Javier berlari di lorong rumah sakit, saat Dirga mengabari nya jika Gavindra sudah di temukan dan sekarang berada di rumah sakit milik mereka, maka Javier langsung bergegas meninggalkan rapat penting nya dengan para pemegang saham
"Dimana Gavindra" tanya Javier setelah ia sampai, terlihat semua orang berada di sana kecuali Aris, entah sekarang yang ada di pikiran hanya Gavindra
"Haris belum keluar duduk lah dulu" ucap Dirga namun nyatanya Javier benar-benar tak bisa tenang sebelum ia tau keadaan anaknya
Tak lama dokter Haris, dokter pribadi keluarga Dirgantara keluar
"Bagaimana ?" Tanya Javier cepat
"Ah tuan muda baik-baik saja, ia hanya demam tinggi dan sedikit ada benjolan di bagian kepala, sepertinya ia terbentur tapi itu akan mereda"
"Bisa kami masuk ?" Tanya Javas
"Tentu saja" setelah itu keluarga Dirgantara segera masuk
Mereka terdiam melihat tubuh kecil itu terbaring lemah dengan masker oksigen nya, hati mereka seperti tersayat melihat keadaan Gavindra
Javier menghampiri brangkar lalu menggenggam erat tangan yang begitu mungil layaknya tangan bayi itu, kulit Gavindra memang begitu halus dan lembut karena memang dari kecil Gavindra tak di izinkan keluar makanya kulit Gavindra benar-benar terjaga
Javier mengelus pipi gembil Gavindra dengan lembut, pipi itu memerah karena suhu tubuh Gavindra yang memang sedang naik
"Gavindra..." Lirih Javier pelan, matanya memanas ingin menangis, untuk pertama kalinya ia kembali menyentuh bayi yang dulu ia harapkan kelahiran nya, bayi yang ia tunggu-tunggu, sejak kematian istri nya Javier tak pernah lagi menyentuh Gavindra itu membuat hati nya kembali teriris
Tak lama Avin mulai membuka matanya secara perlahan, mengerjap pelan kala cahaya masuk ke dalam mata nya, dan hal pertama yang ia lihat adalah Javier
Seketika Avin terdiam, apa ia sedang berhalusinasi ?
"Javiel" lirih Avin pelan setelah ia tersadar
"Hmm, ini Daddy"
Avin mengangkat tangan nya kode minta di gendong, maka dengan cepat Javier mengangkat tubuh kecil anak nya, tubuh yang tak pernah ia sentuh itu kini ia dapat kembali merasakan nya, seolah ini adalah kelahiran Gavindra lagi ia begitu merasa senang, hati nya menghangat luar biasa, persis saat dimana untuk pertama kalinya ia menggendong bayi mungil kemerahan itu
Javier duduk di sisi brangkar, memangku Gavindra dan memeluk nya erat
"Hiks.." tangis Avin terdengar saat ia mendapatkan pelukan hangat yang sama persis seperti pelukan ayah nya
Gavindra merindukan ayah nya, rindu akan pelukan hangat ayah nya, rindu akan suara dan sentuhan lembut penuh kasih dari ayah nya, Gavindra rindu kehidupan nya
"Daddy disini sayang.." lirih Javier pelan
Namun yang terdengar hanya isakan si kecil, anggota keluarga yang lain pun menatap Javier dan Gavindra dengan tatapan teduh nya, tak ada lagi tatapan tajam dan dingin, hanya ada tatapan teduh dan sendu pun dengan perasaan yang menghangat
Kaivan mengusap tangan Gavindra yang di infus lembut membuat Gavindra yang menjatuhkan kepala nya di bahu Javier kini menoleh pada Kaivan
Kaivan tersenyum tulus padanya, untuk pertama kalinya Gavindra merasa jika senyuman itu tulus, tak ada maksud apapun
"Masih sakit ?" Tanya nya pun dengan suara yang hangat membuat Gavindra lagi-lagi terkejut
"Javiel, Kaivan kayanya sakit deh" cicit Gavindra yang masih terus menatap Kaivan
YOU ARE READING
Gavindra (Tamat) ✔️
非小說類just Brothership, Not BL / Homo Alvian namanya, bocah 15 tahun yang tiba-tiba terbangun di tubuh bocah 10 tahun, si kecil dengan mulut pedas nya yang pandai membuat lawan bicara nya terdiam Ikuti kisah nya sebagai Gavindra Dirgantara, bungsu yang a...