29

2.8K 281 32
                                    

Freen merengangkan lehernya yang terasa sangat kaku, terhitung 3 jam dia hanya duduk dengan ditemani setumpuk map berisi data-data bahkan proposal yang membutuhkan persetujuan dirinya

Sesekali menguap walaupun didepannya tersedia secangkir kopi yang nampaknya sudah mulai dingin karena dibiarkan terlalu lama menganggur

Freen mengambil cangkir dan menyeruput isinya dengan perlahan, efek kafein langsung menyerang otaknya

"Huftt.." Freen memandang sekeliling dan menumpukan berat tubuhnya pada kursi kebesarannya

Sesekali gadis jangkung itu juga mengecek barangkali ada notifikasi dari gadis kecilnya yang sekarang sibuk menyiapkan tugas akhir

Tidak terasa waktu cepat berlalu dan perkembangan perusahaan cabang ini semakin naik, bagaimana tidak kalau Freen sampai sering menginap disana

"Freen.." Yang dipanggil reflek melihat kesumber suara saat mendengar suara berat khas seorang pria memanggilnya

"Daddy.." Freen bangkit dan memeluk sang ayah

"Daddy tumben tidak bilang kalau berkunjung." Memang sesekali sang ayah datang berkunjung ke kantornya, tak jarang juga membawa Guitar, putri bungsunya

"Hanya ingin menemui putri kesayangan daddy." Freen membawa sang ayah untuk duduk disofa ruangannya

Hatinya selalu senang saat sang ayah masih memperhatikan dirinya walaupun terkadang iri saat melihat adik tirinya yang selalu bisa bermanja pada sang ayah yang dulunya hanya dirinya yang bisa merasakan itu

"Apa kau baik-baik saja?." Freen hanya mengangguk sebagai jawaban dan melihat ayahnya yang tersenyum

"Putri daddy sudah besar ya." Sang ayah menepuk lembut puncak kepalanya seakan mengatakan bahwa dia sangat bangga memiliki putri seperti dirinya

"Daddy tau kau pasti lelah, tapi ini semua demi masa depanmu sayang." Freen hanya mengangguk sebagai tanda bahwa dia setuju untuk menghormati sang ayah, dalam hatinya dia memang masih merasa berat mengemban tugas sebesar ini

"Sebentar lagi kau bisa mengurus perusahaan inti, kau akan menjadi direktur dengan daddy yang akan memback-up mu." Ucapan sang ayah membuat Freen tampak terkejut, mengemban perusahaan inti sama dengan bunuh diri, mengurus perusahaan cabang saja dia sering mengeluh

"Kau putri daddy yang paling bisa diandalkan, adikmu masih sangat kecil daddy akan membimbingmu sayang." Freen tampak ingin menyergah namun sang ayah lebih dulu menyangkal

"Kau pasti bisa nak, daddy percaya padamu." Untuk kesekian kalinya rasa bahagia yang baru sebentar hinggap dihatinya mendadak hilang dan berganti sendu

Sekarang topik pembicaraan dirinya dengan sang ayah hanya seputar perusahaan dan perusahaan

Dia merindukan sosok ayah yang menjemputnya pulang sekolah dengan lambaian tangan dibalik kemudi

Saat itu dia kerap kesal karena ayahnya sering menjemputnya terlambat dan dia akan merajuk saat sampai rumah

Namun waktu memang harus berjalan dan dia harus fokus menata masa depan agar dimasa yang akan datang takdirnya adalah mencari nafkah dan menghidupi anak istrinya

Mengingat itu dia jadi memikirkan kekasihnya yang sedari tadi belum membalas pesannya, Becky memang sangat berambisi dengan tugas akhirnya karena tidak ingin mengulang satupun mata pelajaran

"Nak.." Sahutan sang ayah membuat lamunan tentang masa depannya dengan Becky buyar

"Kha.." Freen tersenyum canggung dengan deretan gigi menyembul

DESTINY || FREENBECKY (END) Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora