H-word

1K 122 154
                                    

Kelas tidak lagi terasa menarik semenjak 15 menit lalu Sasha melihat kepergian Tzuyu ke UKS. Entah kapan mulanya, Sasha sepertinya mulai sadar, alasan dirinya betah berlama-lama dikelas adalah mungkin semata-mata karena keberadaan orang itu disekitarnya.

"Awas aja steak nya kalau gak di abisin"

Sasha tersenyum simpul saat mengingat ucapan Tzuyu sewaktu jam istirahat pertama "uhh, that bitch!"

"Lo ngomong apaan?" Toleh Jihyo yang duduk disampingnya

Dan bukannya menjawab, Sasha justru beranjak dari posisinya. Pergerakan serta decit kursinya langsung membuat semua orang yang tengah fokus merangkum materi dari guru mereka itu menoleh kearah Sasha.

"Mau kemana?" Tanya Jeong kebingungan. Belum lagi saat ini Sasha membawa kotak bekal kosong ditangannya

"Minggat" jawab Sasha lantas berlalu begitu saja, tidak memperdulikan guru yang hendak menegurnya.

Yups, tentu saja Sasha berbohong. Nyatanya setelah keluar dari kelas, Sasha memacu langkahnya kearah lain, Sasha pikir dirinya perlu membalikkan kotak bekal murah yang sudah kosong tersebut kepada sang pemilik. Sasha takut barang murahan ini akan menyebabkan alergi kalau lama-lama Sasha simpan.

Begitu sampai pada tempat yang dituju, segera Sasha menyadari hal yang aneh. Ada suara tidak jelas berasal dari dalam UKS. Apakah Tzuyu terjaga?

Semakin ia mendekati pintu, semakin jelas juga suara yang teredam oleh dinding tersebut. Ketika ia tinggal satu langkah sebelum membuka pintu, bulu kuduknya naik. Suara di dalam sangat menyerupai desahan.

Tidak. Tidak mungkin. Pasti ia salah dengar. Karna penasaran, Sasha memutar kenop pintu, membuka untuk melihat apa yang sedang terjadi didalam sana.

Glup

Pemandangan yang terpampang di depannya tidak akan pernah dapat Sasha keluarkan dari ingatannya.

Seorang gadis berpostur tinggi yang berbaring lelap diatas bed UKS tengah melecehkan dirinya sendiri tanpa sadar.

Kedua tangannya begitu asyik memainkan area dadanya yang terbuka kemana-mana, menampilkan dua gundukan yang kini teremas-remas dalam genggamannya.

Sasha cepat-cepat membalikkan tubuhnya dan mengusap air liurnya yang hampir jatoh.

Sht!

Im so horny

Sasha menggeleng, mencoba mengambil sedikit kewarasannya. Sebegajulan apapun tingkah Sasha, dia tidak mungkin mengambil kesempatan pada orang yang sedang tidak sadarkan diri.

Sasha menyumpal telinganya agar tidak mendengar lenguhan-lenguhan Tzuyu yang menggoda imannya. Untuk itu, Sasha harus segera pergi dari ruang penyiksaan itu dan memutuskan untuk berjaga diluar saja.

"Sha~"

Begitu langkah Sasha tiba diambang pintu, semua pertahanannya mendadak runtuh kala mulut Tzuyu yang seksi dengan kurang ajarnya menyuarakan nama 'Sasha" disela-sela mimpi panasnya.

"Please, Sasha. Berhenti! Uhh~"

ANJG!!

Persetan dengan Tzuyu yang tidak sadarkan diri, Sasha lantas menutup pintu ruangan itu dengan amat rapat lalu menerjang Tzuyu untuk membantu mewujudkan mimpinya. (Membantu gak tuhh🌚)

--------

Sana membuka pintu apartemennya dan langsung disambut oleh gadis muda yang mengenakan crop top tanpa lengan dan celana pendek sepaha serta rambut yang di cepol asal-asalan menambah kesan seksi di wajah Tzuyu.

"Asupan banget" lontar Sana melempar tas kerjanya kearah sofa lalu memeluk tubuh Tzuyu yang sedang sibuk menyiapkan kopi hangat untuknya

Tzuyu tersenyum geli merasakan hidung mancung Sana yang menggesek-gesek bahu polosnya dari belakang. Meski begitu, tak ada penolakan dari Tzuyu.

"Anget"

"Humm?"

"Nafas kakak, anget. Kakak gak enak badan?" Tanya Tzuyu

"Nggak" jawab Sana, tidak meyakinkan.

Tzuyu buru-buru berbalik dan mengulurkan tangannya untuk mengecek langsung suhu tubuh Sana yang enggan melepas dekapnya

"Pusing ?" Tanya Tzuyu, Sana menggeleng seraya menenggelamkan wajahnya dileher jenjang Tzuyu.

"Kepalanya gak sakit kan?" Tanya Tzuyu lagi, dan lagi-lagi Sana menggeleng

Tzuyu belum puas, ia khawatir sendiri karna melihat Sana yang nampak lesu mendusel dilehernya. "Kerasa dingin gak? Lemas? Atau mual mungkin?"

"Sange, sayang" sahut Sana frontal dengan suara seraknya membuat Tzuyu mengerjap serta merinding diwaktu yang bersamaan.

"Sange?"

Sana mendongak kemudian mengangguk lucu

Tzuyu yang awalnya sedikit kesal, jadi dibuat gemas tersendiri. "Mau digituin? Iya?"

"Iya mau"

"Yaudah ayok. Tapi kakaknya mandi dulu"

"Mandiin yaa?"

"Aku udah mandi"

"Mandi dua kali apa salahnya" bujuk Sana dengan bibir mengerucut. Pura-pura ngambek

"Kalau mandi sama aku, nanti kakak lama kelarnya"

"Gak lama kok sayang, Janji!"

"Kalau ternyata lama?"

"Nanti aku janji lagi"

Huft

Tzuyu menghela nafas lelah. Merasa tidak ada pilihan lain selain menuruti permintaan Sana "lemah banget akutuh kalau udah berhadapan sama kemauan kakak"

Sana terkekeh. Ntah kenapa Sana selalu suka saat Tzuyu menyuarakan keluh kesahnya yang satu itu. Sana ingin terus membuat Tzuyu seperti ini, menjadikan dirinya sebagai kelemahan.

"Tzuyu?"

"Kenapa, kak?"

"Jangan bosen-bosen ya sama kita"

"Tiba-tiba banget?"

"Gapapa. Aku cuma gak mau hubungan kita memiliki akhir"

Tzuyu tersenyum ngambang, ia tidak bodoh untuk cepat mengartikan perkataan Sana.

Dengan Tzuyu mengiyakan ucapannya, itu artinya Tzuyu juga setuju kalau hubungan mereka mungkin tidak akan pernah memiliki masa depan.

Calon Mama is Mine (Tzuyu twice)Where stories live. Discover now