CHAPTER 47

8.3K 479 33
                                    

Happy reading:)

"Kamu bahagia Liona?"

~Hayden Faresta~

"Saudari Mela, anda kami jatuhi hukuman 2 tahun penjara!" tegas Hakim di depan sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saudari Mela, anda kami jatuhi hukuman 2 tahun penjara!" tegas Hakim di depan sana.

Tok! Tok! Tok!

Ketukan palu terdengar bersama dengan air mata Mela yang menetes, kini ia harus membayar dan menanggung beban ini sendirian, sedangkan yang menjadi dalang dari semua permasalahan ini sudah menghadap Tuhan.

Siapa yang bisa menuntut Daniel sekarang?

Mela menoleh menatap ayahnya yang duduk di samping pengacara yang Rekan sewa untuk membelanya di pengadilan, pria itu memberikan dia senyuman penyemangat, itu membuat hati Mela sedikit lega, siapa sangka ayahnya mendukungnya. Mela enggan menatap ibunya yang menatapnya iba, Mela bisa melihat jika hubungan orang tuanya merenggang.

Karena dalam situasi di bawah tekanan dan paksaan saat itu membuat hukuman Mela di ringankan, namun tetap saja mendekam 2 tahun di penjara bukanlah hal yang mudah. Mela merasa semua ini tidak adil untuknya, dia hanya korban di sini tapi harus menanggung semuanya sendirian.

Mela mulai di giring berjalan keluar dari sana dengan tangan di borgol di belakang, baju tahanan itu resmi melekat di tubuhnya. Masa remajanya hancur, sekolahnya berhenti dan masa depannya buram. Mela kehilangan semangat hidupnya.

Di ujung sana Mela bisa melihat Liona bersama ketiga sahabat Alkana mencoba menenangkan Dita, wanita yang merupakan ibu Neo itu menangis terharu, dia tentu senang dengan kematian tragis Daniel, seolah karma sudah datang pada lelaki itu sebagai ganjaran.

Daniel di tertabrak, sama halnya seperti kematian Neo, namun kondisinya jelas berbeda. Dia tentu juga senang Mela masuk penjara, karena akhirnya putranya mendapatkan keadilan.

Orang tua Daniel tidak hadir di persidangan ini karena sibuk mengurus pemakaman putranya. Namun di persidangan ini jelas di bahas tentang kejadian kecelakaan besar-besaran kemarin, karena Daniel adalah tersangka utama.

Namun meski begitu, Hayden sebagai ayah Alkana, dan Abraham sebagai ayah River menuntut ganti rugi besar pada keluarga Daniel yang sudah bangkrut itu atas apa yang di alami putra mereka, jika tidak mampu membayar maka mereka yang akan menggantikan Daniel ke dalam penjara.

Semua orang bergidik ngeri mendengar penjelasan para jaksa tadi, kecelakaan besar itu sudah menjadi tranding utama di kalangan media. Membayangkan tubuh Daniel tergiling hingga hancur membuat beberapa orang mual di sana.

Mela menatap Liona, siapa sangka gadis itu juga balik menatapnya, Mela dengan kaku mencoba memberikan senyum pada gadis itu meski Mela tidak berharap Liona akan membalas senyumannya.

Siapa sangka Liona membalas senyuman itu, air mata Mela menetes karena penyesalan. Apakah Mela boleh mengartikan senyum Liona sebagai maaf gadis itu untuknya?

ALKANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang