im yours

1K 128 123
                                    

Sana menatap intens Tzuyu yang sedang menelan sarapannya. Senyuman tipis terpatri dibibir perempuan beranak satu itu. Sana mengulurkan tangannya, mengusap sisa makanan yang berada si sudut bibir Tzuyu, sehingga yang muda terkesiap atas tindakannya. Dan sontak menahan nafas saat Sana memasukkan jarinya yang tadi digunakan untuk mengelap sudut bibir Tzuyu kedalam mulutnya dengan gerakan sensual

"Aku perhatiin goyangan mulut kamu cepet banget ngunyahnya. Jadi pengen aku geledah"

Tzuyu menggeleng geli

Diiringi sedikit lumatan, Tzuyu menarik jari Sana dari dalam mulutnya "Sengaja aku cepetin, biar bisa berangkat pagi"

"Masalahnya ini masih terlalu pagi lhooo, sayang. Disambung satu ronde dulu juga gak bakal kesiangan"

Mata Tzuyu terpicing mendengar penuturan Sana yang jelas terselubung kode panas. Tapi Tzuyu tak mau terpengaruh, tekadnya untuk berangkat sekolah dipagi buta ini sudah bulat.

Tzuyu meraih tas disampingnya, memasukkan sebuah kotak makan berwarna putih. Dan hal itu tak luput dari perhatian Sana

bekal?

"Tumben kamu bawa bekal ke sekolah?"

"Bukan buat aku"

"Buat siapa?"

Tzuyu membisu sesaat, tidak mungkin ia mengatakan pada Sana kalau kotak bekal itu sengaja ia siapkan untuk putrinya, Sasha.

Eitss, jan berpikir macem-macem.

Tzuyu melakukan ini murni sebagai balasan dari perlakuan Sasha kemaren. Tzuyu tidak peduli sekalipun kotak bekalnya berakhir di tong sampah. karna yang terpenting baginya sekarang adalah menghilangkan rasa hutang budi pada orang berbahaya macam Sasha.

"Rahasia" jawab Tzuyu mengundang perasaan tak suka dari orang yang duduk disampingnya

sebenernya Tzuyu bisa saja menyebut nama temen dia secara acak untuk sekedar menutupi rasa penasaran Sana. Namun ntah keberanian darimana, jiwanya tiba-tiba saja tertantang ingin menggoda sang kekasih¿ yang mulai terpancing

Sana menghentikan pergerakan tangan Tzuyu, menarik atensi itu agar fokus menatapnya "siapa?" Tanya Sana sekali lagi, lebih pelan dan mencekam

Glup

Tzuyu menelan ludah kasar menyadari tatapan Sana yang nampak lembut namun diam-diam menusuk tajam menyelami kedua bola matanya. Seolah, memperingatkan Tzuyu untuk berhenti bermain-main.

Tzuyu menjilat bibir bawahnya yang terasa kering "Kamu-- cemburu?"

Sana diam tidak menjawab. Fokusnya perlahan turun pada bibir Tzuyu yang mengkilat akibat jilatannya barusan. dan kurang dari hitungan ketiga Sana berhasil menyambar bibir itu-- mengklaim-- mengajaknya bergelut pada ciuman panas.

Tzuyu dengan senang hati menerima ajakan bibir Sana dan secara cepat mengimbangi permainannya. Kedua bibir itu saling melumat dan menghisap. Kali ini bukan lumatan lembut seperti biasanya. Tapi terkesan acak-acakan dan tergesa. Beberapa kali Sana maupun Tzuyu memiringkan kepalanya agar bisa mendapatkan akses lebih.

"Ahh~" Tzuyu mengerang saat Sana mencuri star menggigit kecil bibirnya, lidah Sana langsung menerobos masuk kedalam mulut Tzuyu yang terbuka. Mengobrak-abrik apa saja didalamnya, melilit lidahnya dengan begitu lihai. Seolah memberitahu Tzuyu bahwa tidak ada orang sehebatnya dalam berciuman. Sana tidak akan membiarkan Tzuyu penasaran pada rasa lain selain terus menikmati rasanya

"Uhmmm" Tzuyu mendorong bahu Sana pelan. Nafasnya memburu. Wajahnya terlihat begitu sayu dengan bibir yang bengkak "Aku bisa kesiangan, kak"

Sana mengusap air liur disekitar Tzuyu "kamu milik aku" katanya purau penuh penegasan

Tzuyu terkekeh lalu melayangkan kecupan singkat dipipi Sana "khawatir banget ya akunya direbut yang lain?"

Sana menggeleng "nggak. aku gak takut bersaing sama siapapun. Aku cuma mau kamu sadar kalau kamu milik aku" tekannya sekali lagi

Tzuyu tersenyum mengambang, desiran hebat seakan tak bosan menyapa. Mendengar kata-kata manis yang ntah tak terhitung jumlahnya itu tanpa sadar semakin meninggikan tembok harapan yang tidak seharusnya ia bangun.

Hati Tzuyu memang sudah lama menjadi milik Sana. Namun apakah Sana juga sebaliknya? Sejauh ini keduanya hanya saling mengklaim tanpa pernah mempertanyakan kebenaran hati satu sama lain.

"yes im yours, mum. yours only"

---------


Sasha melangkahkan kakinya melewati koridor. Seperti biasa beberapa murid yang menyadari kehadiran Sasha auto menunduk seiring kaki melangkah angkuh. Tak ada satupun dari mereka yang berani menyapa, takut-takut ratu bully tersebut merasa terganggu dan berakhir mereka menjadi santapan bullyan berikutnya.

Sasha meneruskan langkah menuju kelasnya di lantai 3. Tepat pada deretan kelas 11, Sasha berpapasan dengan dua orang murid laki-laki yang tengah bersenda gurau saling melempar botol air mineral. Didepannya ada Tzuyu berjalan sambil membaca buku tanpa melihat sekitar. Hingga tanpa sengaja seseorang diantara mereka melempar botol tersebut kearah Tzuyu.

Hap!

Tzuyu terperanjat dan menjatuhkan bukunya saat dikejutkan dengan kehadiran Sasha dihadapannya. Rupanya Sasha cukup reflek menangkap botol yang hampir mengenai wajah musuhnya itu menggunakan sebelah tangan.

Tatapan Tzuyu beralih pada botol yang digenggam Sasha. Apa Sasha baru saja menyelamatkan dirinya?

l-lagi?

"Muka lo pantesnya dilempar pake baja, pake ginian doangmah nanggung. Samasekali gak muasin mata gue"

Tzuyu auto menggeleng, dia menarik kembali terkaan positifnya terhadap Sasha yang sempat hinggap dalam benaknya barusan.

"Maaf kak, maaf!" Kedua murid lelaki itu tadi seketika membungkuk. Terlihat sungkan

Sasha berbalik seraya membuka tutup botol ditangannya dan tanpa hati menyiramkan air mineral itu ke rambut dua laki-laki yang masih setia membungkuk. Seolah mereka adalah tanaman kering yang rindu hujan

"Jangan lupa bersihin lantainya biar gak becek. Kalau perlu pel pake baju kalian" usai memberi pesan hina tersebut, dengan santai Sasha melenggang pergi melanjutkan langkahnya.

Calon Mama is Mine (Tzuyu twice)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu