acara lamaran

852 127 139
                                    

Sana mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh, menyalip lincah setiap pengendara yang menghalangi jalannya. Raut wajah Sana sangat tidak bersahabat. Seolah ingin menabrak apa saja yang ada didepan, namun Sana tau dia tidak punya banyak waktu untuk hal semacam itu.

Perasaan Sana amat was-was saat ini. Pikirannya berkecamuk ketika otak cerdasnya mencoba menyusun kemungkinan-kemungkinan yang menghampirinya secara serentak. Tentang bagaimana kabar perjodohan Tzuyu yang seakan membakarnya, tentang desas-desus keterlibatan neneknya dengan kebangkrutan Wang group, juga tentang anaknya yang tiba-tiba ingin menikah. Semua kebetulan itu membuat Sana kalang kabut tak terkendali

Kecemasan Sana bertambah mengingat ponsel Tzuyu yang tidak dapat ia hubungi seharian ini. Sana takut, ia bener bener takut malam ini akan menjadi kelengahan pertamanya, yang terprediksi akan mengacaukan seluruh hidupnya.

Tidak lama, mobil yang dikendarai Sana tiba diparkiran gedung mewah yang menjadi tempat berlangsungnya acara pertemuan lamaran putrinya dengan seseorang yang Sana harap bukan Tzuyulah orangnya.

Langkah Sana tergesa-gesa memasuki sebuah lift menuju restoran ekslusif yang terletak dilantai 30.

Dentingan suara lift terdengar pertanda Sana telah sampai pada tempat yang ia tuju. Dengan tidak sabaran Sana menoleh kesana kemari memastikan keberadaan gadisnya. 

Hingga tiba pada satu pemandangan membuat langkahnya seakan tercekat, Sana langsung terdiam, terpaku dan syok.

Dunia Sana serasa runtuh diatas kepalanya saat tatapannya jatuh pada dua objek didepannya yang hendak bertukar cincin

Sana melihatnya, raut enggan Tzuyu dalam balutan black tulle dress dengan rambut terurai berdiri didepan putrinya yang mengenakan little dress sama hitamnya. Keduanya nampak serasi dimata Sana. Ya-- serasi sebagaimana calon mama yang bersanding akur dengan calo anak tirinya.

Sana menggeleng, kemudian membuang nafas berat. Menahan kuat-kuat amarahnya, ia melangkah perlahan sampai langkahnya kian cepat menghampiri seseorang yang hampir 10 hari ini tidak bisa ia temui. Seseorang yang membuatnya gila hanya dengan memikirkannya. seseorang yang hanya boleh dimilikinya dan tidak berlaku dimiliki siapapun termasuk anaknya.

Hanya satu gerakan lagi, maka cincin bertuliskan 'Sasha' akan terlingkar sempurna dijemari Tzuyu yang lentik. Namun sayangnya.. sebelum momen itu terjadi, Sana sudah berhasil lebih dulu meraih tangan Tzuyu dan membawanya kedalam genggaman "Maaf saya terlambat" ujarnya menatap semua orang tanpa dosa

Semua yang ada diruangan memandang terkejut akan kemunculan Sana yang tiba-tiba

"Mommy?!"

"Sana?!"

"Ibu Kim?"

Dengan senyum yang penuh kepalsuan, Sana membungkuk kecil sebagai tanda hormat kepada kedua orang tua Tzuyu. "Harap berkenan, Saya izin meminjam putri kalian berdua"

Sally dan Chou saling bertukar pandang, tidak mengerti dengan situasi yang terjadi. Apa mungkin ibu Kim yang perfek tidak menyetujui kalau anaknya berjodoh dengan putri mereka? Tapi rasanya mustahil, mengingat keluarga besar kim sendiri yang menawarkan lebih dulu tentang perjodohan tersebut.

"Sana, apa maksud kamu?" Nenek bersuara

Sementara Sasha hanya menatap dengan tatapan penuh tanya. Mommynya sudah mengenal Tzuyu? Sejak kapan?

"Bagaimana tuan Chou? Nyonya Sally? Boleh?" Tanya Sana sekali lagi, menghiraukan pertanyaan neneknya.

Menyadari kecanggungan yang terjadi, si nenek akhirnya berdehem untuk memecah suasana. "Ummm begini den Chou, non Sally.. Anak saya, Sana. Dia baru saja menyelesaikan pekerjaannya yang padat diluar kota, dan mungkin diwaktu luangnya ini, Sana tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk mengenal lebih dekat mengenai calon mantunya, nak Tzuyu. Mohon pengertiannya"

Mendengar penjelasan nenek Kim, Chou dan Sally pun dapat mengerti sehingga keduanya bisa kembali bernafas lega. Mereka jadi bersyukur, karna disela-sela kesibukan seorang Kim Sana yang terkenal dimuka bisnis, dirinya masih menyempatkan untuk menghadiri acara keluarga yang tengah berlangsung ini.

Bukankah putrinya sangat beruntung memiliki calon mertua seperti Sana? Ya, setidaknya itulah yang terlintas dipikiran Chou dan Sally.

"Kami berdua sangat mempersilahkan ibu kim membawa putri kami, tapi mohon maaf.." ucapan Sally terjeda sesaat menatap genggaman Sana yang nampak erat menggenggam lengan putrinya "keliatannya kalian sudah saling kenal ya, apa mungkin ibu kim pernah bertemu dengan anak saya sebelumnya?" Akhirnya pertanyaan yang mengganggu beberapa orang disana, terwakilkan oleh Sally.

Sana terdiam cukup lama, memikirkan sekiranya jawaban apa yang harus ia beri agar tidak menimbulkan kecurigaan.

Kemudian Sana menoleh kesamping dan tersenyum mendapati Tzuyu yang jelas risau setengah mampus "benar, kami sudah saling kenal. Kami juga-"

"Ummm yah-- Sasha sempet ngenalin aku beberapa kali sama ibu Kim" sela Tzuyu memotong cepat perkataan Sana

"i-iyakan, Shaa?" Lanjut Tzuyu meminta persetujuan Sasha dan berharap Sasha mengiyakan. Sungguh, Tzuyu tidak punya jalan lain. Tzuyu tidak siap melihat kedua orang tuanya kecewa

Bibir Sasha tersungging sarkas, hatinya mendadak tercabik, ia tidak cukup bodoh untuk lambat mengartikan semuanya.

"Iya" jawabnya enteng mengikuti permainan Tzuyu. Sasha menunduk mengelus cincin ditangannya "Soo, sekarang udah jelas gada alasan buat kita nunda lamaran ini" katanya lagi kemudian melangkah mendekati Tzuyu dan tanpa bisa dicegah Sasha langsung memasukkan cincin tersebut ke jari Tzuyu dengan sekali gerakan cepat

Sana yang geram hendak pasang badan, ingin merampas cincin itu dan melemparnya sejauh mungkin. Namun pertahanan Tzuyu serta elusan lembut yang diberikannya, sedikit berhasil menenangkan Sana. Meski Tzuyu tau akan ada hukuman besar yang harus ia terima setelah ini, tetapi Tzuyu mencoba mengabaikan. "Udah kan, Sha?"

Sasha menggeleng "jangan dilepas" pintanya pelan, tidak memperdulikan tatapan Sana yang seolah-olah ingin melahapnya hidup-hidup.

"Shaa~"

Sasha berjalan satu langkah lagi mencondongkan wajahnya ke telinga Tzuyu. "Jangan dilepas dan jangan biarkan semuanya terlihat jelas" bisik Sasha lirih, tersirat harapan yang amat.

Ludah Tzuyu tercekat di kerongkongannya, ini tidak benar. Sasha menginginkan dramanya terus berlanjut? Harusnya Sasha sudah dapat membaca semua kebusukannya, tapi  kenapa Sasha seakan memilih tuli dan menutup mata?

Kemarahan serta kedongkolan Sana yang batasnya sudah mencapai ubun-ubun, lantas segera menarik Tzuyu pergi dari tempat itu "Ayok" tanpa memperdulikan bahwa ada satu tatapan tak luput yang siap mengintrogasi Sana atas kejanggalan yang terjadi.

-----------

-----------

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Calon Mama is Mine (Tzuyu twice)Where stories live. Discover now