36

39.4K 4.9K 380
                                    

"Dilga !!!" Avin berlari menghampiri Dirga dan memeluk pria tua itu erat, sungguh ia merindukan kakek tua di hadapan nya ini

"Dilga kok muka nya tambah keliput sih, gak pake skinkel ya" seperti biasa, Avin dengan mulut pedas nya

"Siapa yang kau panggil Dilga ha" ucap Dirga garang, dan dengan polos Avin menunjuk Dirga mengatakan jika Dilga adalah Dirga

Memang Dirga sedang berkunjung ke Indonesia, kebetulan hanya ia sendiri karena Javas dan kedua anaknya sedang tidak bisa ikut, tapi ia mendadak kesal karena Avin tak memanggil nya opa tapi malah memanggil nya dengan nama

"Siapa kau" ucap Dirga melihat Martin yang sudah siap dengan pakaian rapi nya pun dengan jas dokter yang terlampir di lengan nya

"Ah, selamat pagi tuan Dirga, saya pengasuh baru Gavindra, Martin Arthur" ucap Martin sopan tak lupa ia membungkuk juga

"Pengasuh ? Javier yang membawa mu ?" Martin mengangguk ragu, benarkan jika Javier yang membawa nya ?

"Itu ayah, ayah Avin.. Dilga jangan macem-macem, ayah cuma punya Avin seolang" ucap Avin sambil memeluk Martin posesif

"Kau sudah datang ayah" Javier juga sudah siap dengan pakaian kantor nya

"Hmm, kenapa kau mencari pengasuh untuk nya" tanya Dirga bingung

"Gavindra sendiri yang menginginkan nya" balas Javier malas

"Gavindra kau ingin ikut aku ke rumah sakit atau menunggu ku di rumah ? Aku hanya 2 jam saja jika kau mau menunggu ku di rumah" ucap Martin membungkuk menyamakan tinggi Gavindra

Gavindra nampak berpikir, sebenarnya di rumah ada opa Dirga jadi tak masalah mungkin

"Avin di lumah aja, ayah hati-hati ya" Martin mengangguk mengerti, membungkuk sekilas pada Dirga dan Javier lalu ia segera pergi

"Baiklah, jadi hari ini aku bersama nya ?" Tanya Dirga menunjuk Gavindra yang tersenyum lebar

"Hmm, aku juga harus segera pergi" Javier mencium kepala Gavindra sayang dan segera pergi, Dirga menghela nafasnya pelan, melihat Gavindra sepertinya hari ini ia akan kelelahan

"Ayo main sama Avin" ajak Avin menarik tangan Dirga untuk ke kamar nya

Sesampainya di kamar Avin mengambil kotak mainan atau lebih tepat nya menyeret kotak mainan itu ke hadapan Dirga yang sudah duduk menyilang kan kaki nya di karpet

Avin menumpahkan mainan itu dengan mata berbinar lalu menatap Dirga dengan mata besar nya

"Nih" Avin memberikan mainan robot Optimus pada Dirga

"Apa yang harus aku lakukan dengan ini" gumam Dirga yang di dengar oleh Avin, Avin menoleh lalu ia berlari ke arah meja untuk mengambil boneka Dino lalu memberikan nya pada Dirga

"Ini monstel, Dilga halus menyelamatkan dunia Dali monstel" ucap Avin menjelaskan

"Panggil Opa jangan Dirga"

"Tidak mau, opa terlalu tua untuk Dilga" memang alibi saja si kecil ini

"Cepat main" Dirga mengangguk malas lalu mulai menggerakkan mainan di tangan nya, jujur ia tak pernah seperti ini, saat ia kecil ia tak pernah menyentuh yang seperti ini

"Halus ada suala na, blum blum blum, gitu" ucap Avin berkomentar

"Brum Brum itu suara mobil bukan robot"

"Robot tidak ada suala na, kalau Dino ada kan ?" Dirga mengangguk saja, ia jujur tak tau apapun !!

"Gimana suala nya" tanya Avin, ia benar-benar penasaran

"Bagaimana jika kita tidur saja"

"Tidak baik tidul pagi nanti cepat mati"

Uhuuukk

Dirga langsung tersedak mendengar nya, ia lalu menggendong Gavindra dan membawa nya keluar

"Avin tulun !! Avin mau tulun !" Pekik Avin berontak, namun Dirga tak membiarkan nya, ia membawa Gavindra ke taman belakang dimana ada kolam berenang, gazebo dan ada taman bunga di sana

"Lihat, ada apa di sana" Avin menoleh melihat ada sebuah kandang hewan di sana

"Itu apa" tanyanya

"Lihatlah, opa membawakan nya untuk mu" balas Dirga

Avin turun dari gendongan Dirga dan berlari menghampiri kandang hewan tersebut, ternyata 2 ekor serigala putih

"Bayi seligala ?" Gumam Avin pelan

"Suka ?" Tanya Dirga dari belakang

"Kok ada bayi seligala di sini ? Untuk Avin ?"

"Tentu saja, hadiah untuk mu"

Avin terdiam, lalu ia menatap bayi serigala yang tengah tertidur pulas, ia berjongkok di hadapan kandang itu dengan mata yang terkagum-kagum

"Meleka masih halus minum susu" ucap Avin mendongak menatap Dirga yang menjulang tinggi di belakang nya

"Hmm tentu saja"

"Yaudah kasih nenen Dilga aja"

Haruskah Dirga membunuh cucu nya yang asal ceplas ceplos ini

"Sudahlah aku sakit kepala" akhirnya Dirga meninggalkan Gavindra yang masih sibuk dengan serigala nya, entah ada dendam apa sang cucu dengan nya yang terus meroasting dirinya

Dirga memilih duduk sedikit jauh untuk mengawasi Gavindra

"Hai bayi" sapa Avin saat bayi-bayi itu mulai membuka mata nya dan menatap Gavindra

"Aku Gavindla, panggil Avin" ucap Avin lagi yang memperkenalkan diri dengan polos nya

"Nama kalian siapa ? Tidak punya nama ? Kasian sekali" tanya sendiri jawab sendiri, Dirga sudah tergelak di belakang sana mendengar celotehan si kecil

"Kalian halus punya nama, hmm.. siapa ya.. Javiel aja" celetuk Avin, ia sedang memikirkan Javier makanya nama Javiel lansung terlintas, sementara Dirga sudah tidak bisa menahan diri lagi ia benar-benar tertawa mendengar perkataan Gavindra

"Yaudah Javiel dan Dilga" maka tawa Dirga langsung berhenti saat mendengar namanya di sebut

"Ada apa dengan nya" gumam Dirga lelah 

"Gavindra" Avin menoleh kala Dirga memanggil namanya

"Ayo masuk" Avin menggeleng lalu menunjuk ke arah kandang

"Meleka gimana ? Di bialin di sini aja ?"

"Tentu saja"

"Tapi kasian, nanti kepanasan"

"Tidak akan ayo masuk"

Akhirnya Dirga menggendong Gavindra dengan paksa membuat si kecil memberontak hebat bahkan hampir menangis, ia masih mau bermain dengan dua bayi nya itu tapi Dirga benar-benar membuat nya kesal

"Avin aduin ke ayah !" Pekik Avin keras

"Siapa ayah mu ha"

"Pokoknya Avin aduin ke ayah, biar Dilga di usil Dali sini"

"Hmm adukan saja"

"Huh Dilga jelek"











_____________

Huaaaa~ ide ilang, kasih alur dong harus gimana lagi

Gavindra (Tamat) ✔️Where stories live. Discover now