03

71.6K 7.9K 459
                                    

Avin terus memperhatikan ketiga pria yang juga memperhatikan nya, ia tanpa sadar menatap 3 orang asing di hadapan nya ini dengan tatapan polos, tatapan yang tak pernah ia berikan pada siapapun tapi kini ia berikan tanpa sadar pada orang asing di hadapan nya

"Siapa ?" Gumam Avin pelan yang tentu di dengar oleh Javier karena ia masih lah menggendong Avin, bahkan tanpa sadar juga Avin mengalungkan tangan kecil nya di leher Javier

"Berikan dia pada ku Daddy" ucap pria bernama Varka, anak dari pria yang memanggil Javier kakak tadi

"Tidak" balas Javier menatap Varka datar

"Avin mau tulun !!!" Pekik Avin yang mulai memberontak dari gendongan Javier

Ternyata ketiga anak Javier beserta Aris keluar saat mendengar suara mesin mobil yang datang, untuk melihat siapa yang datang di hari pekan ini

"Aaaaaa... Tulunin Avin ih, Javiel gak dengel ya, Avin bilang tulunin Avin mau main kelual" ucap Avin menatap Javier dengan melotot kan matanya, Javier hampir saja ingin tertawa namun ia tahan

"Mau keluar ?" Avin mengangguk, Javier menurunkan Avin segera, dengan cepat Avin berlari ke arah pagar yang masih terbuka

"Gavindra Dirgantara" mendengar suara asing memasuki Indra pendengaran nya ia menoleh melihat pria yang sepertinya berumur 18 tahunan menghampirinya, mengangkat tangan untuk menggendong nya

"Mau kemana" tanya nya

"Kelual"

"Kemana"

"Main pelosotan, ayunan, kolam pasil"

"Di belakang mansion juga ada, kau bisa bermain di sana"

"Gak mau, taman belmain di belakang punya Alis"

Pria bernama Aresta, adik Varka terkekeh pelan lalu menggendong Avin membawa nya masuk kedalam mansion

"Ayah akan kesini nanti sore" ucap Javas, adik dari Javier, ayah yang di maksud berarti ayah mereka berdua

"Tulun, Avin mau tulun" maka Aresta segera menurunkan Avin membuat Avin kembali berlari menuju ruang keluarga, di ikuti oleh anggota keluarga yang lain

Javier dan anak-anaknya duduk di sofa dengan ia yang memangku Aris, sementara Avin cuek bebek gak peduli dia tuh, dia cuma mau nonton Doraemon hari ini

"Jadi kau datang untuk memberitahu itu" tanya Javier yang di angguki singkat oleh Javas

Avin melihat ada kaset dan DVD di bawah tv, membuka lemari kaca itu dan mengambil kaset yang ada

Avin berlari menghampiri Abang pertama nya kalau tak salah ingat

"Ini apa ?" Tanya Avin menunjukkan kaset yang ia pegang

Kaivan mengambil Avin untuk duduk di pangkuan nya, tanpa sadar ia melakukan itu

"Ini apa ? Kok cewe ini gak pake baju ?" Tanya Avin dengan polos nya

Kaivan mengambil kaset yang ternyata adalah kaset porno, membulatkan matanya dan langsung merebut kaset itu membuat Avin tersentak kaget, Kaivan juga langsung mematahkan kaset itu membuat semua mata mengarah padanya

"Kok di patahin sih !!" Pekik Avin kesal

Avin turun dari pangkuan nya Kaivan dan berjalan ke arah Javas membuat Javas langsung mengambil Avin untuk duduk pangkuan nya

Tak sengaja tatapan Avin dan Aris bertemu, Avin menatap melotot pada Aris, kalau tidak salah ingat umur Aris itu 12 tahun dan ia 10 tahun tapi kenapa Aris memanggil nya Abang ? Ok lah kalau Aris di anggap bungsu karena memang dari awal ia tak di perlihatkan, tapi untuk memanggil nya Abang padahal ia yang lebih dulu lahir itu cukup membuat nya muak sih

"Avin mau main kelual" ucap Avin pada Javas

"Kenapa main di luar ? Banyak orang jahat di luar" balas Javas

"Javiel juga jahat belalti dia Olang lual ya ?" Javier menatap Avin datar sementara Avin tak perduli

"Kenapa memanggil Daddy dengan namanya bukan dengan sebutan Daddy hmm" tanya Javas yang padahal ia sudah tau jika kakak nya itu memang tak pernah mau menerima Avin

"Bialin aja, Javiel jelek telus bulik, Javiel milip kakek yang minta-minta di depan lumah" cerocos Avin membuat ruang keluarga itu di penuhi oleh tawa termasuk anak-anak Javier yang juga ikut tertawa

"Jangan ketawa !" Sentak Avin melototkan matanya

"Alis kenapa kamu diam aja, saliawan ya" tanya Avin menatap Aris

"Enggak kok" balas Aris padahal yang sebenarnya terjadi adalah Aris sedang menahan diri nya untuk sesuatu

"Daddy, Aris ngantuk" ucap Aris tiba-tiba membuat semua mata kembali mengarah padanya termasuk Avin

"Astra bawa Aris ke kamar nya dan tidurkan sekalian" ucap Javier membuat Astra mengangguk dan segera mengambil Aris dari pangkuan Javier

"Avin, kau juga harus tidur siang" ucap Javier menatap Avin tajam

"Gak mau, tidul siang buat anak bayi, Avin bukan bayi, Alis aja yang jadi bayi dia kan tidul siang tuh" balas Avin ketus

"Kau-"

"Lagian Avin nunggu Om Kim, Om Kim janji mau ajak Avin main" ucap Avin dengan cepat saat Javier ingin membalas perkataan nya

"Tidak ada main Avin, di luar cuaca sedang panas" Avin menoleh melihat siapa yang bicara ternyata Haikal Abang nya yang kedua

"Haikal diem jangan bicala, Haikal itu gak di ajak bicala" balas Avin

"Abang, mereka lebih tua dari mu" ucap Javier membuat Avin mendelik tak suka

"Javiel jelek jangan ngatul-ngatul Avin"

"Sudah sudah, Avin ayo tidur siang papa akan menemani mu bagaimana" ucap Javas memberi penawaran

"Gak mau ! Jangan paksa Avin, Avin gak mau tidul siang !! Tidul siang itu kaya nenek sama kakek" pekik Avin tak terima

"Tidur siang bisa membuat mu cepat besar"

"Avin udah besal tuh"

"Kau dengan anak tuyul saja lebih tinggi anak tuyul" celetuk Haikal menatap Avin remeh

"Haikal diem jangan ngomong !!" Pekik Avin kesal

Lagian memang nya kenapa kalau ia tak mau tidur, terserah dia lah, lagian ia sudah besar, sudah 10 tahun jadi biarin aja mau tidur atau enggak, dan lagi kenapa juga Javier sama anak-anak nya jadi peduli padahal tadi kaya monter yang kehilangan perawan

Tiba-tiba Avin diam melamun, ia masih di pangkuan Javas tentu saja, entahlah ia tiba-tiba kehilangan energi nya, seperti ada yang menyerap energi dalam nya

Tak lama suara ketukan sepatu pentofel terdengar membuat semua orang menoleh ternyata kepala keluarga Dirgantara telah tiba bersama para pengawal pribadi nya

"Dimana Aris ?" Tanya Dirga, ayah dari Javier dan Javas

"Tidur siang yah" balas Javier

Dirga duduk di sofa singgle yang memang itu tempat nya, tak sengaja ia melihat cucu nya yang lain duduk di pangkuan putra nya

"Kenapa dia disini" tanya Dirga dengan sarkas

Bukan apa, pasalnya ia juga tak begitu menyukai Avin, bukan benci hanya tak suka saja lagipula setiap ada kumpul keluarga Avin tak pernah keluar dari kamar nya jadi wajar jika Dirga bertanya seperti itu

Avin menoleh menatap pria tua yang sedang menatap nya datar, wajah nya mirip dengan Javier tapi versi tua

"Nahhh !" Pekik Avin tiba-tiba menunjuk Dirga dengan jari telunjuk nya

"Kalau Javiel udah tua pasti kaya kakek itu, tua dan jelek"

Gavindra (Tamat) ✔️Where stories live. Discover now