CHAPTER 42

7.8K 450 103
                                    

Happy reading:)

"Ini cara lo balas dendam ke gue hah?!"

~Alkana Lucian Faresta~

Suasana pantai tidak begitu ramai, angin sore yang sejuk membuat rambut gadis itu berterbangan, ombak menerpa kakinya yang sedang berjalan di bibir pantai

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Suasana pantai tidak begitu ramai, angin sore yang sejuk membuat rambut gadis itu berterbangan, ombak menerpa kakinya yang sedang berjalan di bibir pantai. Gadis itu menjinjing sepatunya agar tidak basah, lelaki di sebelahnya tidak pernah bisa mengalihkan pandangannya dari wajah cantik itu.

"Kenapa lo pindah dari California?"

Florin menoleh pada River, "Terlalu liar." jawab Florin, entah liar apa yang gadis itu maksud, tapi River menangkap jika itu mungkin soal pergaulan.

"Gue gak suka sesuatu yang di luar kendali gue." lanjut gadis itu.

"Kalo gue?" celetuk River membuat Florin mengernyit heran, menurutnya River terlalu jujur dan terkesan terang-terangan.

"Apa lo diluar kendali gue?" tanya Florin.

River mengangguk, "Apa gue cukup liar buat lo?"

Florin terkekeh merdu membuat jantung River berdetak kencang, lagi. "Tergantung." jawab gadis itu mempercepat langkahnya meninggalkan River di sana. Menyadarkan diri dari lamunannya River mengejar gadis itu yang melihat spot matahari terbenam.

Cukup lama mereka di sana, hingga tanpa sadar hari sudah gelap. Orang-orang mulai meninggalkan pantai, begitu juga dengan River dan Florin.

"Jadi, bayarannya lunas?"

River tersenyum lebar, "Hm, bahkan gue dapat bonus dari cuman ganti ban bocor. Lo pelanggan terbaik gue." jelasnya membuat Florin tidak habis pikir. Mereka sampai di parkiran motor, Florin memakai kembali sepatunya dan menatap lagi motor River.

"Gue suka motor lo." ungkap Florin. River menatap motor Custom Bobber miliknya itu, jarang sekali dia menggunakan motor ini. Biasanya dua memakai motor sport nya, tapi setelah gengnya dia bubarkan, River menjual motornya itu.

"Kalo motor gue sebelumnya?" tanya River iseng, tanpa di duga Florin menggeleng.

"Gue gak suka, bukan dalam artian jelek, tapi itu bukan lo." River tertegun mendengarnya.

"Maksudnya?" tanyanya memastikan.

"Setiap barang yang lo punya, itu menggambarkan jati diri lo, dan motor lo itu bukan jati diri lo, itu kayak jati diri orang lain yang pengen lo tiru. Sedangkan motor ini, ini diri lo sendiri."

ALKANA [END]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum