CHAPTER 37

8.1K 502 58
                                    

Happy reading:)

"Alka kangen kamu Athena..."

~Alkana Lucian Faresta ~

Seorang lelaki melangkah memasuki toilet, tangannya yang penuh darah membuatnya mendengus kasar antara marah dan jijik melihat darah penghianat di tangannya

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Seorang lelaki melangkah memasuki toilet, tangannya yang penuh darah membuatnya mendengus kasar antara marah dan jijik melihat darah penghianat di tangannya. Lelaki itu mulai mencuci tangannya di wastafel, sewaktu berjalan ke sini tadi orang-orang memperhatikan tangannya, tapi berhubung ini rumah sakit, orang-orang hanya berfikiran jika ia terluka, namun nyatanya ia yang melukai seseorang dengan cara menghajarnya.

River keluar dari sana setelah merapikan penampilannya, saat keluar tepat sekali seseorang juga keluar dari toilet khusus perempuan yang memang bersebelahan dengan toilet laki-laki.

"Hei!" sapa River spontan. Gadis itu menatapnya, dapat River lihat raut terkejut di wajah gadis itu untuk beberapa detik.

"River." sahutnya.

"Gue kira lo lupa nama gue." ucap River mengingat gadis itu tidak pernah membalas pesannya sejak dua hari lalu.

"Gak mungkin." jawab Florin tersenyum tipis.

River menggaruk tengkuknya yang tidak gatal karena salah tingkah, "Ngobrol di sana aja gimana, gak enak di sini." usul River melihat orang-orang berlalu lalang di sekitar mereka. Florin mengangguk saja, lalu mereka berpindah ke taman rumah sakit di depan toilet itu. Keduanya duduk di bangku panjang di sana.

"Mobil kamu udah selesai, kenapa gak di jemput?" tanya River langsung.

"Ohh mobil itu, gue belum sempat jemput karena ada urusan." jawab Florin yang membuat River tersenyum tipis, Florin nampak tidak begitu peduli dengan mobilnya.

"Dasar orang kaya!" batin River.

Mengingat dimana tempat mereka saat ini membuat River kembali bertanya, "Lo ngapain di sini?"

"Keluarga gue ada yang sakit, di rawat di sini." jelasnya menatap hamparan rumput di depan mereka. Jika Florin menatap lurus ke depan, maka River memandangi wajah gadis itu dari samping.

"Itu yang lo maksud dengan ada urusan?"

"Hmm maybe..."

River terkekeh melihat gadis itu, "Gue pikir lo gak minat lagi sama mobil lo, makanya pas gue spam chat ke lo gak pernah di balas." jelasnya membuat Florin langsung mengeluarkan ponselnya.

"Lo ngechat gue? Kapan?" tanya gadis itu membuat River tersenyum nanar, hampir setiap hari dia mengirim pesan setelah mobil gadis itu singgah di bengkelnya.

ALKANA [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora