CHAPTER 11

18.6K 1K 100
                                    

HAPPY READING:)

"Pergi? Setelah apa yang anda lakukan pada gadisku?"

~Alkana Lucian Faresta~

"What? Serius?" Liona mengangguk sedih menatap Mela temannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"What? Serius?" Liona mengangguk sedih menatap Mela temannya.

Liona menceritakan segalanya kepada Mela, mulai dari pertemuannya dengan Alkana, Malvin yang selingkuh dengan Aurel, dan perihal Alkana yang menghajar Malvin di gedung tua kemarin.

Namun Liona tidak menceritakan perihal Alkana yang melecehkan dirinya. Karena jujur Liona malu, dan baginya hal ini lebih baik di sembunyikan.

Ini mata jam pelajaran terakhir sebelum pulang, dan beruntungnya kelas Liona sedang jamkos, karena guru mata pelajaran Kimia mereka sedang ada urusan.


"Gini ya Li, kalo pendapat gue nih ya. Alkana memang salah di sini, mulai dengan cara dia maksa lo jadi ceweknya dan mukulin Malvin habis-habisan. Tapi Li, coba lo pikirin lagi deh, karena menurut gue Alkana juga baik, dia nolongin lo dengan biarin lo tinggal di apartemennya, karena dia tau perlakuan keluarga lo sama lo itu gimana. Dan juga dia nyelamatin lo dari  Malvin."

Liona memutar bola matanya malas, "Tapi gue gak pernah minta di tolongin sama dia! Apalagi minta buat tinggal di apartemennya." Mela tak habis pikir dengan Liona, ada apa dengan gadis ini.

"Li, kalo orang berniat nolong, dia gak perlu tanya lo butuh bantuannya atau nggak, karena dia tau apa yang lo butuhin buat keluar dari masalah lo!" Mela mencoba menjelaskan.

"Tapi dengan dia bantuin gue, bukannya keluar dari masalah, gue malah dapat masalah baru. Alkana gak sebaik yang lo kira Mel!" Liona tetep kekeh dengan pendapatnya. Kepala batu memang.

"Justru karena Alkana gak baik makanya gue heran dia baik sama lo! Seastreo sekolah juga tau kalo Alkana brandal, kejam, egois, sombong, dan pemaksa. Itu artinya dia beneran suka sama lo!"

"Seandainya gue yang ada di posisi lo, gue bakal terima dengan lapang dada." Mela terkekeh geli.

Liona termenung mendengarnya, apa Liona selalu menilai Alkana dengan sudut pandangnya sendiri? Rasa benci Liona membuat matanya buta akan kebaikan yang Alkana lakukan untuknya.

Alkana memang tak pernah bersikap lembut seperti layaknya pria romantis, yang kerap kali Malvin tunjukkan padanya dulu, sikapnya yang dominan kasar membuat Liona tidak menyukainya.

Namun pagi tadi, Alkana bersikap lembut padanya, apa lelaki itu berniat berubah untuknya?.

Apalagi Teresa nampak menaruh harapan besar padanya dan Alkana, apa Liona tega menghancurkan harapan seorang ibu yang merupakan teman ibunya sendiri?.

ALKANA [END]Where stories live. Discover now