CHAPTER 38

8K 502 21
                                    

Happy reading:)

"Jika kehidupan selanjutnya benar-benar ada, ayo bertemu kembali dengan kamu sebagai ibuku dan aku tetap menjadi putrimu..."

~Liona Athena~

Di sebuah tempat dengan hamparan rumput yang begitu indah langsung menghadap ke laut, seorang gadis terlihat duduk termenung menatap pemandangan yang begitu indah di depannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di sebuah tempat dengan hamparan rumput yang begitu indah langsung menghadap ke laut, seorang gadis terlihat duduk termenung menatap pemandangan yang begitu indah di depannya.

Gadis dengan gaun putih selutut itu menatap sebuah cincin di jari manisnya, pikirannya berkelana mengenai apa yang sudah dirinya alami selama ini, lamunannya seketika buyar saat seseorang memanggil namanya.

"Liona Athena!" gadis itu menoleh ke belakang, matanya membulat sempurna melihat sosok itu. Liona langsung berdiri dari duduknya, bibirnya bergetar tidak tau harus mengatakan apa.

"Ma-mama..." jantungnya berdegup kencang setelah kata itu lolos dari bibirnya.

"Apa kabar anak Mama?" tanyanya sambil merentangkan tangannya, Liona langsung berlari memeluk tubuh itu.

"Mama, ini Mama kan?" tanyanya tak percaya dengan mata berkaca-kaca.

"Iya sayang, ini Mama."

Liona menjauhkan wajahnya tanpa melepaskan pelukannya, gadis itu membingkai wajah ibunya dengan kedua tangannya. Ibunya cantik sekali, wajah itu terlihat sehat dan segar, bukan wajah yang terakhir Liona lihat ketika ibunya meninggal karena kanker.

"Aku kangen sama Mama, Papa jahat Ma, dia gak sayang sama aku, dia ngusir aku dari rumah kita Ma, dia bawa anak dan istri barunya ke sana." jelas gadis itu dengan air matanya yang mulai keluar membuat Nilam tersenyum getir.

"Kamu gadis yang kuat sayang, ikhlaskan apa yang sudah terjadi, lepaskan semua rasa sakit kamu, buka lembaran baru dalam hidup kamu."

Liona menggeleng tidak mau, "Gak! Aku di sini aja sama Mama, aku gak mau kemana-mana lagi, aku mau sama Mama terus!" jelasnya keras kepala.

Nilam membawa putrinya duduk di pinggiran tebing penuh rumput itu, kaki keduanya menjuntai ke bawah di terpa angin bebas, rambut mereka berterbangan ke sana kemari.

"Mama punya kehidupan sendiri sekarang, begitu juga kamu, kamu harus ngerti sayang, tidak semua hal yang kita inginkan bisa terkabul, jalani apa yang menjadi jalan mu, nikmati apa yang sudah kamu peroleh, dan raih apa yang menjadi tujuan mu."

Air mata Liona kian deras, hidupnya begitu berat dan banyak sekali cobaan, dan Liona sangat membutuhkan Nilam dalam hidupnya.

"Tapi semua itu gak akan bisa tanpa adanya Mama."

Nilam menatap wajah putrinya itu, sangat mirip seperti dirinya, "Kamu cantik sekali..." pujinya.

"Mirip Mama..." balas Liona.

ALKANA [END]Where stories live. Discover now