37. Selagi Bahagia

3.2K 704 59
                                    

"Ada yang lucu soal musuh lo yang baru, Yus." Novanto tersenyum kecil sambil mengangsurkan paket yang biasa ia bawa untuk Gayus.

"Apa?" Gayus mengangkat sebelah alisnya, senyum miringnya mengudara. Hasil investigasi dari si begundal Novanto biasanya bagus. Novanto bahkan biasa membantu teman-teman pejabat Rafael yang sedang dalam masa tahanan agar dapat keluar jalan-jalan dengan leluasa. Pekerjaannya rapi dan akurat.

"Istri simpanan bos kita yang ketiga, itu mantan pacarnya istri Raga. Mereka lesbi dari muda. Bos kita suka sama istrinya yang ketiga karena tenaganya nggak habis-habis kalau diajak soal urusan ranjang. Tapi, istrinya Raga kelihatannya udah nggak lesbi lagi. Sakti si Raga, Yus." Novanto tertawa sejenak, menatap Gayus dengan pandangan yang menyebalkan.

"Dan lo mau tahu apa hal seru selanjutnya?" Pria itu mencondongkan tubuh ke depan. Menyeringai dengan usil lalu berkata, "Anak ingusan yang lo gangguin di sel, Kamael, adalah adik dari istri simpanan ketiga."

"Monyet!" Gayus terbahak. Tawanya mengudara begitu riang. Entah apa yang lucu, namun menurutnya itu adalah kabar gembira.

"Nggak cuma sampai di situ, Yus. Kamael sekarang kerja di tempat Raga. Mereka berdua bahkan akur banget."

"Babi! Babi!" Gayus masih tertawa. Orang jahat memang selera humornya suka beda.

"Lo mau gue apain mereka, Yus? Gampang banget. Tangan kita bisa tetap bersih kalau lo mau."

Tawa Gayus terhenti. Pria itu menatap Novanto dengan penuh misteri. Tangannya mengetuk-ngetuk meja. Napasnya bahkan menderu karena begitu berharap tentang Raga yang hancur di tangannya.

***

Hangat bergerak bangkit dari kasur. Menghela napas dengan tatapan kosong, memunguti baju-baju yang berserakan di lantai dan memakainya dengan lesu. Perempuan itu menoleh, menatap suaminya, suami sirinya, Rafael Trisambudoyo. Suami yang sudah memakai tubuhnya selama belasan tahun. Mengikatnya di tempat yang begitu kelam.

Kadang, Hangat menyesal karena sudah mengikuti apa kata Veda.

Dulu, ia menerima uang milyaran dari Veda dengan tujuan melindungi dan membangkitkan finansial keluarganya.

Veda bilang, kalau Hangat tetap mendekati Alvela, keluarganya akan dibunuh. Masa depan Kamael akan dihancurkan. Namun, bila ia bersedia untuk menuruti apa mau Veda, menjauh dari Alvela dalam diam, Veda akan menyelamatkan nasib keuangan orang tuanya yang saat itu sedang morat-marit.

Memang benar, Veda memberinya uang yang sangat banyak. Awal mula, saat ia membuktikan diri tak lagi mendekati Alvela, Veda melalui Bintang memberinya uang nyaris 1M.

Pemberian kedua dan ketiga bahkan lebih besar lagi, dan langsung diberikan oleh Veda tanpa perantara. Akhirnya ia tergiur, pulang ke rumah, memberikan uang itu kepada orang tuanya dengan harap agar mereka bisa bangkit seperti semula.

Biarlah ia pergi sesuai keinginan Veda.

Namun ternyata, tempat yang Veda siapkan adalah kurungan kuasa Rafael Trisambudoyo yang pada saat itu masih menjabat sebagai kepala dinas di salah satu kantor pajak.

Veda menjualnya!

Papa dari Alvela itu menjualnya untuk dijadikan istri simpanan dari seorang mafia kelas kakap berkedok aparatur negara.

Lambat laun, Hangat ingin bebas lagi. Ia ingin keluar dari belenggu Rafael, namun, ancaman Veda tak pernah main-main.

Ia saat itu nyaris pergi menyusul Alvela ke Amsterdam. Hanya beberapa jam sebelum kepergiannya, ia mendapat kabar bahwa orang tuanya tewas dalam kecelakaan. Sialnya, Veda dengan pongah menyusul ke bandara dan mengakui bahwa itu semua adalah ulahnya.

SEHANGAT DIPELUK RAGAWhere stories live. Discover now