus buat kamu." Sahut Tante Ira yang datang dari dapur membawa teh hangat lalu menaruhnya di antara meja depan mereka.

Saat melihat Dev makan dengan lahap, semua orang di sana mengeluarkan kekehan yang mampu membuat Dev merasa bahwa mereka semua telah mentertawakan dirinya."Gimana masakan almara?" Celetuk om firman yang saat ini sedang meraih segelas air putih.

Takdir Cinta [SELESAI]Where stories live. Discover now