CHAPTER 34

8.9K 514 56
                                    

Happy reading:)

"Nasib kalian sama cuma alasan penderitaan kalian aja yang beda."

~Alkana Lucian Faresta~

Suasana jalanan nampak begitu indah di penuhi lampu-lampu kendaraan dan gedung-gedung tinggi, seorang gadis mengeratkan pelukannya pada tubuh di depannya ketika merasakan kecepatan kendaraan semakin tinggi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana jalanan nampak begitu indah di penuhi lampu-lampu kendaraan dan gedung-gedung tinggi, seorang gadis mengeratkan pelukannya pada tubuh di depannya ketika merasakan kecepatan kendaraan semakin tinggi. Saat lampu merah mereka berhenti begitu juga kendaraan lainnya, Liona menatap mobil yang kebetulan berhenti di samping mereka.

Liona kenal mobil itu, itu mobil milik Arga. Tiba-tiba pintu kaca mobil pengemudi dibuka, benar saja, Arga duduk di sana tanpa menyadari kehadirannya, apalagi dia dan Alkana mengunakan helm full face. Namun raut wajah Arga nampak masam dan sedikit gusar.

Dapat Liona lihat di samping Arga ada Aurel yang sedang sibuk membuka kotak, Liona tau itu kotak barang bermerek yang sering kali Alkana ataupun Teresa berikan untuknya.

Selesai membuka kotak, Aurel langsung mengeluarkan sebuah tas dari sana, mata Liona terbelalak, tas keluaran Dior di tangan Aurel sekarang persis seperti miliknya saat mereka datang ke rumah mengantarkan undangan pertunangan. Liona mengepalkan tangannya, dasar penyakit iri dengki!.

Tepat sekali Tuhan memperlihatkannya sekarang, setelah gadis itu baru membelinya. Apa ini alasan ekspresi gusar di wajah Arga, Liona tau kondisi ekonomi Arga bagaimana, jelas itu harga tas itu sangat menguras tabungan bagi kalangan mereka. Berbeda dengan kalangan Alkana yang seperti membeli permen saja.

"Jadi dia merengek minta di beliin Papa, cih anak angkat gak tau diri!" makinya dalam hati, jangan lupa jika Liona belum tau jika Aurel sebenarnya anak kandung Arga.

Lampu berubah hijau, seketika Arga menutup kembali kaca mobilnya dan melajukan kendaraannya begitu juga Alkana dan pengendara lain.

"Aku ngebut gak papa kan sayang?!" tanya Alkana sedikit berteriak memegang stang motor sebelah kanan, sedangkan tangan kirinya memegang tangan Liona yang melingkar di perutnya.

"Gak papa ngebut aja!" jawab Liona berteriak juga. Alkana memegang kedua stang kembali lalu membawa motornya mengebut menunju markas Xanderoz.

Alkana memberhentikan motornya ketika mereka sudah sampai, markas sangat ramai, seolah semua anggota Xanderoz benar-benar hadir di sini, bukan tanpa alasan, karena malam ini bukan malam biasa. Malam ini balapan antar beberapa geng motor akan di langsungkan.

Banyak sekali motor parkir di halaman markas, Alkana mengandeng tangan Liona untuk masuk, saat di halaman seperti biasa mereka yang menyadari kehadiran Alkana langsung menghentikan aktifitasnya dan menunduk memberikan hormat.

ALKANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang