40. Terlalu Hangat

3.5K 728 60
                                    

***Note: Segala apa yang terjadi di akhir-akhir cerita, clue-nya sudah bertebaran sejak ada di SRR dan sejak awal cerita SDR, terutama soal Hangat, Alvela, Veda, Yaffi, dan Rafael hihii. Jadi kalau ada yang suka skip, biasanya jadi rawan missed***

Irene Meike menatap sang suami dari balik kaca transparan. Tidak ada angin tidak ada hujan, Rafael dilarikan ke rumah sakit karena menjadi korban pemukulan seseorang yang tidak diketahui identitasnya.

Selama ini, Irene bukannya tidak tahu pekerjaan macam apa yang digeluti Rafael di balik kedok sebagai pejabat publik. Dia tahu Rafael adalah seorang penjahat. Meracuni negara, mencuri uang negara, mengotori rakyat-rakyat di negaranya. Bandar narkoba dan judi, korupsi!

Irene menghela napas.

"Sebenarnya bapak kenapa bisa lepas dari pengawasan kalian?" tanya Irene kepada Novanto dan antek-anteknya.

Novanto hanya bisa tersenyum sengit dan menjawab, "Bapak bukan orang suci. Nggak semua orang suka lihat bapak hidup bahagia, Bu."

Irene berdecak kesal. "Usut kejadian ini, Nov. Jangan biarkan pelakunya bebas!"

Lagi-lagi Novanto tertawa, namun kali ini hanya ia simpan dalam hati. Mengusut kasus pemukulan ini, sama saja menguak keberadaan Hangat sebagai istri ketiga bersama Ekara, Adwina, dan Delta sebagai anak-anak yang lahir dari hasil pernikahan siri.

Seandainya Rafael bangun pun, pria tua itu pasti tidak ingin cari masalah. Di usia senja, tentu saja ia semakin maksimal dalam berdrama. Menciptakan image tak buruk rupa sampai kematian menyapa.

"Sudah diurus." Novanto berujar santai. "Ibu nggak usah khawatir."

Sudah diurus, memang.

Novanto meringis setelah undur diri. Rafael digadang-gadang bisa saja mengalami kerusakan saraf otak. Pria yang pergi bersama Hangat dengan tepat memukul guci ke area belakang kepala.

Orang seperti Hangat dan temannya, tidak bisa dibungkam dengan cara dilaporkan ke polisi. Tapi harus diantar menuju kata mati. Membawa kasus itu ke ranah hukum sama saja dengan membongkar kebusukan Rafael satu per satu.

Dan Novanto, tidak peduli bahkan jika Rafael menjadi cacat atau mati. Sudah cukup uang yang ia dapatkan selama ini. Dengan Rafael menjadi cacat, sama saja memberinya jalan untuk menikmati hidup tanpa harus disuruh-suruh lagi.

Ia tak peduli dengan Rafael, Gayus, apalagi Hangat. Novanto hanya butuh uang, lalu pergi dengan tenang.

Pria itu berdiri di samping mobil, mengambil ponsel, lalu menelepon salah seorang sipir yang selama ini biasa ia ajak kerja sama. Menunggu selama beberapa menit hingga ia bisa tersambung dengan Gayus di balik penjara sana.

"Yus."

"Gimana, Nov? Ada kabar menarik?"

"Bos tua tumbang diamuk gebetannya istri ketiga. Hangat kabur bawa anak-anaknya, dan gue berhasil menghasut adik Hangat untuk balas dendam sama Alvela, melalui Raga. Anak itu mungkin udah lagi melancarkan aksinya sekarang." Novanto tertawa keras. Perutnya bahkan kaku saat teringat tadi sore ketika ia memutuskan untuk menggunakan moment kepergian Hangat.

Sebelum pingsan, Rafael memintanya membawa Hangat pulang kembali. Dan entah kenapa, kebencian Gayus terhadap Raga seolah menjadi jembatan yang pas. Masa lalu Hangat, Veda, Rafael, dan masa depan Raga, semua berkesinambungan.

Sebuah keuntungan bagi Novanto yang sedang menjalankan misi menghancurkan. Lewat cerita-cerita manipulatifnya, ia berhasil menghasut Kamael. Mengatakan bahwa Hangat selama ini menderita karena ulah dari mertua Raga, dan satu-satunya cara agar keluarga Veda merasakan apa yang Hangat rasakan adalah dengan cara menghilangkan orang yang paling berharga di hidup Alvela saat ini.

SEHANGAT DIPELUK RAGAWhere stories live. Discover now