terlalu ilegal

1.2K 140 141
                                    

Hari ini adalah jadwal piket Tzuyu, jadi mau tak mau dia harus pulang terlambat. Sebagai murid yang memiliki citra baik dan juga teladan Tzuyu menyapu ruang kelas dengan telaten. tiap sudut kelas akan dia bersihkan hingga satu titik debu tidak akan terlihat lagi.

Ngomong-ngomong Tzuyu tidak piket sendirian kok. Ketiga temennya telah berpulang lebih dulu, dikarenakan tugas mereka sudah selesai. Berbeda sama Tzuyu yang memilih untuk tidak terburu-buru dalam mengerjakan bagian tugasnya. ia harus memastikan kelasnya bener-bener rapih dan terbebas dari kotoran.

30 menit berlalu Tzuyu habiskan waktunya sendirian didalam kelas.

Tzuyu menghela nafas lelah, mengusap dahinya yang terasa berkeringat.

"Oke, perfek" gumamnya menatap sekeliling kelas

Beristirahat sejenak, Tzuyu mendudukkan dirinya di meja guru. membuka keseluruhan baju seragamnya guna menghilangkan gerah oleh dinginnya AC. jangan mikir macem-macem, gess, karna tubuh bagian dalam Tzuyu masih terlindungi tanktop, cukup untuk menutupi asetnya yang berharga.

Ohiya ngomong-ngomong Tzuyu baru inget sadari pagi belum membalas pesan Sana. Lantas Tzuyu merogoh tasnya mengambil ponsel dan sesuai dugaan, rentetan pesan terpampang memenuhi layar ponselnya kini.

Tzuyu tersenyum, jarinya dengan excited membalas tiap bubble yang Sana kirim.

Ceklek!

Pintu ruang kelas terbuka, kedua netra milik Tzuyu bergulir otomatis dibuatnya. Bersamaan dengan derap langkah dari sosok familiar yang mendekat masuk. Tzuyu mengerjap kaget, ia tidak mengira sedikitpun masih ada orang lain disekolah ini selain dirinya. Terlebih Sasha?

buru-buru Tzuyu mengambil seragam untuk menutupi tubuhnya yang seperempat naked. Menatap penuh waspada kearah Sasha yang diam mematung didepan pintu.

Mabuk

Sasha bener-bener mabuk. Sebab kalau dirinya sadar, Sasha tidak mungkin berpendapat bahwa musuh didepannya ini 99% amat menarik dalam keadaan berkeringat, ia tidak mungkin berpendapat bahwa tulang selangka yang sempat ia lihat barusan nampak seperti gigitable. dan saat tatapannya berpindah keatas dagu, Sasha tidak mungkin mengiyakan pula bahwa bibir yang mengkilat itu terlihat sangat nikmat untuk dilumat.

"Shaa, l-lo belum pulang?" Baru saat itu Sasha sadar dengan tujuan awalnya, dimana Sasha sengaja ikut pulang terlambat tanpa sepengetahuan siapapun. Demi ingin membuktikan secara langsung soal tanda hickey yang tersembunyi dibalik kerah Tzuyu.

Sasha mau semua orang tau kalau musuhnya tidak sesuci yang mereka pikirkan. Dengan begitu akan mudah buat Sasha dalam menyingkirkan Tzuyu, menghapus jejak gadis itu dari pandangannya.

Sasha lantas mendekat, memutar kursi yang Tzuyu duduki dengan sekali gerakan cepat, mengunci tubuh itu menggunakan kadua tangannya yang ia taruh disetiap sudut kepala kursi.

"Lo ngapain, Sasha?!" Tzuyu mendongak, mencoba menyamarkan keterkejutannya dengan memasang wajah galak.

Sasha memiringkan wajahnya, memandangi objek yang nampak... ugh seksi? Dibawah kungkungannya kini "gue penasaran, kira-kira apa yang bakalan gue liat seandainya baju seragam lo gue tarik?"

"M-maksud lo?"

"seragamnya gak sekalian dipake?"

"Gerah"

Sasha tersenyum miring, sedikit mencondongkan kepalanya "Gerah atau takut cupang lo keliatan?"

Tubuh Tzuyu menegang tanpa syarat dan peringat, ia membisu sesaat mencerna perkataan Sasha. Jangan bilang Sasha tau soal--- engga! Tzuyu menggeleng seraya mengeratkan ujung seragamnya agar tidak sampai terlepas.

"C-cupang?" Tzuyu terkekeh hambar "ngaco lo! kalau mau fitnah yang elit dikit" dalam hati Tzuyu cap-cip-cup, semoga saja Sasha tidak menyadari kegugupannya

Dengan satu gerakan lembut, Sasha menarik dagu Tzuyu. Semakin mendekatkan wajah keduanya "Perlu gue buktiin?" Tawar Sasha sambil menelisik lebih dalam tatap milik Tzuyu

Tzuyu menelan ludahnya pelan, darahnya terpacu, ingin sekali memberontak. "Minggir, Shaa." ujarnya menepis tangan Sasha dari dagunya,

Lalu, menggunakan satu tangan itu pula Tzuyu berusaha mendorong Sasha, sementara tangan lainnya masih senantiasa menahan seragamnya.

Sasha yang sadar akan badannya yang moengil, tak menyia-nyiakan kesempatan itu dengan buru-buru menduduki paha Tzuyu. Mencekal lengannya erat-erat agar lawannya tidak lagi memberontak

Mata Tzuyu terbuka lebar, saat tangan Sasha bergerak lihai merambat ke ujung seragamnya. Hendak menarik seragam itu "Shaa, jangan macem-macem!"

"Macem-macem?" Alis Sasha terangkat, seringainya perlahan keluar "jangan terlalu percaya diri, lo gak semenarik itu" tekan Sasha, tarikan tangannya semakin diperkuat.

"Sha, LO-"

Brett!

"Wow"

Bukan maen, Tzuyu panik kelewat batas! kedua tangannya secara reflek menutupi tanda merah yang kini terpampang jelas. Karna Sasha yang berhasil menarik seragamnya

"See, lo terbukti murahan!" Sarkas Sasha, seringainya tidak lagi muncul. Dibanding bayang-bayang kepuasan yang ia dapat, Sasha justru merasa darahnya terasa mendidih. Sasha merasa sangat marah

Ingin rasanya Sasha menggantikan bekas itu dengan sesuatu yang baru, sesuatu yang bukan dari orang lain.

"Shaa, i-ini"

"Apa?! Masih mau ngelak?!" Tzuyu yang panik, semakin dibuat panik merasakan cengkraman kuat ditangannya.

"Lepasin, sha!" Tzuyu terbelalak saat tangannya berhasil diraih, jantungnya hampir copot merasakan Sasha mendekat secara perlahan, menunduk, dan menenggelamkan bibir dilehernya, memberi kecupan dengan bibir yang sedikit terbuka.

"Sasha, lo yang waras anj-- Ahk brengsek"

Nada umpatan pertama kali yang Tzuyu layangkan buatnya, tidak membuat Sasha bergeming. Justru adrenalin Sasha merasa tertantang untuk terus menikmati leher yang terasa manis itu. Menghirup kuat serta menghisapnya dalam

Kendali Tzuyu resmi dihancurkan. Kepalanya terasa berkunang-kunang memperoses apa yang sedang terjadi. Juga tentang-- bagaimana nasib reputasinya setelah ini? Tahu betul jika Kim Sasha bukanlah orang biasa yang akan mengerti keadaannya. dia adalah orang yang paling ingin menyingkirkan dirinya

Bersamaan dengan atmosfer yang semakin memanas, Tzuyu menahan nafasnya. Kerongkongannya tercekat kala ciuman Sasha mulai menjalar ke inci kulitnya yang lain. Turun kebawah, menyusuri tulang selangkanya dengan gerakan lambat dan semakin kasar ketika ditemukannya tanda merah.

"Ahh!"

Bagai hilang akal, Sasha menggigit bagian itu kuat kuat layaknya vampir yang haus darah.

"Shaa, shh please.."

Ini terlalu ilegal. Tubuh dan hormonnya berhasil diambil alih. Dengan nafas yang mulai tersengal-sengal, sekuat tenaga Tzuyu menahan pergerakan Sasha. Menjauhkan bibir itu dari tubuhnya

"Stop, sha. Lo gila?!" Bentak Tzuyu. Suaranya sedikit bergetar, dengan pacu darah yang menggila. Perasaannya campur aduk, antara ingin marah karna merasa dilecehkan, atau malu karna pada akhirnya seseorang mengetahui rahasia terbesarnya¿

Sementara itu Sasha menyeringai, puas. Dikeluarkannya ponsel dari saku.. lalu tanpa izin Sasha membidikkan kamera tepat pada hasil gigitannya yang menghiasi leher putih Tzuyu kini.

"Siap-siap, lo bakal habis ditangan gue." pringat Sasha sebelum dirinya beranjak dan pergi secara buru-buru meninggalkan Tzuyu yang bungkam seribu gerak maupun bahasa.

Calon Mama is Mine (Tzuyu twice)Where stories live. Discover now