CHAPTER 13

17.8K 939 61
                                    

HAPPY READING!!

"Don't be afraid. I'm here."

~Alkana Lucian Faresta~

Seorang gadis terusik dalam tidurnya karena gemuruh petir dan hujan lebat di luar sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang gadis terusik dalam tidurnya karena gemuruh petir dan hujan lebat di luar sana. Jam menunjukkan pukul dua dini hari, meraba sisi di sebelahnya gadis itu hanya menemukan kekosongan.

Mengabaikan rasa kantuknya, gadis itu beranjak duduk lalu menatap sekelilingnya. Seluruh penjuru kamar nampak remang-remang, tak menemukan seseorang yang dia cari Liona beranjak keluar.

Kaki telanjangnya menapaki lantai yang dingin melangkah menyusuri setiap ruangan di apartemen.

Tiba-tiba terdengar suara petir menyambar, gadis dengan piyama tidur biru itu memegang dadanya kaget, Liona suka hujan, tapi ia takut dengan gemuruh petir yang menyambar.

Entah kemana Alkana pergi, setelah pulang dari rumah sakit tadi lelaki itu menyuapinya makan lalu membantunya meminum obat. Setelah itu mereka tidur di kamar Alkana, dengan posisi Liona di pelukan hangat lelaki itu.

Jika sebelumnya ia akan menolak, maka kali ini berbeda, tidak! Liona belum menerima Alkana, dirinya hanya pasrah, mungkin.

Tak menemukan seseorang yang dirinya cari, Liona lantas berjalan kembali ke kamar, gadis itu mengambil ponselnya di atas nakas. Jarinya mulai mencari kontak Alkana pada ponsel dengan layar retak itu. Tak butuh waktu lama Alkana langsung mengangkat panggilannya.

"Halo, sayang?" sapa Alkana si sebarang sana.

Belum sempat Liona menjawab, gemuruh petir kembali terdengar di iringi dengan mati lampu.

"Akhhh!!!!" Liona langsung menjatuhkan ponselnya yang sudah tersambung dengan Alkana. Gadis itu meloncat ke ranjang lalu menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Ada apa Athena?!" suara Alkana terdengar panik.

"Pulang sekarang! Aku takut..." sayup-sayup Alkana masih bisa mendengar suara lirih gadis itu di seberang sana.

Sambungan telepon langsung terputus.

******

Alkana membuka helmnya, memperbaiki tatanan rambutnya, lelaki itu melangkah tegas memasuki markas. Para anggota Xanderoz membungkuk hormat dan menyapa lelaki itu dengan sopan.

Alkana mengangguk sekilas lalu masuk ke ruang khusus anggota inti. Di sana sudah ada Langit dan Bintang, anehnya Kenzo belum menampakkan wujudnya.

"Kenzo mana?" Alkana mengambil posisi duduk di samping Langit.

"Belum dateng, gak tau kemana. Akhir-akhir ini dia kayaknya sibuk ngurusin sesuatu." ucap Bintang yang memang benar adanya.

ALKANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang