Avin terbangun dengan mata sembab nya, sepertinya ia menangis dalam tidur, mata nya perih lantaran bengkak, pun sayup-sayup ia mendengar tawa dari ruang keluarga karena memang kamar nya bukan kamar kedap suara
Melirik jam ternyata sudah jam 9 dan ia melewati sarapan, kenapa tak ada yang membangun kan nya ?
Avin berjalan keluar tanpa mencuci muka nya, ia kelaparan karena semalam tak jadi makan, namun saat kakinya ingin melangkah turun ia malah terhenti
Di bawah sana pemandangan dimana seharusnya tak ia lihat kini terjadi
Ada semua anggota keluarga dari kakek tua Dirga, Javier, Javas beserta anak mereka sedang bercanda ria menganggu si bungsu Aris
Avin memegang dada nya saat sebuah perasaan muncul, ia benci perasaan ini dan kenapa ia harus mengalami nya juga
Dulu saat ia masih menjadi Alvian ia juga pernah merasakan bagaimana hangat nya pelukan seorang ayah, bagaimana suara tegas namun lembut dari sang ayah terdengar, bagaimana ayah nya yang selalu mati-matian untuk membuat nya bahagia, tak mengizinkan setetes air mata nya jatuh tanpa sebab bahkan jika ia menangis untuk ayah nya pun ia tak di izinkan tapi sekarang ?
Avin menghela nafasnya pelan, mendongak saat merasakan air mata nya akan jatuh
Setelah memenangkan diri ia segera turun, berjalan menuju dapur mengabaikan semuanya sama seperti keluarga Dirgantara yang juga mengabaikan nya
"Bibi Ila" panggil Avin saat sudah sampai di dapur
"Tuan muda ada yang bisa saya bantu ?" Tanya seorang maid yang menghampiri nya
"Bibi Ila mana ?"
"Ohh bibi Ira pergi ke pasar jam 7 dan belum pulang mungkin sedang di perjalanan pulang sekarang, tuan muda menginginkan sesuatu ? Saya bisa memberikan nya"
"Avin mau nasi goleng pake udang klispi"
"Tentu, tuan muda tunggu di meja makan, saya akan membuatkan nya dengan cepat"
"Enggak, Avin tunggu disini saja" langsung saja Avin memilih duduk di meja makan yang ada di dapur, meja makan khusus para maid dan bodyguard
"Bibi" panggil Avin membuat maid yang yang melewati nya jadi berbalik padanya
"Ya tuan muda ? Ada yang bisa saya bantu ?"
"Itu, memang nya Javiel sama anak-anak nya gak kelja ?"
"Oh kalau itu saya kurang tau tuan muda, maaf" Avin mengangguk saja dan membiarkan maid itu pergi
Avin melamun, ia tak menyangka dirinya bisa berada di situasi aneh seperti ini, bukan apa masalahnya Gavindra yang harusnya menerima semua rasa sakit dan kecewa dari keluarga nya, kenapa ia yang menerima ini semua di saat ia hidup bahagia bersama ayah nya
Ia ingat dengan jelas, kalau dirinya itu baru pulang sekolah dan langsung tertidur di ruang tamu, lalu setelahnya ia tak ingat apapun, tiba-tiba terbangun di tubuh ini
"Bang Avin sedang apa ?" Avin menoleh melihat si Aris datang dan langsung duduk di hadapan nya
Avin memutar mata nya malas
"Mau makan nanti kalau gak makan mati lagi" balas Avin cuek
"Kamu berubah" ucap Aris tiba-tiba membuat Avin mendongak menatap Aris, pun Aris menatap nya dengan tatapan yang sulit di artikan
"Dulu kamu diam aja gak kaya sekarang, kamu coba buat nyingkirin aku ya dengan cara menarik perhatian mereka" Avin terdiam sesaat lalu tersenyum tipis
Ini dia yang ia mau, Aris membuka topeng anak polos nya
YOU ARE READING
Gavindra (Tamat) ✔️
Ikke Fiktionjust Brothership, Not BL / Homo Alvian namanya, bocah 15 tahun yang tiba-tiba terbangun di tubuh bocah 10 tahun, si kecil dengan mulut pedas nya yang pandai membuat lawan bicara nya terdiam Ikuti kisah nya sebagai Gavindra Dirgantara, bungsu yang a...