CHAPTER 15

17.6K 903 63
                                    

HAPPY READING!

"Kalau aku gak bisa ngeluarin kamu dari masalah, aku akan ikut nanggung bebannya."

~Alkana Lucian Faresta~

Suara gedoran pintu semakin keras, Liona tidak peduli, gadis itu fokus dengan gadis dalam cengkeraman tangannya

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Suara gedoran pintu semakin keras, Liona tidak peduli, gadis itu fokus dengan gadis dalam cengkeraman tangannya. Tangan Liona semakin kuat menekan leher Aurel membuat gadis itu susah mengambil nafas.

Liona membenturkan kepala Aurel ke dinding dengan sekuat tenaga. Sisa kaca yang masih berada di sana menusuk kepala gadis itu hingga darah segar mengalir dari sana. Pandangan Aurel berkunang-kunang apalagi darah mengalir deras hingga melewati matanya.

"Lo ma-marah karena yang gue bi-bilang itu fakta kan? Jangan lu-lupa Liona, Malvin hampir ma-mati gara-gara lo!" Aurel berbicara susah payah di ambang kesadarannya. Liona tidak peduli Aurel berkata apa, yang ada di otaknya hanya membunuh gadis itu.

"Semakin gue biarin, semakin lo ngelunjak Aurel! Cukup gue menderita bertahun-tahun karena lo sama pelacur itu. LO BAKAL BERAKHIR KALI INI!" Liona mengambil pecahan kaca di sampingnya, tepatnya di dalam wastafel. Liona memegang kuat pecahan kaca besar itu hingga tangannya mengalir darah segar.

"Mati!" ucap Liona lalu menekan kuat pecahan kaca itu di leher Aurel, dan mulai menggerakkan tangannya ke kanan dan ke kiri.

"Le-lepas." gadis itu berucap susah payah. Aurel bisa mati jika begini, gadis iblis itu berharap ada yang bisa menolongnya sebelum urat nadi di lehernya putus oleh Liona.

"Lo bakal berakhir, Aurel..." lirih Liona.

"Buka pintunya!" teriakan itu semakin keras dengan gedoran yang semakin kasar.

Aurel menatap Liona cemas namun melihat pintu yang seperti ingin di buka paksa Aurel memasang senyum kemenangan, "Kita liat aja nanti..." lirih Aurel sambil memandangi pintu di belakang Liona. Ini kesempatan bagus untuknya untuk menjatuhkan Liona agar di benci semua orang.

Di luar sana Alkana kalap karena pintu toilet terkunci, ada yang mengatakan jika Liona berada di dalam sana.

Alkana tadinya menunggu Liona di kantin bersama ketiga temannya, lama menunggu gadis itu membuat Alkana jengkel, ia memilih menjemput Liona ke kelasnya.

Namun sampai di sana Liona tidak ada, saat lelaki itu putar balik ingin kembali ke kantin berfikir Liona mungkin sudah di sana, ia malah mendapati toilet perempuan yang ramai, dan ketiga temannya juga sudah berada di sana.

Salah satu siswi teman sekelas Liona mengatakan jika dirinya melihat Liona di tarik kedalam sana, dan tak lama setelah itu terdengar suara kaca pecah.

Alkana sudah berfikiran buruk campur emosi menyuruh semua orang mundur. Dengan sekali tendang pintu toilet itu langsung roboh. Semua orang menganga dengan perbuatan Alkana. Lelaki itu tidak peduli, ia langsung masuk ke dalam sana dan melihat pemandangan di depannya.

ALKANA [END]Место, где живут истории. Откройте их для себя