38

38.8K 4.7K 330
                                    

"Avin gak mau !!" Pekik Avin saat ia tau jika ia akan di periksa oleh Martin, bukan apa dari semalam tubuh Gavindra hangat itu menandakan jika Gavindra akan demam hari ini

Apalagi, semalaman tidur bocah berusia 10 tahun tak tenang, beberapa kali terbangun hanya untuk merengek dan minta di gendong, alhasil semua orang terpaksa tidak tidur untuk menemani Gavindra

"Gavindra, sebentar saja.. paman hanya ingin mengecek suhu tubuh mu saja" ucap Martin yang terus membujuk Gavindra

Gavindra menggeleng brutal, ia dan Martin sudah main kejar-kejaran sejak pagi karena Gavindra yang langsung kabur saat melihat nya, saat ini keduanya berada di kedua sisi meja makan

Anggota keluarga yang lain juga ikut membujuk Gavindra agar mau di periksa

"Gavindra mau apa hmm, nanti Daddy belikan asal Gavindra mau di periksa" ucap Javier yang ikut membujuk si kecil

"Avin gak mau di peliksa Daddy hiks.." tangis Avin yang mulai terdengar, karena memang jika Gavindra sakit maka ia akan menjadi sensitif, mudah tersinggung bahkan ia bisa menangis seharian penuh karena tubuh nya yang tak nyaman

"Gavindra, bagaimana jika akhir pekan nanti kita ke kebun binatang, bukankah kau ingin melihat anak panda hmm" bujuk Kaivan juga namun Gavindra tetap menggeleng brutal dan semakin mengeraskan tangisan nya

Martin menghela nafasnya pelan, ia mengangkat tangan nya ke atas kepala menatap Gavindra dengan tatapan lembut nya dan tersenyum hangat

"Kemarilah, paman akan membuatkan mu bubur, bagaimana ?" Avin mulai tertarik, lalu ia berjalan ke arah Martin dan merentangkan tangan nya, Avin segera menenggelamkan leher nya di ceruk leher Martin membuat Martin bisa merasakan sensasi panas di leher nya

"Kau mau bubur apa ?" Tanya Martin yang membawa nya ke dapur

"Bubul yang walna nya putih, telus ada kuah nya itu" cicit Avin

Martin tak mengerti, maka ia dengan cepat memutar otak untuk mengingat bubur apa yang berwarna putih lalu ada kuah nya

"Bubur sum-sum ?" Avin mengangguk pelan membuat Martin mengangguk mengerti

"Yasudah, duduk dulu bersama Daddy dan yang lainnya, agar paman bisa membuatkan bubur nya oke"

"Tidak mau... Jangan bialin Avin sama Daddy nanti Daddy bawa Avin ke lumah sakit, Avin gak suka ayah.."

"Tidak akan, Daddy tidak akan membawa mu ke rumah sakit"

"Avin mau sama ayah aja, ayah jujul, Daddy seling bohong"

Javier dan anggota keluarga lain yang mendengar perkataan si kecil langsung menahan tawa nya tapi tidak dengan Javier yang langsung memasang wajah gelap

Hei, memang nya kapan ia pernah berbohong pada si kecil ?

"Gavindra" Avin dan Martin menoleh melihat Dirga yang datang

"Sama opa dulu, biarkan Martin mebuatkan pesanan mu" ucap Dirga yang mengambil paksa Gavindra dari gendongan Martin

Jelas Gavindra berontak, ia sakit dan ia hanya ingin ayah nya tapi kenapa semua orang tak mengerti !!!

"Huhu.. ayah... Jangan tinggalin Avin.." tangis Gavindra dengan tangan yang terus menggapai Martin

"Paman hanya sebentar Gavindra, tolong tunggu ya" setelah itu Martin berlalu ke dapur membuat tangisan Gavindra kejer, ia meraung bahkan memberontak turun dari gendongan Dirga membuat pria tua itu sedikit kewalahan

"Bagaimana jika kita lihat dua bayi seligala mu itu ?" Dirga terdiam, saat ia sadar jika ia ikutan cadel membuat Gavindra menatap Dirga polos

"Sepertinya lidah mu harus di tarik biar panjang agar tak cadel lagi" ucap Dirga tanpa sadar membuat Gavindra menangis keras bahkan memukul wajah Dirga brutal

"Huaaaaaa !! Dilga jahat !! Dilga jelek, semoga Dilga tua telus" raung Avin membuat Dirga memutar mata nya malas

Si kecil memang memiliki dendam kesumat padanya, itulah yang ada di pikiran si tua Dirga

Javier mengambil alih tubuh si kecil lalu membawa nya ke taman belakang, tempat dimana hewan peliharaan Gavindra berada

"Lihatlah peliharaan mu sedang sarapan" ucapan Javier membuat Gavindra menoleh dan melihat dua bayi nya memang sedang di berikan makan oleh dua bodyguard di sana

"Avin mau lihat, Avin mau ke sana" ucap Avin memberontak ingin turun namun Javier dengan cepat menahan nya

Ia berjalan ke arah kandang dimana dua serigala itu berada, Avin nampak menatap kagum akan bagaimana dua serigala itu memakan daging yang di berikan oleh dua boduguard yang ada

"Kenapa cuma makan daging ? Halus makan sayul juga bial sehat" ucap Avin protes, sementara dua bodyguard itu menggaruk tengkuk nya bingung

"Serigala mana yang makan sayur hmm"

"Seligala Avin nanti halus makan sayul bial sehat" ucap Avin dengan jiwa yang menggebu-gebu

Javier gemas, ia menciumi pipi Gavindra yang hangat, ia yakin jika Gavindra akan demam tapi tak mau di periksa

"Kenapa kau memberikan nya nama Javiel dan Dilga" tanya Javier dengan cadel nya, mana mau ia menyebut nama nya sendiri

"Kalena seligala itu punya Avin telus pembelian Dali Dilga jadi Avin kasih nama Javiel dan Dilga" balas Avin asal

"Gavindra kita makan dulu oke" Martin datang dengan mangkuk bubur di tangan nya, mengambil alih Gavindra dari Javier lalu membawa nya ke sebuah bangku yang memang berada di halaman belakang sana

"Anda tak bekerja tuan Javier ?" Tanya Martin bingung saat melihat Javier malah ikut duduk di samping nya bersama si kecil yang berada di pangkuan nya

"Bagaimana aku bisa bekerja jika anak ku sedang sakit" balas Javier santai

Martin mengangguk mengerti, lalu mulia menyuapi Gavindra dengan pelan, beruntung Gavindra bukan tipe yang suka pilih-pilih makanan walaupun ada beberapa ia menatap tak suka dengan makanan yang bukan selera nya

"Avin mau liat panda" ucap Avin pada Martin

"Tentu, nanti akhir pekan jika kau sembuh oke" balas Martin membuat Avin menunduk sedih

"Avin oke, Avin gak sakit.." ucap Avin dengan mata nya yang berkaca-kaca

Martin hanya tersenyum saja membuat Avin meneteskan air mata nya

"Avin mau makan lamen, ayah tau lamen kan.. yang olang kolea makan waktu itu Avin liat di hp nya Daddy" Martin mengangguk mengerti sambil tersenyum

"Jangan menangis jika sudah memakan nya, ramen itu pedas" ucap Javier mengejek

"Avin tidak, siapa yang nangis.. Avin plia sejati" Javier tergelak, ingatan nya kembali saat si kecil bermain ular tangga namun kalah karena terus di pukul oleh abang-abang nya

"Iya plia sejati" balas Javier membuat Avin tersenyum lebar










______________

Aku tau radar kalian mengarah pada homo !!!

Aku penulis bl juga gatal pengen ngebuat mereka belok !!! Aku juga tersiksa !!!!

Hah~

Untung tinggal beberapa chapter lagi terus ending, akhirnya aku selesai sama ini cerita

Ya begitulah cerita nya~

Gavindra (Tamat) ✔️Where stories live. Discover now