26

58.6K 5.8K 192
                                    

"Abang ayo main ulal tangga" Avin muncul di ruangan Kaivan dengan membawa kertas bergambar ular tangga lengkap dengan anak-anak nya

"Tunggu sebentar, Abang tanda tangani berkas ini oke" Avin mengangguk

"Avin tunggu di bawah ya"

"Baiklah, hati-hati menuruni anak tangga" Avin mengangguk dan segera pergi setelah nya

Ia mendengarkan perkataan Abang nya untuk berhati-hati, jadi ia menuruni anak tangga dengan satu persatu, maksud nya ia menuruni anak tangga begitu pelan seperti pria jompo yang sedang berjalan menggunakan tongkat

Kegiatan nya itu tak luput dari Javier yang mengabadikan nya di ponsel milik nya, ia terus melakukan Vidio pada Avin dari bawah sini

"Daddy !!" Avin memekik sambil melambaikan tangan nya, ia berhenti di tengah-tengah tangga tersenyum lebar pada Javier yang berada di bawah sana

"Turun dengan hati-hati, Daddy ada disini" ucap Javier di angguki oleh Avin dan kembali melanjutkan jalannya

"Bawa apa ?" Tanya Javier menggendong Avin

"Ulal tangga, Avin mau main sama Abang"

Javier mengangguk mengerti, anak nya yang lain memang berada di ruang keluarga sementara hanya Kaivan yang berada di ruang kerja nya

"Abang main ulal tangga yok" Javier menurunkan Avin langsung saja bocah cadel itu menghampiri kedua Abang nya yang lain

"Tentu, tapi jangan menangis jika kalah" ucap Haikal mengambil Avin untuk duduk di pangkuan nya

"Avin gak akan nangis" ucap Avin yakin

"Seorang pria sejati harus menepati janji nya" ucap Astra menatap Avin mengejek

"Avin plia sejati, Avin janji gak akan nangis" elak Avin membuat Astra dan Haikal terkekeh pelan

"Baiklah ayo main" ucap Astra yang sudah mengambil posisi nya untuk duduk di bawah begitupun dengan Haikal yang memangku Avin

"Tunggu Abang Kavi, Abang Kavi juga mau ikut main" ucap Avin di angguki oleh Haikal dan Astra

Tak lama Kaivan datang, keempat nya langsung memulai permainan ular tangga sementara Javier hanya memperhatikan anak-anaknya dengan tersenyum tipis

Awal permainan semua berjalan dengan baik, namun semakin lama aura nya semakin tidak enak, bukan apa masalahnya Avin mulai merengek karena milik nya terus di buat mati oleh para abang-abang nya alhasil ia harus kembali ke Start awal

"Jangan culang ! Dali tadi Avin telus yang di pukul" ucap Avin kesal menatap ketiga Abang dengan marah

"Tidak ada yang curang, memang seperti ini permainan nya" balas Kaivan lelah

"Gak mungkin !! Avin kesal ! Abang semuanya culang" suara Avin mulai bergetar, ia mulai akan menangis

Sial, manja nya entah kenapa semakin menjadi-jadi

"Daddy~" Avin menghampiri Javier dengan wajah nya yang siap menangis, lihatlah air mata yang di tahan dengan pipi yang berwarna merah pun hidung kecil mungil yang juga ikut memerah, benar-benar sangat menggemaskan

"Abang culang" adu nya, padahal mah memang ia yang kurang beruntung berakhirnya anak bidik nya terus di pukul

"Malahin Abang cepat"

"Jangan menangis, Daddy akan memarahi nya nanti oke, sekarang berhenti menangis hmm" Avin mengangguk dan memeluk leher Daddy nya erat, ia tak menangis hanya mengeluarkan air mata nya saja membuat Javier merasakan leher nya basah

Gavindra (Tamat) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang