who?

829 125 130
                                    

"Aaaaaa!"

Setengah melompat Tzuyu menubruk Sasha yang sedang termangu di sampingnya. Sasha dibuat terkejut. Lebih terkejut ketimbang mendengar gelegar petir. Namun ia biarkan saja Tzuyu memeluknya hingga beberapa saat.

Nafas Tzuyu tersengal ketakutan. Gadis itu menyusupkan wajahnya dalam- dalam ke leher Sasha. Setelah merasa aman. Tzuyu baru sadar kalau ia tak seharusnya melakukan itu.

Hah? G-gue ngapain?

Tzuyu bertanya-tanya, namun anehnya Tzuyu justru tak mau melepaskan pelukannya pada Sasha. Tubuhnya seperti menolak mentah- mentah perintah dari otaknya. Karna terlanjur nyaman dalam kehangatan yang didapat dari tubuh Sasha. Terutama aroma parfum yang ia hirup begitu harum dan menenangkan. Hingga Tzuyu enggan untuk melepaskan pelukannya.

Gak! Pasti ada yang salah, ini keliru.

Tzuyu merutuki dirinya sendiri. Tapi telinganya seakan menutup diri untuk mendengar semua itu.

Sasha tercekat. Hanya bola matanya yang bergulir kesana kemari karna tak mengerti kenapa Tzuyu tak juga melepas pelukannya. Padahal petir yang keras itu sudah berlalu

Perasaannya bergetar hebat. Sasha bisa merasakan detak jantungnya yang begitu nyata di dalam dada. Itu membuatnya frustasi. Dan entah sejak kapan kedua tangan Sasha sudah mendekap punggung gadis itu. Seolah meminta Tzuyu lebih merapat lagi ke tubuhnya.

Shit! Nyaman

Sasha seolah tak bisa mengontrol dirinya sendiri. Ia memeluk Tzuyu seerat mungkin. Aroma wangi rambut Tzuyu membuatnya gila. Pikirannya gelap saat ini. Nafasnya tiba-tiba terasa berat. Hidungnya mulai mengendus kepala Tzuyu di pelukannya dan itu tak bisa Sasha hentikan.

Sasha memejamkan matanya, ia semakin kalut. Darahnya terasa bergejolak. Nalurinya meminta lebih dari sekedar pelukan saja. Perlahan bibirnya mulai menyapu kening mulus Tzuyu. Mengecupnya berkali-kali. Sasha pikir Tzuyu akan menjauh dan menghentikan perbuatannya. Tapi Tzuyu malah terlihat pasrah.

Merasa mendapat lampu hijau. kecupan Sasha mulai turun ke pangkal hidung Tzuyu. Merambat perlahan. Seakan tak mau melewatkan seincipun

Jantung Tzuyu berdegup kencang, Debarannya mengalahkan suara petir yang sekarang seakan tak bisa ia dengar lagi. Entah lari kemana suara petir yang menakutkan itu. Ia merasakan tangan Sasha mulai naik ke bahunya. Mengusap lembut lehernya. lalu mengangkat dagunya untuk lebih menengadah mengimbangi wajah mereka.

Oh gosh! Tzuyu benar-benar merasa begitu bodoh saat ini. Bulu romanya meremang, tapi dia tak berdaya. Tak bisa mengalahkan kekuatan iblis yang saat ini tengah menggodanya.

Mata Tzuyu terbuka sedikit. Ia bisa melihat dengan jelas wajah Sasha yang begitu dekat hingga ia bisa merasakan hembusan nafas Sasha. Yang sialan mempesona

Sasha terhenti sejenak. Menatap mata Tzuyu yang sayu. Kedua pandangan mereka bertaut dalam. Raut Sasha seolah memunculkan pertanyaan-- ini serius kan? Gue boleh cipok bibir lo tanpa drama paksaan?

Pikiran Sasha bimbang. Ingin memastikan kalau musuhnya itu tak melakukan penolakan seperti biasa atas hasrat yang kini tengah menggebu-gebu dalam dirinya.

Namun tak lama kemudian Sasha melihat pelupuk mata Tzuyu yang kembali terpejam. Seakan mengisyaratkan.. 'cipok gue sekarang atau nggak selamanya'

Sasha bersorak dalam diam.

Tanpa berlama-lama, Sasha langsung saja memiringkan sedikit kepalanya. Dan detik berikutnya bibir Sasha telah berlabuh di bibir Tzuyu. melumat bibir itu lembut dan mulai memasukkan lidahnya saat Tzuyu membuka bibirnya dengan suka rela.

Ciuman kali ini nampak berbeda.

Bukan hanya lembut. tapi juga sangat indah meledak-ledak. Karna kali ini Sasha bisa merasakan dengan jelas bagaimana Tzuyu membalas setiap pergerakan mulutnya yang lihai. Meskipun selebihnya Sashalah yang memegang kendali.

"Sadar Tzu sadar! Lo apa-apaan, brengsek?!" batin Tzuyu menjerit. Merutuki apa yang sedang ia lakukan sekarang.

Tangan Sasha yang berurat melingkari pinggang ramping Tzuyu seakan takut kalau tiba-tiba Tzuyu melarikan diri. Tangannya yang lain menahan belakang kepala Tzuyu agar tak bisa menjauh.

Ciuman Sasha yang lunak dan penuh perasaan membuat Tzuyu terlena. Ia seakan tak mau ciuman itu berhenti. Karna ciuman itu mengalirkan denyar- denyar rasa nikmat yang membuatnya seakan lupa diri

Sasha merasakan tangan Tzuyu makin erat memegang bagian area tubuhnya. Hingga tubuh mereka melekat tanpa jeda. Nafas Tzuyu yang terengah, membuat Sasha bisa dengan jelas merasakan dada gadis itu naik turun.

Damn!

Sasha tak bisa mengontrol nafsunya. Saat pautan bibir mereka terpisah, lumatan Sasha beralih ke leher jenjang Tzuyu. Mengeksplor area itu ganas dan tanpa jeda.

Demi apa! Sasha sangat menyukai leher Tzuyu. Aromanya begitu memabukkan. Sasha bisa gila karena dibuatnya kecanduan.

Tzuyu mencengkram kuat baju yang dikenakan Sasha. Meremasnya sebagai pelampiasan terhadap rasa asing yang tak seharusnya lewat ini. Cukup! Cukup sudah! Tzuyu mengeratkan rahangnya saat ciuman Sasha makin terasa tak terkendali. Dengan sisa kesadaran yang ada. Tzuyu mendorong pelan tubuh Sasha dari dirinya.

Sasha merasakan itu. Ia faham Tzuyu mulai enggan. perlahan ia pun melepas kecupannya. Sangat perlahan. seakan takut Tzuyu tersakiti.

Kemudian keduanya menempelkan kening satu sama lain. Menikmati sisa-sisa ciuman mereka yang masih jelas terasa.

Mengatur nafas bersama. sampai akhirnya apa yang dibisikkan mulut Sasha membuat Tzuyu tertegun. Menatap Sasha dengan sorot mata ketakutan. Bukan takut pada Sasha. tapi takut dengan perbuatannya sendiri yang telah membiarkan ciuman itu terjadi. Sasha balik menatap Tzuyu. Ia bisa melihat penyesalan tergambar jelas di mata gadis itu.

"tanggung jawab, Chou Tzuyu. Lo udah lancang buat gue sejatuhnya suka kedalam pesona lo" bisikkan Sasha kembali terngiang

Tzuyu menggelengkan kepalanya beberapa kali. Gadis itu mundur beberapa langkah. Detik berikutnya ia berlari keluar dari halte. Menembus rintik hujan yang masih senantiasa menghiasi.

---------

Di tempat lain, dihari yang berbeda.

Sana terus termenung di ruang kantornya. Ia memutuskan untuk memikirkan pekerjaan berharap semua fakta yang ia dapat hari ini bisa langsung hilang. sayangnya itu sebuah kemustahilannya.

Beberapa dokumen berserakan di mejanya. konsentrasinya terpecah dan dia malah gak bisa fokus untuk bekerja. Ia hanya menatap komputernya tanpa berniat bekerja. Terlihat beberapa botol alkohol sudah berserak di lantai. entah berapa banyak ia berusaha minum agar stresnya menghilang.

Tiba-tiba pintu ruangannya dibuka dan terlihat sekretarisnya disana.

"Ini formulir lengkap yang anda minta, nyonya"

Sana membuka cepat formulir didepannya dan meneliti dengan seksama "Jackson Wang" gumam Sana

Si sekretaris mengangguk "Jackson Wang, cucu pertama ahli waris perusahaan elit Wang group"

Perlahan Sana meremas formulir ditangannya, raut dingin terpampang jelas diwajahnya "beraninya dia mau nyerempet milik gue" gumam Sana lagi, kali ini lebih pelan.

"G-gimana nyonya?"

"Ambil alih semua saham di perusahaan itu, dan hancurkan apapun yang berhubungan dengan Wang group"

"Ummm, b-begini nyonya"

"Ada masalah?"

"Seseorang sudah ada yang mendahului rencana nyonya"

"Siapa?"

"Seseorang dari keluarga nyonya sendiri"

Calon Mama is Mine (Tzuyu twice)Where stories live. Discover now