14

3.2K 328 32
                                    

Becky menunduk karena tidak berani menatap Freen yang sedari tadi mondar-mandir dengan wajah yang memerah, tangannya mengepal sampai urat tangannya terlihat

Gadis yang lebih muda bahkan tidak berani untuk memulai pembicaraan

Dengan menahan isakan, Becky memberanikan diri untuk mengangkat dagunya hanya untuk melihat pemandangan Freen yang menggelengkan kepalanya, dia terlihat sangat kecewa dengan fakta yang baru di ketahuinya

"Phi Freen maafkan aku." tangis Becky pecah saat melihat Freen dan membuat gadis jangkung itu menghela nafas berat

"A-aku tidak tau harus berkata apa." Freen mendudukan dirinya di samping Becky, kamar Freen terasa sempit dirasa Becky karena dia sangat tertekan

"Aku tidak membayangkan adikku satu-satunya menjadi bagian dari komunitas itu." Freen memijat pelipisnya pelan

"Phi Freen..." Becky mencoba menyentuh bahu Freen yang segera ditepisnya

"Aku adalah seorang homophobic, seumur hidupku aku tidak membayangkan bertemu dengan sekelompok komunitas ini.. cukup sahabatku saja Bec.." Becky menatap Freen yang tampak sangat tertekan, raut wajahnya seperti tidak mempercayai hal ini

"Aku akan membawamu ke psikolog, kamu harus menjalani konsultasi mungkin itu bisa menyembuhkanmu." Becky menatap Freen dengan tawa sumbang

"Phi... aku tidak sakit." Becky berkata dengan lirih namun takut saat Freen menatapnya dengan serius

"Ini untuk penyembuhanmu, setelah ini kau harus mencoba berkencan dengan laki-laki dan aku akan mengenalkanmu dengan seseorang." Tangis Becky pecah saat mendengar hal itu

"Lesbian bukan penyakit, aku tidak sakit phi Freen." Freen menggeleng tidak setuju

"Jangan membantah! ikuti saja saranku, bayangkan saja jika aunty mengetahui anak semata wayangnya malah terjerumus pada hal negatif itu." Becky beranjak untuk pergi meninggalkan Freen sebelum merasakan cekalan di lengannya

"Nong... phi Freen tulus membantumu, phi Freen tidak bisa melihatmu seperti ini segera putuskan Heidi dan jalani hidup normal." Becky melepaskan genggaman Freen dan segera pergi meninggalkan kamar dengan linangan air mata

"Bec.. Becky Armstrong! kembali" Freen menghela nafas melihat tingkah gadis itu.

Dia menimbang untuk menyusul gadis itu namun rasa gengsi nya lebih dari apapun

ting!

Freen menatap ponselnya yang berdering dan menampilkan sebuah nomor asing yang dulu sering menghubunginya kini mengirim sebuah pesan suara

Dia membuka pesan suara tersebut dengan penasaran dan yang didengarnya hanya sayup-sayup suara gemerisik seperti rekaman tersebut berasal dari jarak yang jauh

Namun belum sempat dia mematikan rekaman dia seperti mendengar percakapan seorang gadis yang sepertinya tidak asing ditelinganya

"Menyukaiku?." Freen mencoba mendengarkan namun dia semakin terkejut saat mendengarkan lebih jelas

"Becky?." Freen menutup mulutnya yang membulat

'Aku takut Jane, bagaimana jika phi Freen mengetahui bahwa aku menyukainya?.' terdengar suara isakan setelahnya

'Cepat atau lambat phi freen aku mengetahui hal ini Becky, sebelum dia mendengarnya dari orang lain lebih baik dia mendengarnya langsung darimu.'

'Aku takut dia akan membenciku, dia adalah seorang homophobic dari awal atau mungkin sampai selamanya.'

"Becky? menyukaiku? sejak kapan." Freen tertawa tak percaya dan segera membalas pesan dari orang asing itu

Siapapun orang ini dia mengatakan lelucon yang menggelikan

DESTINY || FREENBECKY (END) Où les histoires vivent. Découvrez maintenant