dilarang nethink

1K 106 172
                                    

Tzuyu diam terpaku ditempatnya, tangannya masih setia memegang sendok berisi soto.

"Sayang" ulang Sana memanggil Tzuyu. Kali ini lebih pelan. Suaranya bergetar oleh emosi yang campur aduk

Tzuyu tersentak dan tersadar dari lamunannya. Dia memfokuskan pandang saat Sana mulai membuka masker juga kacamata yang bertengger di hidung mancungnya. Wajah cantik itu kini pucat, mata dan hidungnya merah, terlihat sendu. Bergegas Tzuyu meletakkan sendok ke mangkuk didepannya yang berada diatas meja. Saat dia ingin pergi, tangan Sana menahannya.

"Sayang, tunggu!" Cegah Sana dengan suara purau menahan tangis.

Tzuyu gak sanggup menatap wajah Sana yang ternyata masih mempengaruhi hatinya. Tanpa menoleh, ia berkata "mau apalagi, kak?!" Tzuyu menepis tangan Sana yang menahan pergelangan tangannya

"Aku mau kita bicara" pinta Sana lirih, bibirnya bergetar.

"Pergi, kak.. aku gak mau kita bertemu lagi. Berhenti cari-cari aku!" meski mendustai hati, namun Tzuyu harus bisa bersikap tegas.

Sana menggelengkan kepala cepat "aku gak mau!" tolaknya mentah-mentah. Mata Sana yang merah,  semakin memerah. Siap ingin menangis

Tanpa berucap apapun, Tzuyu pergi melangkahkan kakinya melewati Sana. Sana dengan cepat memutar badan dan memeluk erat tubuh Tzuyu dari belakang. "Jangan nyuruh aku pergi, Tzuyu.. pliss" Sana tertunduk lemah diantara bahu dan leher Tzuyu. menghirup aroma wangi itu rakus, menggigitnya pelan, dibarengi air mata yang perlahan mengalir deras "gada kamu, aku berantakan, sayang.."

"Aku kacau"

"Aku mau kita balik kayak dulu"

"Jangan tinggalin aku"

"Sayang.. pliss.."

"Kita udah janji mau sama-sama sampai akhir"

Sekuat tenaga, Tzuyu menahan tangisannya agar tidak pecah didepan Sana.

"Lepas kak! Jangan bertingkah seolah-olah kakak mencintai aku! semuanya udah terlalu jelas sekarang, sejak awal cuma aku yang diam-diam naruh harap lebih ke kakak, sementara kakak--" Tzuyu melipat bibirnya yang bergetar, tak kuasa lagi menahan air matanya "kakak cuma nganggep aku partner main. Gak lebih"

Sana terus menggeleng "Nggak sayang, semua yang kamu pikirin nggak bener" sanggahnya purau

Sana membalik tubuh Tzuyu agar menghadapnya. Menyeka air mata itu yang perlahan ngalir dengan ibu jari

"liat aku, liat kondisi aku. Aku nyaris mati semingguan ini karna gada kesempatan buat liat kamu, sentuh kamu, peluk kamu, aku-- aku kangen sayang. Aku kangen ngabisin waktu luang kita bersama-sama kayak dulu"

Meskipun sudah diseka, namun air mata Tzuyu terus saja mengalir seolah tak bisa dibendung. Sana dapat merasakan betapa sakitnya hati Tzuyu saat ini, karna Sana juga merasakannya. Sana bener-bener merutuki sikap bodohnya kala itu

"Kasih aku kesempatan sekali lagi, mau ya sayang?"

Dengan gerakan lembut Sana mengusap rahang Tzuyu yang tegas. Merasa tidak ada penolakan, Sana pun pelan-pelan menjatuhkan bibirnya pada bibir Tzuyu yang dingin dan gemetar. Selama beberapa detik, Tzuyu terlihat seperti akan menyerah pada ciuman itu. Dia menekan bibirnya dengan bibir Sana sebelum bayangan Sasha yang penuh kasih menghampiri benaknya lantas membuat Tzuyu mundur tersadar

Plakk!

Sana bahkan belum punya waktu untuk memberikan reaksi, namun tubuhnya sudah limbung kesamping dengan wajah yang terasa panas dan nyeri.

Tzuyu baru saja mendaratkan tamparan manis di pipinya

Tidak sengaja, demi apapun, Tzuyu begitu terkejut saat sadar Sana menciumnya, nyaris membawanya balik kejalan yang salah. Tangannya reflek ingin mendorong Sana menjauh namun justru tangan itu meleset kencang hingga mengenai pipi Sana.

Tzuyu membekap mulutnya ketika Sana yang meringis kesakitan, dia merasa bersalah sekarang. "K-kak maaf aku nggak sengaja, aku kaget, kak. Maafin aku maaf!"

Tzuyu berusaha merengkuh tubuh Sana agar tidak terjatuh. "Kak, aku-"

"Gapapa, sayang. Aku gapapa."

Sana merasakan darah segar mengalir dari hidungnya, begitu kental dan anyir. Dia mengusap cairan itu dan berusaha berdiri dengan benar meskipun matanya berkunang-kunang dan dunia terasa goyang.

"Kak, kamu mimisan.. maaf kak, aku beneran gak sengaja" suara Tzuyu benar-benar panik. Dia merogoh apa saja yang ada di sakunya, dan ditemukannya sapu tangan Sasha. Tidak ada pilihan, Tzuyu menggunakan sapu tangan itu untuk membersikan darah yang terus mengalir dari hidung Sana.

"Its okay, sayang. Ini gak sakit kok. Aku gapapa" senyum Sana melebar mencoba membuat Tzuyu tenang, seolah darah yang kini mengalir dari hidungnya adalah hal biasa.

Percayalah jika tamparan kecil dari tangan Tzuyu tidak akan membuat darah mengalir sebanyak itu.

Sana mimisan bukan karna tamparan Tzuyu

-------

Tante Sally
•Shaa, malam ini nginep dirumah tante yaa.. bisa?

Sasha
Bisa, tante•

Tante Sally
•Tzuyu udah bilang?

Sasha
Udah, tan•
Dan Sasha bersedia•

Tante Sally
•tante jadi gak enak repotin kamu
•tapi tante juga gak tega ninggalin Tzuyu sendirian dirumah

Sasha
Sasha seneng2 aja kok tan•
Gak merasa direpotin samasekali•

Tante Sally
•kalau begitu tante sangat berterimakasih
•jaga kalian berdua ya selama dirumah

Sasha
Siap tante.
Tante dan om juga jaga diri kalian•
Jangan khawatirin soal Tzuyu•
Tzuyu aman sama Sasha•


Sasha menyimpan ponselnya kedalam tas usai membalas pesan dari mama Tzuyu.

"Es krim vanilla satu" pesan Sasha ke penjual eskrim.

Selagi menunggu, Tzuyu memperhatikan Sasha yang kini sibuk mengelus-elus punggung tangannya, sesekali Sasha juga memainkan bulu-bulu halus ditangan Tzuyu.

Tidak lama, eskrim yang Sasha pesan sudah datang. Sasha segera membayar dan mengambil eskrim tersebut, baru kemudian ia menyerahkannya pada Tzuyu.

"Buat gue?" Tzuyu mengernyit, ia pikir Sasha membeli eskrim untuk dirinya sendiri

Sasha pun mengangguk "udah gue beliin eskrim. Jangan murung-murung lagi, gue gak suka liatnya"

"Ehh?" Tzuyu mengerjap, tidak menyangka Sasha akan sepeka itu. Padahal dirinya udah berusaha keras untuk terlihat biasa aja didepan Sasha setelah apa yang terjadi dengan Sana diruang perpus.

"Santai.. gue gak bakal nyuruh lo buat cerita"

Dengan senang hati Tzuyu menikmati eskrim yang Sasha beliin. Melihat senyuman manis yang ditampilkan oleh sang tunangan, Sasha segera menarik kembali tangan gadis itu membawanya ke parkiran. mereka harus segera pulang sebelum malam tiba

>>>>>

Sementara ditempat lain

Sana menatap kosong botol kecil berisi butiran pill KB dihadapannya (canda pil KB😭✌️) pil misterius maksudnya. Sana baru ingat, bahwa sudah semingguan ini ia tidak menyentuh obat itu. Seperti yang Sana bilang, dirinya terlalu amat kacau

Lalu disampingnya, ada sebuah kotak cincin yang tentu bukan sembarang cincin. sungguh luar biasa gourgos mengkilat. Cincin ajaib yang diam-diam memotivasinya untuk terus berumur panjang. cincin ajaib yang terdapat begitu banyak mimpi indah didalamnya. Ya, sebuah mimpi-- yang untuk sementara waktu terpaksa dikuburnya dalam-dalam. Garis bawahi; sementara waktu

Sana tersenyum getir..

Siapa sangka, dibalik segala pencapaian seorang kim Sana yang sempurna. Hidupnya harus dikendalikan oleh kedua benda tersebut.

Dan ia melakukannya demi ingin terus bersama satu orang. Selamanya..

Calon Mama is Mine (Tzuyu twice)Where stories live. Discover now